https://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/issue/feedAgropross : National Conference Proceedings of Agriculture2024-10-22T06:28:18+07:00Open Journal Systems<p>Plant Cultivation, Horticulture, Soil Science, Plant Breeding, Food Science, Seed Technology, Plant Diseases, Agricultural Sociology.</p>https://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/667Pengaruh Lama Vernalisasi Umbi Dan Pemberian Benzilaminopurin Terhadap Produksi Bibit Umbi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Varietas Batu Ijo2024-09-30T13:03:42+07:00Leli Kurniasarikurniasari@polije.ac.idMasithoh Masithohkurniasari@polije.ac.id<p>Kegiatan produksi bawang merah pada tahun 2022 mengalami penurunan yang perlu diperhatikan, terjadinya penurunan ini disebabkan oleh penggunaaan bahan tanam secara turun temurun hingga menyebabkan penurunan dari sifat unggulnya. Pemberian perlakuan vernalisasi dengan penambahan benzilaminopurin diharapkan dapat meningkatkan produksi bawang merah melalui pembesaran dan pembelahan selnya, sehingga umbi bawang merah memiliki jumlah dan bobot umbi yang maksimal dan mengangkat angka produksi bawang merah di jenjang nasional. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bibit umbi yang berkualitas dengan sifat fenotipe rumpun umbi banyak, didukung oleh bobot umbi yang maksimum, sehingga nantinya dapat meningkatkan persentase produksi bawang merah nasional. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor yakni Vernalisasi 2 minggu (V0), 3 minggu (V1), 4 minggu (V2) dan konsentrasi Benzilaminopurin 37,5 ppm (Z0), 50 ppm (Z1), 62,5 ppm (Z2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian lama vernalisasi dan benzilaminopurin memberikan pengaruh pada produksi umbi bibit bawang merah Varietas Batu Ijo. Perlakuan Vernalisasi selama 4 minggu (V2) mampu meningkatkan jumlah rumpun pertanaman. Perlakuan Vernalisasi 4 minggu dengan pemberian Benzilaminopurin 62,5 ppm mampu meningkatkan jumlah dan bobot umbi pertanaman. Perlakuan Vernalisasi dan benzilaminopurin tidak mempengaruhi persentase produksi umbi bibit per hektar.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Leli Kurniasari, Masithoh Masithohhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/668Pengaruh Pemberian Benzil Amino Purin Dan Air Kelapa Terhadap Pertumbuhan Tunas Tembakau (Nicotiana Tabacum L.) Varietas Kasturi Secara In Vitro2024-09-30T13:21:28+07:00Delia Nur Wihartinidelianurwihartini2@gmail.comSatria Indra Kusumadelianurwihartini2@gmail.comRahmawati Rahmawatidelianurwihartini2@gmail.comAnni Nuraisyahdelianurwihartini2@gmail.com<p>Tembakau (<em>Nicotiana tabacum </em>L<em>.)</em> merupakan sektor tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi ekonomi negara yaitu terhadap cukai dan devisa untuk menjadi sumber pendapatan negara. Salah satu varietas tembakau yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Jember yaitu tembakau varietas kasturi. Pembibitan tembakau hanya dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan biji. Pada umumnya, petani tembakau mendapatkan benih dari tanamannya sendiri yang disimpan dalam waktu tertentu. Perubahan iklam ekstrim dapat membuat tanaman tembakau gagal panen sehingga panen buah untuk dijadikan benih tidak maksimal dan mempengaruhi kualitas benih. Maka dari itu, upaya yang bisa dilakukan untuk menyediakan bibit tanpa menggunakan biji yaitu dengan teknik kultur jaringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian BAP dan air kelapa tehadap pertumbuhan tunas tembakau Varietas Kasturi dan untuk mencari konsentrasi optimum antara BAP dan air kelapa terhadap pertumbuhan tunas tembakau Varietas Kasturi. Rancangan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Faktor pertama adalah konsentrasi BAP yang terdiri dari 4 faktor yaitu 0 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm. Faktor kedua adalah konsentrasi air kelapa yang terdiri dari 4 faktor yaitu 0 ml/l, 50 ml/l, 75 ml/l, 100 ml/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan BAP dan air kelapa memberikan pengaruh sangat nyata terharap beberapa parameter yaitu pada parameter waktu muncul tunas (HST) dan tinggi tunas (mm). sedangkan pada parameter jumlah tunas (buah) menunjukkan hasil berpengaruh nyata. Konsentrasi optimum antara BAP dan air kelapa terdapat pada konsentrasi P2N1 (2 ppm BAP + 50 ml/l air kepala) karena mempunyai nilai rerata tertinggi dari keseluruhan parameter.