Produksi dan Komersialisasi Beras Tiruan (Betis) Polije Sebagai Produk Unggulan Berbahan Baku Lokal

Abstract

Kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras menjadi kendala usaha diversifikasi pangan pokok dalam rangka peningkatan ketahanan pangan nasional dan bahkan dilakukan import beras yang menggerus devisa negara. Disisi lain, beras mempunyai efek negatif bagi kesehatan karena memiliki nilai indeks glikemik tinggi dan beberapa kajian riset telah menghubungkan antara beras dengan bertambahnya penderita Diabetes Mellitus (DM). Salah satu solusi adalah mengganti beras dengan beras tiruan dengan berbahan baku non padi. Salah satu solusi adalah mengganti beras dengan beras tiruan dengan berbahan baku non padi. Tim Pelaksana Polije telah meriset ulir tunggal dan desain alat untuk pengembangan beras tiruan dan telah mengembangkan bakteri untuk fermentasi mocaf (dari hasil disertasi).

Beras tiruan (betis) Polije yang dibuat dengan 70% jagung dan 30% mocaf dan ditambah dengan bahan lainnya dapat dikembangkan secara komersial dan kompetitif dengan nilai R/C 1,31. Karakteristik beras tiruan Polije adalah memiliki IG 51,2 dan nilai L 81,11, a+3,21 dan b+26,03; memiliki kandungan protein 11,02 serta nilai pengembangan sebesar 155% dan amilosa 27,2% dan kadar air 11%.

Betis Polije akan dikembangkan dalam skala komersial oleh Tefa Bakery and Coffeee untuk dapat masuk ke pasar premium secara luas baik global dan nasional melengkapi produk unggulan inovatif lainnya guna memenuhi pencapaian target PNBP di tahun 2023 sebesar 4,6 M, sebagai salah satu fungsi profit oriented dari tefa, disamping fungsi benefit oriented disisi akademik.