Respon Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) Dalam Sistem Tumpangsari dengan Beberapa Jenis Tanaman Semusim

Penulis

  • Saraswati Prabawardani Universitas Papua
  • Leonora Puadi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Propinsi Papua Barat
  • Alce Ilona Noya Universitas Papua
  • Sutiharni Universitas Papua
  • Siska Syaranamual Universitas Papua

DOI:

https://doi.org/10.25047/agropross.2021.214

Kata Kunci:

jagung, monokultur, tanaman semusim, tumpangsari, Zea mays

Abstrak

Dalam upaya meningkatkan produktifitas, tanaman jagung sangat berpotensi untuk dikembangkan dalam pola tanam tumpangsari. Selain untuk meningkatkan produksi, pola tumpangsari dipertimbangkan sebagai metode budidaya yang ramah lingkungan dan umum dipraktekkan oleh masyarakat petani di Papua. Pengujian tumpangsari jagung dengan tanaman sela dari beberapa jenis tanaman semusim lainnya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon pertumbuhan dan hasil jagung yang ditumpangsari dengan jenis-jenis tanaman semusim lainnya. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan dan Laboratorium Agroklimat Fakultas Pertanian Universitas Papua pada tahun 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari kombinasi tumpangsari jagung dengan beberapa jenis tanaman lainnya, yaitu : Monokultur jagung (kontrol), tumpangsai jagung+bayam, jagung+keladi, jagung+buncis, jagung+ubijalar, jagung+kacang tanah, jagung+bawang merah, dan jagung+kangkung. Variabel pengamatan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat brangkasan tanaman, panjang, diameter dan berat tongkol. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dengan taraf kepercayaan 95 %, dan apabila hasilnya berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) α = 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistim budidaya tunggal jagung menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang tertinggi, namun pada komponen hasil menunjukkan rata-rata bobot tongkol per tanaman terendah. Pada komponen hasil (rata-rata panjang tongkol, diameter tongkol dan berat tongkol per tanaman) menunjukkan tumpangsari jagung+kangkung menghasilkan berat tongkol jagung per tanaman tertinggi, diikuti oleh jagung+ubijalar, jagung+bayam dan jagung+bawang merah dan jagung+kacang tanah, walaupun secara statistic tidak berbeda nyata.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Saraswati Prabawardani, Universitas Papua

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Referensi

BPS Papua Barat. 2015. Papua Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat.

Coolman, R.M., & Hoyt, G.D. (1993). Increasing Sustainability by Intercropping. Hort. Technology, 3(3), 309-312.

Dahmardeh, M., Ghanbari A., Syasar, B., & Ramroudi, M. (2009). Effect of Intercropping Maize (Zea mays L.) with Cowpea (Vigna unguiculata L.) on Green Forage Yield and Quality Evaluation. Asian Journal of Plant Science, 8, 235-239. DOI: 10.3923/ajps.2009.235.239

Ekayujaya. (2019). Turiman, Efisiensi dan Solusi Angkat Produktifitas Lahan. BPTP. Kaltim. Badan Litbang Pertanian-Kementerian Pertanian-Republik Indonesia. http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=1122&Itemid=5 Diakses pada tanggal 2 Juni 2021.

Herlina. (2011). Kajian Variasi Jarak Tanam dan Waktu Tanam Jagung Manis Dalam Sistem Tumpangsari Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) dan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Andalas. Program Pasca Sarjana Universitas Andalas. Padang. https://www.academia.edu/6446736 Diakses 3 Januari 2021.

Kementerian Pertanian RI. 2016. Produksi jagung Indonesia 2016 diperkirakan tertinggi di Asia Tenggara. https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=1591 Diakses pada tanggal 1 Juni 2021.

Khalil, M. (2000). Penentuan Waktu Tanam Kacang Tanah dan Dosis Pupuk Posfat Terhadap Pertumbuhan, Hasil Kacang Tanah dan Jagung Dalam Sistem Tumpang Sari. Agrista. 4(3), 259-265.

Kusumasiwi, A.W.P. (2011). Pengaruh Warna Plastik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Terung (Solanum melongena L.) Tumpangsari dengan Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada.