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Delia Nur Wihartini, Satria Indra Kusuma, Rahmawati Rahmawati, Anni Nuraisyahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/669Efektivitas Aplikasi GA3 Dan Pemangkasan Pada Produksi Benih Kenikir (Cosmos caudatus Kunth)2024-10-01T08:26:33+07:00Rani Farhaniyahmaria_azizah@polije.ac.idMaria Azizahmaria_azizah@polije.ac.id<p>Kenikir (<em>Cosmos caudatus</em> Kunth) adalah tanaman indigenous yang memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai obat-obatan, sayuran, pestisida nabati, larvasida hingga tanaman hias. Belum adanya standar operasional prosedur produksi benih kenikir merupakan permasalahan utama dalam budidaya tanaman kenikir. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembungaan benih kenikir melalui aplikasi Giberelin dan pemangkasan sehingga dapat meningkatkan produksi benihnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2023 - Februari 2024 di Antirogo, Sumbersari, Jember. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan 4 kali ulangan. faktor pertama konsentrasi hormon GA3 terdiri dari 3 taraf (G<sub>1</sub>:40 ppm, G<sub>2</sub>:50 ppm, dan G<sub>3</sub>:60 ppm pertanaman) dan faktor kedua adalah pemangkasan terdiri dari 2 taraf (P<sub>1</sub>:20 cm, dan P<sub>2</sub>:30 cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi GA3 (G) memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter jumlah bunga pertanaman dengan taraf perlakuan 60 ppm. Perlakuan pemangkasan (P) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah bunga pertanaman, serta berbeda nyata terhadap parameter jumlah cabang dan diameter batang dengan taraf perlakuan 30 cm.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Rani Farhaniyah, Maria Azizahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/670Efektivitas Ekstrak Bawang Merah Dalam Meningkatkan Mutu Fisiologis Dan Pertumbuhan Vegetatif Benih Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Kedaluwarsa2024-10-01T08:33:24+07:00Ayudia Putri Riswandaputri_santika@polije.ac.idPutri Santikaputri_santika@polije.ac.id<p>Cabai adalah komoditas hortikultura yang memiliki prospek baik di Indonesia. Dalam upaya meningkatkan produksi benih cabai memerlukan dukungan benih yang unggul, serta viabilitas benih yang tinggi. Tetapi benih bermutu juga dapat mengalami kemunduran benih akibat kedaluwarsa Salah satu cara untuk meningkatkan mutu benih adalah dengan memberikan perlakuan benih berupa invigorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak bawang merah dan lama perendaman terhadap peningkatan vigor dan pertumbuhan bibit cabai rawit kadaluwarsa. Penelitian dilaksanakan di green house teknik produksi benih Politeknik Negeri Jember pada bulan September sampai Desember 2023. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 4 ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT 5%. Faktor yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak bawang merah (K) terdiri dari 3 taraf yaitu 20%, 40%, 60% dan faktor kedua adalah lama perendaman (L) terdiri dari 2 taraf yaitu 6 jam dan 12 jam. Data yang diperoleh kemudian diuji lebih lanjut dengan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak bawang merah dan lama perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap vigor dan pertumbuhan bibit. Perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap parameter perkecambahan, kecepatan tumbuh, potensi tumbuh maksimum, indeks vigor, tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 42 HST. Ekstrak bawang merah 20% selama 6 jam mampu meningkatkan laju perkecambahan benih cabai rawit kadaluwarsa dari 77,25% menjadi 88,50%.