Produksi dan Komersialisasi Tempe Jagung Homini Sebagai Produk Unggulan PP. Al Ishlah Jenggawah Jember

Penulis

  • Yossi Wibisono Politeknik Negeri Jember
  • Agus Santoso Politeknik Negeri Jember
  • Syaiful Bachri Politeknik Negeri Jember

Kata Kunci:

tempe jagung, homini, Whey Tahu, L. plantarum

Abstrak

Pandemi Covid-19 telah menggerus roda perekonomian termasuk sektor pangan, diantaranya pengrajin tempe. Kenaikan kedelai impor menjadi Rp. 12. 750,- per kg serta kelangkaan bahan baku di Pasar Tanjung Kabupaten jember, menyebabkan sekitar 26 pengrajin tempe di daerah Jember, gulung tikar. Hal ini disebabkan kenaikan bahan baku tidak dapat  diimbangi dengan kenaikan harga jual, mengingat daya beli masyarakat juga turun sehingga pengrajin tempe tidak mampu melayani, padahal disisi lain  masyarakat ekonomi menengah kebawah sangat memerlukan asupan gizi tinggi utamanya dalam menghadapi pandemi yang mengandalkan menu tempe.  Salah satu upaya pemecahan masalah adalah dengan substitusi jagung (Jenggawah adalah sentra jagung Jawa Timur), namun proses fermentasi dengan metode tradisional menyebabkan tempe mudah busuk. Di satu sisi, diketahui terjadi adanya pencemaran limbah dari kelompok pengusaha tahu. Mitra dari pengusaha tahu juga telah mengakui  bahwa hasil whey tahu hanya  dibuang di pekarangan dan sungai seringkali menimbulkan konflik horizontal dengan tetangga, terutama di musim kemarau. Wibisono, Ketua Pelaksana dari Polije, berdasarkan hasil riset disertasi telah menemukan prosedur pembuatan tempe modern menggunakan tambahan bakteri L. plantarum (diusulkan dengan nomer paten P00200800448) untuk memperpanjang masa usia tempe dari 1 menjadi 3 hari, meningkatkan nilai gizi (optimalisasi genistein) serta dapat mengoptimalisasi proses fermentasi meskipun dengan bahan baku non kedelai (menggunakan jagung) dan prosesnya menggunakan limbah whey tahu (Green Technology). Hasil pelaksanaan menggunakan metode pembuatan tempe modern, terjadi peningkatan keuntungan produksi 85% dibandingkan dengan menggunakan tempe dari kedelai import. Formulasi tempe homini jagung yang disukai oleh masyarakat adalah 75% jagung dan 25% kedelai. Adapun total tambahan tenaga kerja sebanyak 5 orang, diiringi tambahan keuntungan mitra dari hasil keuntungan penjualan ragi. Hasil pelaksanaan kegiatan juga telah mengatasi masalah limbah dengan pemanfaatan rata – rata 25 liter limbah whey per hari

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

CNBC. 2022. Kedelai Bikin Pusing Pengrajin, Harga Tahu Tempe Siap Naik. Diakses dari www.cnbcindonesia.com tanggal 22 Januari 2022.

Anonim. 2019. Kabupaten Jember dalam Angka. BPS jember

Wibisono, Y., S.B. Widjanarko, H. Purnomo dan Aulani’am. 2012. Optimalisasi Genistein untuk Penolakan Tepung Kedelai Edamame Menggunakan Bakteri sebagai Penghasil Beta Glukosidase. J. Biological Researches. 7A (2012).

Diterbitkan

2022-11-21

Cara Mengutip

Wibisono, Y. ., Santoso, A. ., & Bachri, S. . (2022). Produksi dan Komersialisasi Tempe Jagung Homini Sebagai Produk Unggulan PP. Al Ishlah Jenggawah Jember . NaCosVi : Polije Proceedings Series, 5(1), 181–189. Diambil dari https://proceedings.polije.ac.id/index.php/ppm/article/view/392

Artikel Serupa

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.