Mayadewi, N.N.A. (2007). Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman Jagung Manis. J. Agritrop, 26(4), 153-159.

Myrna, N.E.F. (2006). Hasil Tanaman Jagung Pada Berbagai Dosis dan Cara Pemupukan N Pada Lahan Dengan Sistem Olah Tanah Minimum. J. Agronomi, 9 (1).

Novizan. (2002). Penunjuk Pemupukan Efektif. Jakarta. Agromedia.

Passioura, J.B. (2002). Environmental Biology and Crop Improvement. Func. Plant Biology, 29, 537-546

Prasetyo, E.I., Sukardjo, & Pujiwati, H. (2009). Produktifitas Lahan dan NKL Pada Tumpangsari Jarak Pagar Dengan Tanaman Pangan. Jurnal Akta Agrosia, 12(1), 51–55.

Putra, J.P.H., Wicaksono, K.P., & Herlina, N. (2017). Studi Sistem Tumpangsari Jagung (Zea mays L.) dan Bawang Prei (Allium porrum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 5(5), 748-755.

Rosmarkam, A. & Yuwono, N.W. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta. Kanisius.

Samosir, O.M., Marpaung, R.G., & Laia, T. (2019). Respon Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) Terhadap Pemberian Unsur Mikro. Jurnal Agrotekda, 3(2), 74-83.

Santia, T. 2021. Daftar 10 Propinsi Penghasil Jagung Terbesar Indonesia, Mana Saja?. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4449535/daftar-10-provinsi-penghasil-jagung-terbesar-indonesia-mana-saja Diakses 1 Juni 2021.

Sullivan, P. (2003). Intercropping Principles and Production Practices: Agronomy System Guide. http://attra.ncat.org/attra-pub/PDF/intercrop.pdf Diakses tanggal 5 Mei 2020.

Sulistyaningsih, E., Kurniasih, B., & Kurniasih, E. (2005). Pertumbuhan dan Hasil Caisin Pada Berbagai Warna Sungkup Plastik. Jurnal Ilmu Pertanian, 12(1): 65-76.

Surtinah, Susi, N., & Lestari, S.U. (2016). Optimasi Lahan dengan Sistem Tumpang Sari Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) dan Kangkung Sutra (Ipomea reptans) di Pekanbaru. Jurnal Ilmiah Pertanian, 12(2), 61-71.

Suryotomo, B., Fauzan, A., & Nuryani, T. (2015). Aplikasi Berbagai Macam Legin dan Saat Defoliasi Pada Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.). Prosiding Seminar Nasional Pangan, Energi, dan Lingkungan 2015. Kontribusi Bidang Pangan, Energi, dan Lingkungan di Indonesia dalam Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Sutedjo, M.M. (1999). Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta. Rineka Cipta.

Vandermeer, J. (1989). The Ecology on Intercropping. Cambridge University. Press. New York.

Warman, GR., & Kristiana, R. (2018). Mengkaji Sistem Tanam Tumpangsari Tanaman Semusim. Proceeding Biology Education Conference. 15(1),791-794.

Warsana. (2009). Introduksi Teknologi Tumpang Sari Jagung dan Kacang tanah. BPTP Jawa Tengah.

Yuwariah, Y., Ruswandi, D., & Irwan A.W. (2017). Pengaruh Pola Tanam Tumpangsari Jagung dan Kedelai Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Evaluasi Tumpangsari di Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal Kultivasi, 16(3), 514-521.

Zulkarnain. (2005). Pertumbuhan dan Hasil Selada Pada Berbagai Kerapatan Jagung Dalam Pola Tumpangsari. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 1(2), 94-101.

Diterbitkan

2021-07-22

Cara Mengutip

Prabawardani, S., Puadi, L., Noya, A. I., Sutiharni, & Syaranamual, S. (2021). Respon Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) Dalam Sistem Tumpangsari dengan Beberapa Jenis Tanaman Semusim. Agropross : National Conference Proceedings of Agriculture, 5, 121–132. https://doi.org/10.25047/agropross.2021.214

Artikel Serupa

<< < 13 14 15 16 17 18 19 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.