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Ayudia Putri Riswanda, Putri Santikahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/671Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Pemberian ZPT Giberelin terhadap Produksi dan Mutu Benih Paria (Momordica charantia L.)2024-10-01T08:37:12+07:00Rizatus Nabila Yulliantirizatusny@gmail.comSri Rahayurizatusny@gmail.com<p>Paria merupakan salah satu komoditas hortikultura yang buahnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dan obat. Setiap tahunnya rata-rata peningkatan produksi benih tanaman paria adalah 1,28%, dan terjadi peningkatan produksi buah paria sebesar 14,6% dari tahun 2014 hingga tahun 2016. Diperlukan upaya untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu yang meningkat setiap tahunnya agar produksi paria dan permintaan pasar tetap terpenuhi. Upaya yang dapat dilakukan yaitu perbaikan teknik budidaya seperti pemangkasan cabang bawah agar hasil asimilat dari proses fotosintesis ditranslokasikan untuk pertumbuhan yang lebih produktif dan penambahan ZPT giberelin yang memacu pertumbuhan tanaman, merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara pemangkasan cabang dan pemberian ZPT giberelin terhadap produksi dan mutu benih paria. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2023 di lahan Kelurahan Antirogo, Kec. Sumbersari, Kab. Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pemangkasan cabang yang terdiri dari 2 cabang dari bawah (P<sub>1</sub>), 5 cabang dari bawah (P<sub>2</sub>), dan 8 cabang dari bawah (P<sub>3</sub>). Faktor kedua adalah konsentrasi ZPT giberelin yang terdiri dari 50 ppm (G<sub>1</sub>), 100 ppm (G<sub>2</sub>) dan 150 ppm (G<sub>3</sub>). Data dianalisis menggunakan ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pemangkasan 5 cabang dari bawah dan pemberian ZPT giberelin dengan konsentrasi 100 ppm (P<sub>2</sub>G<sub>2</sub>) memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap jumlah buah per tanaman sebesar 6,53 buah dan berat 1000 butir sebesar 181,06 gram.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Rizatus Nabila Yullianti, Sri Rahayuhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/672Respon Pemberian Konsentrasi Giberellin (GA3) Dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.)2024-10-01T08:41:12+07:00Haura Atha Muharromahauraatha87@gmail.comSri Rahayuhauraatha87@gmail.com<p>Kopi Arabika adalah salah satu jenis kopi di Indonesia yang di minati oleh masyarakat karena memiliki aroma dan cita rasa yang khas. Proses perkecambahan benih pada kopi Arabika membutuhkan waktu cukup lama sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan pengadaan pada bibit kopi Arabika. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh hormon Giberellin (GA<sub>3</sub>) dan lama perendaman terhadap pertumbuhan bibit kopi Arabika. Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Desember 2023 di Dusun Langsatan, Ajung - Jember. Metode penelitian ini menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi Giberellin yang terdiri dari 4 taraf, yaitu G1 (75 ppm), G2 (150 ppm), G3 (225 ppm) dan G4 (300 ppm). Faktor kedua adalah lama perendaman yang terdiri dari 4 taraf, yaitu W1 (0,5 jam), W2 (1 jam), W3 (1,5 jam), dan W4 (2 jam). Data dianalisis menggunakan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT (<em>Duncan Multiple Range Test</em>) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan konsentrasi Giberellin 300 ppm (G4) berpengaruh terhadap parameter saat muncul kecambah pertama yaitu 28,83 hst, saat pecahnya kotiledon yaitu 37,33 hst dan luas daun sebesar 16,92 cm<sup>2</sup>. Perlakuan lama perendaman 2 jam (W4) berpengaruh terhadap parameter saat muncul akar pertama yaitu 19,75 hst.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Haura Atha Muharroma, Sri Rahayuhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/673Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Krisan (Chrysanthemum morfolium Var. Fiji) Terhadap Mutagen Kimia Ethyl Methane Sulfonate (EMS) Secara In Vitro2024-10-01T08:45:45+07:00Muhammad Alfan Arrahmannetty@polije.ac.idNetty Ermawatinetty@polije.ac.id<p>Krisan (<em>Chrysanthemum morfolium var. fiji</em>) adalah salah satu jenis tanaman hias bunga potong yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan prospek pengembangan usaha yang cukup baik. Perbanyakan tanaman secara in vitro melalui teknik pemuliaan mutasi adalah bentuk alternatif untuk meningkatkan keragaman genetik dan memperluas variasi dari tanaman khususnya krisan dengan penggunan <em>Ethyl Methane Sulfonate </em>(EMS). EMS merupakan bahan mutagen yang efisien dan efektif dalam menginduksi terjadinya mutasi. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh perendaman dan pemberian EMS terhadap pertumbuhan mikrostek krisan varietas Fiji. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Desember 2023, menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 taraf perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor pertama yaitu lama perendaman (T) terdiri dari 2 taraf (T1 : 6 jam, dan T2 : 12 jam) dan faktor kedua yaitu konsentrasi EMS (E) terdiri dari 4 taraf (E0: 0 ppm, E1: 50 ppm, E2: 150 ppm, dan E3: 250 ppm). Data penelitian diuji dengan ANOVA dan jika berpengaruh nyata diuji lanjut menggunakan DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman berpengaruh sangat nyata pada parameter jumlah daun, tinggi tanaman, persentase hidup, warna daun dan jumlah akar. Perlakuan konsentrasi EMS berpengaruh sangat nyata pada parameter jumlah daun, persentase hidup, dan warna daun. Interaksi lama perendaman dan konsentrasi EMS memiliki pengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun, tinggi tanaman, dan persentase hidup tanaman. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa EMS berpengaruh pada penghambatan pertumbuhan bibit krisan pada fase vegetatif, sedangkan pengaruhnya pada perkembangan fase pembungaan belum teramati.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Muhammad Alfan Arrahman, Netty Ermawatihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/674Penambahan Auksin Dan Sitokinin Terhadap Pertumbuhan Eksplan Pisang Cavendish (Musa acuminata Var. Grand Nain) Secara In Vitro 2024-10-01T08:50:01+07:00Hanif Fatur Rohmanhaniffaturrohman@polije.ac.idFadil Rohmanhaniffaturrohman@polije.ac.idM. Zayin Sukrihaniffaturrohman@polije.ac.idEdi Siswadihaniffaturrohman@polije.ac.idMuhammad Habilhaniffaturrohman@polije.ac.idSekar Utami Putrihaniffaturrohman@polije.ac.id<p>Salah satu jenis pisang yang memiliki nilai tinggi untuk di kembangkan yaitu pisang cavendish (Musa acuminata). Umumnya pisang ini di perbanyak menggunakan metode konvensional menggunakan anakan atau bonggolnya, namun metode ini membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan bibit. Salah satu metode untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan metode kultur jaringan yang mana metode ini dapat menghasilkan bibit dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat. Penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan salah satu faktor keberhasilan kultur jaringan. Umumnya ZPT yang digunakan yaitu auksin berfungsi dalam pemanjangan sel, dan sitokinin yang berperan dalam pembelahan sel. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian auksin dan sitokinin pada multiplikasi pisang cavendish melalui kultur in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – November di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 5 kombinasi perlakuan yaitu P0 (MS), P1 (MS + BAP + IAA), P2 (MS + BAP + NAA), P3 (MS + TDZ + IAA), dan P4 (MS + TDZ + NAA) dengan setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Data diuji menggunakan uji sidik ragam dan uji lanjut BNT dengan taraf 5%. Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan perlakuan P0 merupakan perlakuan terbaik terhadap penambahan tinggi, perlakuan P1 merupakan perlakuan terbaik terhadap penambahan jumlah tunas dan daun, serta perlakuan P4 merupakan perlakuan terbaik terhadap penambahan jumlah akar.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Hanif Fatur Rohman, Fadil Rohman, M. Zayin Sukri, Edi Siswadi, Muhammad Habil, Sekar Utami Putrihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/675Pengaruh Beberapa Jenis Modifikasi Media Murashige and Skoog Pada Pertumbuhan Eksplan Nanas MD-2 Secara In Vitro2024-10-01T08:56:14+07:00Refa Firgiyantorefa_firgiyanto@polije.ac.idM. Zayin Sukrirefa_firgiyanto@polije.ac.idRindha Rentina Darah Pertamirefa_firgiyanto@polije.ac.idFadil Rohmanrefa_firgiyanto@polije.ac.idHanif Fatur Rohmanrefa_firgiyanto@polije.ac.idDwi Ayu Febriantirefa_firgiyanto@polije.ac.id<p>Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang banyak dibudidayakan dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Indonesia merupakan negara penghasil Nanas terbesar ketiga setelah Thailand dan Brazil. Salah satu varietas nanas yang terkenal adalah Nanas Jumbo (MD-2). Meskipun demikian, pengembangan nanas sebagai komoditas