Penambahan kandungan rafinosa pada bahan eksten- der tris kuning telur itik terhadap performa semen beku kerbau
DOI:
https://doi.org/10.25047/animpro.2021.8Keywords:
Kerbau, Rafinosa, Semen beku, Tris kuning telur itikAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kandungan rafinosa pada bahan ekstender tris kuning telur itik terhadap performa semen beku kerbau. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 kali penampungan sebagai kelompok. Kandungan rafinosa diberikan dengan berbagai konsentrasi yaitu perlakuan kontrol (KR 0), 1% (KR 1), 1,5% (KR 1,5) dan 2% (KR 2) rafinosa. Variabel yang di amati meliputi motilitas, viabilitas, abnormalitas dan membran plasma utuh (MPU). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata motilitas semen pada perlakuan KR 0 adalah 20,00±0,00%, KR 1 sebesar 17,50±5,00%, KR 1,5 sebesar 15,00±5,77%, dan KR 2 sebesar 17,50±5,00%; rata-rata viabilitas untuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 25,10±1,65%, 25,50±2,27%, 22,90±2,02%, dan 24,40±1,70%. Rata-rata persentase abnormalitas untuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 16,0±1,47%, 16,10±1,80%, 17,10±2,66%, dan 17,30±1,32%, sedangkan rata-rata persentase membran plasma utuh untuk perlakuan KR 0, KR 1, KR 1,5 dan KR 2 masing-masing adalah 24,30±0,87%, 24,60±0,75%, 22,60±1,38%, dan 23,60±1,80%. Dapat disimpulkan bahwa penambahan kandungan rafinosa pada pengencer tris kuning telur itik tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap motilitas, viabilitas, abnormalitas dan membran plasma utuh spermatozoa kerbau.
Downloads
References
Aboagla, E. M. E. and T. Terada. (2004). Effects of egg yolk during the freezing step of cryopreservation on the viability of goat spermatozoa. Theriogenology. 62(6):1160-1172.
Afriani, T.; James, H.; Purwanti, E.; Ferdinal, R.; Arif, R.; Jaswandi and Mangku, M. (2018). Reproductive Technology in Buffalo. Andalas University Press, Padang. pp.8-16.
Afriantini, R. I., T. L. Yusuf dan N. Graha. (2005). Recover rate dan longivitas pasca thawing semen beku sapi FH menggunakan berbagai bahan pengencer. Bulletin peternakan. 29(2) :53-61.
Arifiantini, B. Purwantara, T. L Yusuf dan D. Sajuthi. (2009). Peranan Fruktosa, Raftnosa, dan Trehalosa pada Kriopreservasi Semen Kuda. Media Peternakan. 32(3):23-35.
Arifiantini, R. I, and B. Purwantara. 2010. Motility and viability of Fresian Holstein spermatozoa in three different extenders stored at 5°C. Jurnal Indonesian Trop Anim Agric. 35(4): 222-226.
Akeel, A.M., H. Wahid, Y. Rosnina, Y.M. Goh, M. Ebrahimi, and F.M. Nadia. (2012). Effect of antioxidants on post thaw microscopic, oxidative stress parameter and fertility of Boer goat spermatozoa in tris egg yolk glycerol extender. Anim. Reprod. Sci. 136: 55–60.
Alghamdia, S.A., J. Bethany, Funnellb, L. Scott-Birdb, G. Cliff Lambc, K. Aaron Rendahld, Patrick, C. Taubee, Douglas, and N. Foster. (2010). Comparative studies on bull and stallion seminal DNase activity and interaction with semen extender and spermatozoa. Anim. Reprod. Sci. 121: 249–258.
Bearden, H.J., J.W. Fuquy, and S.T. Willard. (2004). Applied animal reproduction. 6th ed. New Jersey, Prentice Hall, Upper Sadlle River. pp. 44–207.
Deichsela, K., N. Schrammelb, J. Auricha, and C. Aurich. (2016). Effects of a long day light programme on the motility and membrane integrity of cooled- stored and cyropreserved semen in Shetland pony stallions. Anim. Reprod. Sci. 167: 68–73.
Fernandez, S. M. R., F. Martínez-Pastor, V. García-Macías, M. C. Esteso, A. J. Soler, P. de Paz, L. Anel and J. J. Garde. (2007). Extender osmolality and sugar supplementation exert a complex effect on the cryopreservation of Iberian red deer (Cervus elaphus hispanicus) epididymal spermatozoa. Theriogenology. 67(4): 738-753.
Hafez, E.S.E. (2008). Preservation and cryopreservation of gamet and embryos in reproduction farm animal. Hafez ESE, and B. Hafez (eds) 7th Ed. Lippincott Williams & Wilkins. Marryland, USA. pp. 82–95.
Ihsan, M.N. (2011). Ilmu Reproduksi Ternak Dasar. Universitas Brawaijaya Press (UB Press). Hal. 139–171.
Ismaya. (2014). Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan Kerbau. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal. 60–85.
Kusumawati, E. D., A. T. N. Krisnaningsih, dan R. R. Romadhon. (2016). Kualitas spermatozoa semen beku sapi Semental dengan suhu dan lama thawing yang berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 26(3): 38-41.
Mughal, D. H., A. Ijaz, M. S. Yousaf, F. Wadood, and U. Farooq. (2017). Cryopreservation of buffalo (Bubalus bubalis) semen-limitations and protections. Buffalo Bulletin. 36:1-14.
Munzir, I.I, Sri, S, dan Madi, H. (2016). Pengaruh Penambahan Dosis Rafinosa Dalam Pengencer Susu Skim Terhadap Motilitas, Persentase Hidup Dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Ongole. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(4): 284- 291.
Rizal, M., B. Herdis., S. Arief., A. Achmad dan Yulnawati. (2006). Peranan beberapa jenis gula dalam meningkatkan kualitas semen beku domba Garut. JITV. 11: 123-130.
Sukmawati, E., R.I. Arifiantini dan B. Purwantara. (2014). Daya tahan spermatozoa terhadap proses pembekuan pada berbagai jenis sapi pejantan unggul. IPB. Bogor.
Swelum, A.A., H.A. Mansour, A.A. Elsayed, and H.A. Amer. (2011). Comparing ethylene glycol with glycerol for cryopreservation of buffalo bull semen in egg-yolk containing extenders. Theriogenology. 76: 833–842.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Tinda Afriyani, Rovina Satriyen, Jaswandi, Elly Roza, Adisti Rastosari, Anna Farhana

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.