Karakter Morfologi Perakaran Beberapa Semaian Klon Kakao Asal Biji
DOI:
https://doi.org/10.25047/agropross.2017.9Kata Kunci:
Akar, Biji, Theobroma cacao L.Abstrak
Kakao merupakan komoditas yang memiliki nillai penting bagi sektor perekonomian indonesia. Saat ini, tanaman kakao diperbanyak melalui biji dan sambung pucuk. Salah satu pertimbangan penggunaan biji adalah dengan melihat karakter perakaran tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji karakter morfologi akar beberapa semaian klon kakao asal biji. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Kaliwining, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia pada bulan Juli – Agustus 2017. Penelitian dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan faktor utamanya adalah jenis klon (Scavina 6, KKM 22, Sulawesi 1, Sulawesi 2, TSH 858, ICS 60, dan KEE 2). Panjang akar tunggang semaian klon TSH 858, Scavina 6, Sulawesi 1, dan KEE 2 menunjukkan angka tertinggi, sedangkan luas penampang akar tunggang sama antar klon. Sedangkan akar lateral dan total akar (lateral+primer) terpanjang ditunjukkan oleh Sulawesi 1, Sulawesi 2, Scavina 6 dan ICS 60. Sebaran akar yang melebar ditunjukkan dengan nilai dimensi fraktal tertinggi yakni TSH 858, Sulawesi 1, Scavina 6, dan ICS 60. Bobot biomasa terbesar ditunjukkan oleh Scavina 6, TSH 858, Sulawesi 1, KEE 2, dan ICS 60.
Unduhan
Referensi
Dirjenbun. 2014. Produksi, Luas Areal, dan Produktivitas Perkebunan di Indonesia. Direktorat jendral Perkebunan. Jakarta.
Famuwagun, I. B. & S. O. Agele. 2010. Effects of Sowing Methods and Plant Population Densities on Root Development of Cacao (Theobroma cacao L.) Seedlings in Nursery. International Journal of Agricultural Research 5 (7) : 445 - 452.
Kalliokoski, T., Sievänen, R., Nygren, P. 2010. Tree roots as self-similar branching structures: axis differentiation and segment tapering in coarse roots of three boreal forest tree species. Trees 24:219-236.
Leuschner C, Wiens M, Harteveld M, Hertel D, Tjitrosemito S.2006. Patterns of fineroot mass and distribution along a disturbance gradient in tropical montane forest, Central Sulawesi. Pl Soil 283: 163-174
Mohamed, A., Y. Monnier, Z. Mao, G. Lobet, J. Maeght, M. Ramel & A. Stokes. 2017. An evaluation of inexpensive methods for root image acquisition when using rhizotrons. Plant Methods 13 (1) : 225 - 261.
Prihastanti, E., S. Tjitrosemito, D. Sopandi, & I. Qoyim. 2015. Pertumbuhan fineroot kakao (Theobroma cacao) pada cekaman kekeringan selama 13 bulan di kawasan agroforestri dengan pohon pelindung utama gamal (Gliricidia sepium). In Prosiding Seminar Nasional Masyarakan Biodiversitas Indonesia 1 : 1683 - 1688.
Santos, E. A., A. F. Almeida, D. Ahnert, C. S. B. Bramco, R. R. Valle, & V. C. Baligar. 2016. Diallel Analysis and Growth Parameters as Selection Tools for Drought Tolerance in Young Theobroma cacao Plants. PloS ONE 11 (8) : 1 - 22.
Zuidema PA, Leffelaar PA, Gerritsma W, Mommer L, Anten NPR. 2005. A physiological production model for cocoa (Theobroma cacao): model presentation, validation and application. Agricultural System 84: 195- 225.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2017 Fakhrusy Zakariyya

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta (Copyright) artikel yang dipublikasikan di Agropross : National Conference Proceedings of Agriculture dipegang oleh penulis (Copyright by Authors) di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC-BY). Sehingga penulis tidak memerlukan perjanjian pengalihan hak cipta yang harus diserahkan kepada redaksi.