unggulan di Indonesia menemui kendala, salah satunya adalah kesediaan bibit yang masih sangat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan dalam penyediaan bibit nanas dalam jumlah banyak dan waktu singkat melalui perbanyakan secara kultur in vitro. Akan tetapi, keberhasilan regenerasi eksplan dalam perbanyakan kultur in vitro dipengaruhi oleh komposisi media tanam dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis modifikasi media murashige and skoog (MS) terbaik terhadap regenerasi eksplan nanas MD-2 pada perbanyakan secara kultur in vitro. Penelitian dilaksanakan pada November 2023 hingga Januari 2024 di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan modifikasi media MS yang terdiri atas tiga taraf, yaitu MS + air kelapa 10%, MS + ekstrak bawang merah 50% dan MS + NAA 10 ppm. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dengan uji lanjut BNT taraf 5%. Perlakuan MS + ekstrak bawang merah 50% merupakan perlakuan modifikasi media MS terbaik berdasarkan variabel tinggi eksplan yang secara nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan MS + NAA 10 ppm di sertai tunas yang secara nyata lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan MS + air kelapa 10%.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Refa Firgiyanto, M. Zayin Sukri, Rindha Rentina Darah Pertami, Fadil Rohman, Hanif Fatur Rohman, Dwi Ayu Febriantihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/676Penggunaan Beberapa Jenis Media Tanam pada Tahap Aklimatisasi terhadap Pertumbuhan Plantlet Pisang Cavendish (Musa acuminata L. Var. Grand nain)2024-10-01T09:02:19+07:00Fadil Rohmanfadil.rohman@polije.ac.idHanif Fatur Rohmanfadil.rohman@polije.ac.idM. Zayin Sukrifadil.rohman@polije.ac.idRefa Firgiyantofadil.rohman@polije.ac.idTri Rini Kusparwantifadil.rohman@polije.ac.idSafira Anggraenifadil.rohman@polije.ac.idSalsabila Zahrotunniharfadil.rohman@polije.ac.id<p>Pisang Cavendish merupakan jenis pisang yang paling populer di Indonesia dan dunia. Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk isolasi bagian-bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan, organ dan menumbuhkannya dalam kondisi aseptik. Aklimaltisasi merupakan upaya penyesuaian atau adaptasi suatu organisme terhadap lingkungan baru ditemuinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam media tanam pada masa aklimatisasi bibit tanaman pisang Cavendish. Metode penelitian yang digunakan pada yaiu Rancangan Acak Lengkap Non Faktorial yang terdiri dari 4 taraf perlakuan tanah (<em>top soil</em>), cocopeat : arang sekam : tanah (1:1:2), cocopeat : arang sekam : kompos (1:1:2) daln cocopeat : arang sekam : pasir (1:1:2). Data pengamatan dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji lanjut BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah (<em>top soil</em>) merupakan media aklimatisasi terbaik untuk pertumbuhan plantlet pisang Cavendish berdasarkan tinggi tanaman dan jumlah daun.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Fadil Rohman, Hanif Fatur Rohman, M. Zayin Sukri, Refa Firgiyanto, Tri Rini Kusparwanti, Safira Anggraeni, Salsabila Zahrotunniharhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/677Penambahan Beberapa Konsentrasi BAP pada Media VW Cair terhadap Pertumbuhan Anggrek Vanda (Vanda tricolor L. var Suavis X Vanda rotchildiana) secara In Vitro2024-10-01T09:14:03+07:00M. Zayin Sukrim_zayin@polije.ac.idHanif Fatur Rohmanm_zayin@polije.ac.idFadil Rohmanm_zayin@polije.ac.idRindha Rentina Darah Pertamim_zayin@polije.ac.idGallyndra Fatkhu Dinatam_zayin@polije.ac.idSidiq Isnainim_zayin@polije.ac.id<p>Rendahnya jumlah produksi dibandingkan dengan permintaan konsumen mengakibatkan tidak tercapainya kebutuhan pasar sehingga diharuskan mengimpor anggrek dari luar negeri. Nilai impor pada tahun 2022 mencapai US$ 371.75 ribu. Maka dari itu jumlah produksi anggrek di Indonesia perlu dilakukan peningkatan. Teknik kultur jaringan dilakukan untuk meningkatkan jumlah produksi anggrek dalam jumlah besar dengan kualitas yang seraggam. Penelitian dilakukan dalam rangka untuk mengetahui solusi permasalahan produksi anggrek. Menguji pengaruh BAP pada penambahan media cair dalam perkembangan dan pertumbuhan pada Anggrek Vanda untuk membantu peningkatan jumlah produksi yang