Pemanfaatan Limbah Penyulingan Serai Wangi Terfermentasi Sebagai Serat Pakan Komplet Sapi Potong Di Kelompok Peternak “Pokmas Harapan” Desa Kemuning Lor, Jember
Kata Kunci:
Fermentasi, kesejahteraan peternak Desa Kemuning Lor, pakan komplet, ,sapi potong, serai wangiAbstrak
Sapi potong merupakan ternak yang umum dipelihara masyarakat pedesaan karena bagi mereka beternak sapi merupakan sumber penghasilan tambahan disamping usaha utamanya yaitu bertani. Pemeliharaan sapi yang dilakukan petani umumnya kurang mendapatkan perhatian utama, hal ini tercermin dari cara petani memberi pakan pada sapi hanya mengandalkan rumput atau jerami padi yang diambil ketika pergi berkebun atau setelah mengerjakan kegiatan bertani. Pemberian pakan sapi dengan hanya sejenis bahan tersebut dimungkinkan akan menyebabkan kekurangan asupan nutrisi bagi sapi. Pakan yang baik untuk sapi yaitu pakan yang dapat memenuhi kebutuhan semua unsur nutrisi yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi. Semua unsur nutrisi tersebut tersusun dalam komposisi dengan proposi seimbang, oleh karena itu pemberian pakan sapi tidak cukup diberi hijauan saja tetapi perlu dilengkapi dengan pemberian konsentrat sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Pakan komplet dewasa ini merupakan bentuk penyajian pakan untuk sapi dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisinya. Penyediaan pakan komplet (complete feed) dapat menggunakan bahan baku yang tersedia disekitar (lokal) dengan memanfaatkan limbah pertanian atau indutrisi pengolahan hasil pertanian seperti limbah serei wangi dari proses penyulingan minyak atsiri, dedak padi dan molases melalui teknologi pengolahan pakan ternak secara biologis yaitu dengan ferementasi misalnya menggunakan mikroorganisme lokal (MOL) yang lebih dikenal dengan silase. Pemeliharaan seadanya terutama dalam penyediaan pakan untuk diberikan pada sapi berdampak pada rendahnya produktivitas, sehingga beternak sapi yang dilakukan petani belum memberikan manfaat maksimal dalam meningkatkan kesejahteraannya, oleh karena itu, adopsi teknologi pengolahan dan penyusunan pakan dalam bentuk pengabdian masyarakat perlu dilakukan pada petani peternak. Metode yang digunakan adalah pendampingan, diskusi, dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam melakuakan fermentasi limbah serei wangi. Hasil yang didapat peternak sudah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat fermentasi limbah penyulingan serei wangi secara mandiri, sehingga peternak merasa terbantu karena peternak sudah tidak perlu bersusah payah lagi dalam dalam mencari sumber bahan pakan, terutama pada musim kemarau, karena sudah ada sumber bahan pakan fermentasi limbah penyulingan serei wangi yang sangat melimpah.
Unduhan
Referensi
Sodiq, A., Suwarno, F.R. Fauziyah, Y.N. Wakhidati dan P. Yuwono. 2017. Sistem produksi peternakan sapi potong di pedesaan dan strategi pengembangannya. Agripet, 17 (1): 60-66.
Suryadi U. 2003. Karakteristik karkas dan daging sapi brahman cross hasil penggemukan pada berbagai bobot potong. Buletin Peternakan, 27 (2): 46-54.
Suryadi, U. 2006. Pengaruh bobot potong terhadap kualitas dan hasil karkas sapi brahman cross. J. Indon. Trop. Anim. Agric., 31 (1): 21-27.
Fauzyah, A., P. Panjono, A. Agus, I.G.S. Budisatria dan B.S. Widyobroto. 2017. The effect of rumen undegradable protein level of concentrate with rice straw as basal diet on growth performance of Sumba ongole beef cattle. Buletin Peternakan, 41 (2): 142-149.
Devendra, C. 2007. Perspectives on animal production systems in Asia. Livestock Science, 106: 1-18.
Sari, A.F., W. Manguwardoyo, I. Sugoro. 2017. Degradasi ampas dan serai wangi segar (Cymbopogon nardus L) dengan metode in sacco pada kerbau fistula. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. DOI: http://dx.doi.org/10.14334/Pros.Semnas.TPV-2017-p.118-124.
Sukamto dan M. Djazuli. 2011. Limbah serai wangi potensial sebagai pakan ternak. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 33 (6): 10-12. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor.
Usmiati, S., N. Nurdjannah, dan S. Yuliani. 2005. Limbah penyulingan sereh wangi dan nilam sebagai insektisida pengusir lalat rumah (Musca domestica). J. Tek. Ind. Pert., 15 (1): 10-16.
Ortiz, S. 1987. Anaerobic conversion of pretreated lignocellulosic residues to biomass conversion technology. Principies and practice ISBN 033174-2 : 67-71
Steinkraus, K.H. 2002. Fermentations in world food processing. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety, 1: 23-32.
Prasetyo, A.F., U. Suryadi. 2017. Pemanfaatan mikro organisme lokal sebagai starter pembuatan pupuk organik limbah ternak domba. J. Pengabdian Masyarakat Peternakan, 2 (2): 76-83.
Suryadi, U., A.F. Prasetyo, K. Erna, E.E. Septy, A. Fuad, F.F. Galih. 2018. Pemberian probiotik berbasis mikroorganisme lokal (MOL) terhadap kualitas karkas broiler J. Ilmiah Inovasi, 18 (2): 99-103.
Suryadi, U., and A.F. Prasetyo. 2018. Probiotics based on Local Microorganism as a subtitute of Antibiotic Growth Promotor (AGP) on broiler productivity. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Volume 207, 1st International Conference on Food and Agriculture 2018, 20–21 October 2018, Bali, Indonesia.
Suryadi, U., Y.R. Nugraheni, A.F. Prasetyo and A. Awaludin. 2019. Evaluation of effects of a novel probiotic feed supplement on the quality of broiler meat. Veterinary World, 12 (11): 1775-1778.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.S. M. Metev & V. P. Veiko, Laser Assisted Microtechnology, 2nd ed., R. M. Osgood, Jr., Ed. Berlin, Germany: Springer-Verlag, 1998.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2020 Shokhirul Imam, Ujang Suryadi, Rosa Tri Hertamawati

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.