Karakterisasi Fisiologis 15 Aksesi Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) pada Fase Awal Vegetatif

Penulis

  • Desty Dwi Sulistyowati Universitas Sebelas Maret
  • R. M. Yani Abikresna J Universitas Sebelas Maret
  • Wahyu Widiyono Universitas Sebelas Maret
  • Solichatun Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.25047/agropross.2021.209

Kata Kunci:

fase pertumbuhan, fase vegetatif, karakter, fisiologis sorgum

Abstrak

Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman serealia yang potensial untuk dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan kering di Indonesia. Pengetahuan tentang karakterisasi fisiologis pada fase awal pertumbuhan pertumbuhan tanaman sangat penting, terkait dengan pemenuhan air dan hara untuk aktivitas fisiologis dan efisiensi pemanfaatan air pada tanaman sorgum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan 15 aksesi sorgum, khususnya pada fase vegetatif pertumbuhan awal sebagai dasar pengetahuan pada fase pertumuhan dan perkembangan berikutnya. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong dengan 15 aksesi sorgum yang ditanam Januari hingga Februari 2019. Penanganan hasil panen di Laboratorium Fisiologi Stres dan Konservasi Benih Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI. Analisis kuantitatif, dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan 15 nomor aksesi sorgum dan 3 kali ulangan. Analisis data dilakukan dengan menyajikan perbandingan rata-rata hasil perolehan data ke dalam bentuk tabel dan histogram, terdiri dari pengamatan hasil pengamatan dan pengukuran. Dari keseluruhan data pertumbuhan meliputi data tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil,dan potensial daun dari 15 aksesi sorgum selama 3 MST, dapat dibandingkan keseluruhan data yang diperoleh. Dapat disimpulkan dari beberapa data pengukuran, aksesi yang dinilai kurang baik adalah aksesi Kawali dengan nilai yang selalu terendah dari seluruh aksesi pada semua parameter pengukuran. Sedangkan aksesi yang dapat dinilai cukup baik adalah Buleleng Empok (berdasarkan data tinggi tanaman dan jumlah daun), Suri 4 (berdasarkan data tinggi tanaman, jumlah daun dan potensial air daun), dan Jagung Rote (berdasarkan data tinggi tanaman, jumlah daun, dan kadar klorofil daun).

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Desty Dwi Sulistyowati, Universitas Sebelas Maret

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Program Studi Biologi, Fakultas MIPA

R. M. Yani Abikresna J, Universitas Sebelas Maret

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Program Studi Biologi, Fakultas MIPA

Wahyu Widiyono, Universitas Sebelas Maret

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Program Studi Biologi, Fakultas MIPA

Solichatun, Universitas Sebelas Maret

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Program Studi Biologi, Fakultas MIPA,

Referensi

Abdillah, D., Siswoyo, T. A., Soedradjad, R. (2015). Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Kandungan Fenolik dan Antioksidan Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) pada Fase Awal Vegetatif. Berkala Ilmiah Pertanian 1(1): xx-xx

Ai, N.S., dan Banyo, Y. (2011). Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains 11(2): 166-173

Andi, A. (2012). Hijau Klorofil: Pewarna Alami untuk Pangan. 58-69. SEAFAST Center.

Anggarini, M., Tohari, dan D. Kastono. (2013). Pengaruh Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sorgum Manis (Sorghum bicolor L. Moench) pada Tunggul Pertama dan Kedua. Vegetalika 2(1).

Haryanti R. A., Tohari, dan S. N. H. Utami. (2014). Pengaruh Takaran Pupuk Nitrogen dan Silika terhadap Pertumbuhan Awal (Saccharum officinarum L.) pada Inceptisol. Vegetalika 3(2): 35 – 44.

Hamim, D. Sopandie, dan M. Jusuf. (1996). Beberapa Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Kedelai Toleran dan Peka Terhadap Cekaman Kekeringan. Bogor.

Hidayati, N., R. L. Hendrati, A. Triani, dan Sudjino. (2017). Pengaruh Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Nyamplung (Callophylum inophyllum L.) dan Johar (Cassia florida Vahl.) dari Provenan yang Berbeda. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 11(2): 99-111.

Ju, C. dan J. Zhang. (1999). Effect of Water Stress on Photosystem II Photochemistry and Its Thermostability in Wheat Plants. Journal of Experimental Botany 50(336): 1196-1206.

Li, R., P. Guo, M. Baum, S. Grando, S. Ceccarelli. (2006). Evaluation Of Chlorophyll Content and Fluorescence Parameters As Indicators Of Drought Tolerance In Barley. Agricultural Sciences in China 5 (10): 751-757.

Naiola, B. P. (2000). Potensial Air pada Turgor Loss Point Tumbuhan Hutan Gambut dalam Kondisi Stres Genangan Dikawasan Sungai Sebangau, Kalimantan Tengah. Berita Biologi 5(3): 341-348.

Rifa’i, H., S. Ashari, dan Damanhuri. (2015). Keragaman 36 Aksesi Sorgum (Sorghum bicolor L.). Jurnal Produksi Tanaman 3(4): 330-337

Salisbury, F.B. and C.W. Ross. (1992). Plant Physiology. 4rd Ed. California: Wadsworth Publishing Company.

Solikin. 2013. Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Stachytarpheta jamaicensis (L) Vahl. Seminar Nasional Biologi X. FKIP, UNS Surakarta.

Subekti, N. A., Syafruddin, R. Efendi, dan S. Sunarti. 2011. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 1-11.

Tabri, F., dan Zubachtirodin. 2016. Budi Daya Tanaman Sorgum. Sorgum: Teknik Produksi dan Pengembangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia 1:13.

Diterbitkan

2021-07-22

Cara Mengutip

Sulistyowati, D. D., Abikresna J, R. M. Y., Widiyono, W., & Solichatun. (2021). Karakterisasi Fisiologis 15 Aksesi Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) pada Fase Awal Vegetatif. Agropross : National Conference Proceedings of Agriculture, 5, 82–88. https://doi.org/10.25047/agropross.2021.209

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.