kurang maksimal yang dihadapi saat ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli – September 2023. Di Laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfactorial menggunakan penambahan media VW cair yang diperkaya BAP sebanyak 5 ml yang teridir dari 3 perlakukan kosentrasi BAP. P1 (BAP 1 ppm), P2 (BAP 2 ppm) dan P3 (BAP 3 ppm). Berdasarkan hasil penelitian penambahan media cair VW dengan diperkaya BAP menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan anggrek Vanda. Perlakukan P1 menunjukkan hasil terbaik pada pertumbuhan dan perkembangan anggrek Vanda. Pada perlakuan P1 didapatkan rata-rata jumlah daun 6 helai, rata-rata tinggi tanaman 1,93 cm, berat basah tanaman dengan rata-rata 0,844 gr dan kandungan klorofil 0,156 mg/gr FW.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 M. Zayin Sukri, Hanif Fatur Rohman, Fadil Rohman, Rindha Rentina Darah Pertami, Gallyndra Fatkhu Dinata, Sidiq Isnainihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/678Uji Efikasi Biopestisida Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan Konsentrasi Dan Metode Aplikasi Berbeda terhadap Mortalitas Hama Uret Tebu (Lepidiota stigma F.)2024-10-01T10:50:57+07:00Ervianti Dwi Palupiervianti287@gmail.comIrma Wardatiervianti287@gmail.com<p>Hama uret tanaman tebu (<em>Lepidiota stigma</em> F.) merupakan salah satu hama yang merusak perakar tanaman tebu pada fase larva. Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan hama tersebut salah satunya dengan menggunakan biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efikasi biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit, mengetahui pengaruh macam metode aplikasi dan mengetahui pengaruh interaksi biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit dan macam metode aplikasi terhadap hama uret tebu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF), terdiri dari 8 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu kontrol + metode pakan, biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit 1% + metode pakan, biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit 1,5% + metode pakan, biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit 2% + metode pakan, kontrol + metode kontak, biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit 1% + metode kontak, biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit 1,5% + metode kontak, biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit 2% + metode kontak. Parameter yang digunakan yaitu mortalitas, LT50 dan perubahan fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit efektif terhadap hama uret tebu dengan nilai LT50 tercepat pada perlakuan biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit 2% + metode pakan (92 jam). Macam metode aplikasi biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit dan interaksi antara biopestisida asap cair tandan kosong kelapa sawit dan macam metode aplikasi tidak berbeda nyata.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Ervianti Dwi Palupi, Irma Wardatihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/679Uji Efikasi Agens Hayati Metarhizium sp. dengan Metode Aplikasi Berbeda terhadap Mortalitas Hama Uret Tanaman Tebu (Lepidiota stigma F.)2024-10-01T10:54:41+07:00Silvia Anggrainianggrainisilvia434@gmail.comIrma Wardatianggrainisilvia434@gmail.com<p>Hama uret tanaman tebu (<em>Lepidiota stigma</em> F.) merupakan salah satu hama penting yang dapat menurunkan produksi tanaman tebu sebagai hama perusak akar. Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan hama tersebut salah satunya dengan menggunakan agens hayati <em>Metarhizium </em> sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2023 bertempat di Laboratorium Perlindungan Tanaman Jurusan Produksi Pertanian Politeknik Negeri Jember. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode aplikasi <em>Metarhizium </em> sp terhadap mortalitas hama uret tanaman tebu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non-Faktorial terdiri 4 perlakuan dengan 6 ulangan yaitu kontrol, metode pakan, metode kontak, dan metode kombinasi (kontak dan pakan). Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA, apabila hasil menunjukkan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanut BNT taraf 5%, sedangkan untuk menentukan LT<sub>50</sub> menggunakan analisis probit. Parameter yang digunakan yaitu mortalitas, perubahan fisik, dan LT<sub>50</sub>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati <em>Metarhizium </em> sp berpengaruh sangat nyata terhadap mortalitas hama uret tanaman tebu dengan nilai LT<sub>50</sub> tercepat 220 jam pada perlakuan kombinasi metode kontak dan pakan.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Silvia Anggraini, Irma Wardatihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/680Pengaruh Aplikasi Metarhizium sp. dan Biopestisida Tandan Kosong Kelapa Sawit terhadap Populasi dan Mortalitas Hama Uret Tebu Desa Grati Lumajang2024-10-01T11:07:08+07:00Dwi Ayu Anggraeniayu200521@gmail.comAnni Nuraisyahayu200521@gmail.comIrma Wardatiayu200521@gmail.comTriono Bambang Irawanayu200521@gmail.com<p>Hama uret (lepidiota stigma F.) merupalkaln halmal penting pada tanaman tebu yang menyerang akar tebu sehingga mengakibatkan kematian. Di daerah endemik hampir tidak ada cara efektif mengendalikan uret. Penggunaan agensi hayati aplikasi Metarhizium sp dan biopestisida talndaln kosong kelalpa salwit (TKKS) adalah pengendalian yang paling efektif untuk daerah endemik. Pengendalian menggunakan Metarhizium sp dan biopestisida talndaln kosong kelalpa salwit (TKKS) cukup mahal, sehingga perlu strategi yang tepat dalam pembuatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi Metarhizium sp. daln biopestisida TKKS terhaldalp mortalitas dan populasi hama uret di lahan tebu Desa Grati Lumajang. Penelitialn ini dilalksanalkan padal bulaln April sampai Juni 2023 yang bertempalt di lahan tebu Desa Grati, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Perlakuan disusun menggunakan metode Ralncangaln Acalk Kelompok (RAK) Non-Faktoriall tiga perlalkuan dengan jumlah ulangan sebanyak sepuluh kali. Perlakuan pengendalian uret menggunakan pemberian agensi hayati yang dicoba adalah (1) aplikasi Metarhizium sp, (2) aplikasi biopestisida talndaln kosong kelalpa salwit (TKKS), (3) Kontrol (tanpa aplikasi Metarhizium sp. daln biopestisida TKKS). Paramater yang digunakan diantaranya mortalitas, populasi, dan perubahan fisik uret tebu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan balhwa aplikasi yang paling berpengaruh adalah pengaplikasian Metarhizium sp terhaldap mortalitas hama uret tebu sebesar 92,67% daripada aplikasi biopestisida tandan kosong kelapa sawit sebesar 78%.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dwi Ayu Anggraeni, Anni Nuraisyah, Irma Wardati, Triono Bambang Irawanhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/681Potensi Produksi Massal Beauveria bassiana Isolat Lokal Jember pada Media Dextrose Agar2024-10-01T11:13:18+07:00Nurul Dyah Parasmitadyah_nuning_e@polije.ac.idDyah Nuning Erawatidyah_nuning_e@polije.ac.idRamadhan Taufikadyah_nuning_e@polije.ac.id<p><em>Beauveria bassiana</em> merupakan salah satu cendawan entomopatogen yang dapat dijadikan sebagai agens pengendali hayati, namun ketidakstabilan jumlah inokulum di lapang dalam kurun waktu jangka panjang memerlukan penambahan untuk meningkatkan virulensinya terhadap serangga sasaran. Penambahan jumlah inokulum di lapang terjaga apabila ketersediaan inokulum <em>B. bassiana</em> sebagai agens pengendali hayati hama diproduki secara massal. Penelitian bertujuan untuk a) menganalisis potensi produksi konidia <em>B. bassiana</em> berdasarkan variasi media dextrose agar b) menganalisis pengaruh asal isolat lokal Jember terhadap produksi konidia serta c) menganalisis interaksi antara variasi media dextrose agar dan asal isolat lokal Jember terhadap potensi produksi konidia <em>B. bassiana</em> yang paling optimal. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2023 dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri atas 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi media dextrose agar dan faktor kedua adalah asal isolat <em>B. bassiana</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa a) Media padat PDA (<em>Potato Dextrose Agar</em>) dan SDAY (<em>Sabouraud Dextrose Agar Yeast</em>) mempunyai potensi yang sama terhadap produksi konidia; b) Asal isolat lokal Jember <em>B. bassiana</em> berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter koloni <em>B. bassiana</em> secara <em>in vitro</em>. Diameter terpanjang terdapat pada perlakuan asal isolat Jember 1 dengan rerata diameter 8,08 cm pada 28 hari setelah inokulasi; dan c) Variasi media dextrose agar dan asal isolat saling berpengaruh terhadap kerapatan konidia. Kerapatan konidia tertinggi pada perlakuan media PDA dengan asal isolat Jember 1 dengan nilai rerata kerapatan konidia 3,31 x 10<sup>9</sup> konidia/ml. Rekomendasi penggunaan media dextrose agar dapat diterapkan pada perbanyakan massal <em>B. bassiana</em> untuk menjamin ketersediaan inokulum secara berkesinambungan.