Peran PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dalam Meningkatkan Viabilitas Benih Rosella (Hibicus sabdariffa L.)
DOI:
https://doi.org/10.25047/agropross.2021.221Kata Kunci:
Rosella, PGPR, Viabilitas BenihAbstrak
Rosella merah (Hibiscus sabdariffa L.) adalah tanaman asli dari daerah yang terbentang mulai India hingga Malaysia, termasuk Indonesia. Namun di Indonesia pada kenyataannya pembudidayaan rosella merah masih terpusat di daerah-daerah tertentu seperti di pulau Jawa. Di Kalimantan Selatan, rosella mulai dikembangkan yaitu di desa Maburai Kabupaten Tabalong (laporan KKN, 2018). Mengingat manfaat rosella yang sangat baik bagi kesehatan yaitu kandungan antioksidan yang tinggi dari bunga rosella yang bisa menangkal radikal bebas dan menetralisir racun yang ada di jaringan dan sel-sel tubuh, juga menjaga kesehatan organ hati serta melawan bakteri yang masuk kedalam tubuh. Sehingga bunga rosella mulai dikembangkan untuk dijadikan produk minuman berupa sirup rosella. Untuk mendapatkan benih yang baik, daya berkecambah dan potensi tumbuh yang tinggi diperlukan teknologi perlakuan untuk menigkatkan viabilitas benih seragam dan bermutu. Penggunaan mikroorganisme rhizobakteri atau dikenal sebagai PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) dapat memberikan daya kecambah dan percepatan tumbuh rosella. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi perendaman dengan konsentrasi PGPR yang berbeda untuk mendapatkan viabilias yang terbaik. Rancangan yang digunakan adalah Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi PGPR yang terdiri dari KNO3 20 g.l-1 (k0), PGPR 5 ml.l-1 (k1), PGPR 10 ml.l-1 (k2) dan PGPR 15 ml.l-1 (k3). Faktor kedua adalah lama perendaman yaitu 8 jam (l1), 12 jam (l2) serta 24 jam (l3), perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PGPR dan perendaman terbaik dalam meningkatkan viabiltas benih rosella adalah pada perlakuan konsentrasi PGPR 5 ml dengan lama perendaman 8 jam (k1l1) dimana menghasilkan potensi tumbuh maksimum sebesar 85,33%,
Unduhan
Referensi
Ardian. (2008). Pengaruh Perlakuan Suhu dan Waktu Pemanasan terhadap Perkecambahan Kopi Arabika (Coffea arabica). Jurnal Akta Agrosia, 1(1), 25-33.
Dharma, I P. E. S., S. Samudin & Adrianton. (2015). Perkecambahan Benih Pala (Myristica fragrans houtt.) Dengan Metode Skarifikasi dan Perendaman ZPT Alami. e-J. Agrotekbis, 3 (2), 158 – 167.
Gholami, A., S. Shahsavani, & S. Nezarat. (2009). The effect of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) on Germination, Seedling Growth and Yield of Maize. World Academy of Science. Journal Engineering and Technology, 20(9), 19-24.
Haryati. (2019). Perkembangan, Perkecambahan dan Penyimpanan Benih Rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Universitas Sumatra Utara. Medan.
Hertiningsih, A. (2014). Materi Ajar: Teknologi Benih. http://Fp.ustjogja.ac.id/materi/1271837815TeknologiBenih.pdf.
Heddy, S. (1996). Hormon Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Imansari, F. & S. Haryanti (2017). Pengaruh Konsentrasi HCl terhadap Laju Perkecambahan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi, 2(2), 187-192.
Justice, O.L. & L.N. Bass. (2002). Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. Diterjemahkan oleh Rennie Roesli. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Janah, D. C., B. Guritno, Y. B S. Heddy. (2017). Aplikasi Lama Perendaman Plant Growth Promoting Rizobakteria (PGPR) Dan Pemangkasan Pucuk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Produksi Tanaman, 5 (3) 368-376.
Kolo, E. & A. Tefa. (2016). Pengaruh Kondisi Simpan Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Tomat (Lycopersicum esculentum, Mill). Juirnal Pertanian Konservasi Lahan Kering, 1(3), 112-115.
Lakitan, B. (1993). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo persada. Jakarta.
Lesilolo, M.K., J. Riry & E.A. Matatula. (2013). Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Jenis Tanaman Yang Beredar Di Pasaran Kota Ambon. Jurnal Agrologia. 2(1), 1-9.
Nyana, I D. N., N. N. T. K. Dewi & I G. N. Raka. (2018). Pengaruh Rhizobakteria terhadap Hasil dan Mutu Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 7(4), 593-603.
Polhaupessy, S. (2014). Pengaruh Konsentrasi Giberelin dan Lama Perendaman Terhadap Perkecambahan Biji Sirsak (Anonna muricata L.). Jurnal Biopendix, 1(1), 71-76.
Sadjad, S. (1993). Dari Benih Kepada Benih. Garsindo. Jakarta.
Saputri, E. (2020). Pengaruh Osmoconditioning Menggunakan Polyethilene Glycol (PEG) 6000 Terhadap Viabilitas Benih Japansce Citroen (Citrus limonia Osbeck). Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Setyo-Budi, U. & Purwati M. R. D. (2014). Stabilitas Hasil Sepuluh Genotipe Rosela Herbal (Hibiscus sabdariffa) di Daerah Pengembangan. Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 6(2), 59-68.
Sitompul, S. M. Dan Guritno, B. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM. Press. Yogyakarta.
Sutopo, L. (2004). Teknologi Benih. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Syarovy, M., Haryati & F. E. T. Sitepu. (2013). Pengaruh Beberapa Tingkat Kemasakan Terhadap Viabilitas Benih Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L.). Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 1(3), 554–559.
Tohari. (2002). Sistem Pertanaman Ganda: Suatu Strategi Agronomi Adaptif Daerah Tropik Basah. Pidato Pengukuhan Guru Besar Faperta. UGM.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Amilia, Jumar, Tuti Heiriyani

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta (Copyright) artikel yang dipublikasikan di Agropross : National Conference Proceedings of Agriculture dipegang oleh penulis (Copyright by Authors) di bawah Creative Commons Attribution 4.0 International License (CC-BY). Sehingga penulis tidak memerlukan perjanjian pengalihan hak cipta yang harus diserahkan kepada redaksi.