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Nurul Dyah Parasmita, Dyah Nuning Erawati, Ramadhan Taufikahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/682Efektivitas Cendawan Metarhizium spp. terhadap Hama Ulat Tentara (Spodoptera frugiperda) pada Tanaman Jagung (Zea mays L.)2024-10-01T11:17:14+07:00Iqbal Erdiansyahiqbal@polije.ac.idDinda Cahyarani Agustina Putriiqbal@polije.ac.id<p><em>Spodoptera frugiperda</em> merupakan hama yang merugikan pada tanaman jagung. Larva ini merusak daun pucuk, daun muda atau titik tumbuh, dan dapat merusak tongkol jagung<em>.</em> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas cendawan <em>Metarhizium spp. </em>dalam mengendalikan serangan <em>Spodoptera frugiperda </em>pada tanaman jagung<em>.</em>penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga Desember 2023 di laboratorium per;indungan tanaman dan di lahan budidaya jagung di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yakni memperbanyak isolat cendawan <em>Metharizium spp</em> dengan media perbanyakan beras jagung dan bekatul padi kasar. Penelitian tahap kedua yakni uji lapang dengan membandingkan dua perlakuan yakni perlakuan cendawan Metharizium spp. Konsentrasi 25 gram/100ml dan perlakuan deltametrin 2,5 ml/l. Populasi hama <em>Spodoptera frugiperda</em> pada perlakuan <em>Metharizium spp.</em> dan deltametrin tidak berbeda nyata pada pengamatan 24-38 HST. Intensitas hama <em>Spodoptera frugiperda</em> pada perlakuan <em>Metharizium spp. </em>dan deltametrin tidak berbeda nyata pada pengamatan 24-38 HST. Hasil berat tongkol jagung tidak berbeda nyata pada perlakuan perlakuan <em>Metharizium spp.</em> dan deltametrin.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Iqbal Erdiansyah, Dinda Cahyarani Agustina Putrihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/683Pengaruh Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia cattapa L.) pada Gulma Teki (Cyperus rotundus)2024-10-01T11:19:34+07:00Aditya Sarwedy Gilang Pratamaaditya280600@gmail.comSatria Indra Kusumaaditya280600@gmail.comAnni Nuraisyahaditya280600@gmail.comUjang Setyokoaditya280600@gmail.com<p>Indonesia merupakan salah negara salah satu negara terkaya dengan berbagai keanekaragaman floranya, salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalaha tanaman ketapang (<em>Terminalia catappa</em> L.). Ketapang (<em>Terminalia catappa</em> L.) termasuk tanaman yang mampu tumbuh di tanah yang memiliki kekurangan akan nutrisi. Gulma teki (<em>Cyperus rotundus</em>) merupakan salah satu gulma yang tidak terkontrol dan dapat menyebabkan komptensi dengan tanaman lain termasuk tanaman budidaya dalam memperebutkan unsur hara dalam tanah. Terdapat beberapa cara untuk mengendalikan gulma teki secara efektif dan maksimal yaitu dengan penggunaan bioherbisida dari ekstrak daun ketapang (<em>Terminalia catappa</em> L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2023 sampai Januari 2024 bertempat di Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak dan kosentrasi daun ketapang (<em>Terminalia catappa</em> L.) terhadap pertumbuhan gulma teki (Cyperus rotundus). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non-Faktorial yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 5 ulangan diantaranya yaitu perlakuan control, ekstrak daun ketapang 10%, 20%, 35%, dan 50%. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA, jika hasil memperlihatkan pengaruh nyata maka akan dilanjutkan uji lanjut BNT taraf 5%. Parameter yang digunakan yaitu tinggi tanaman, fitotoksisitas, panjang akar, dan jumlah daun. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa aplikasi ekstrak daun ketapang (<em>Terminalia catappa</em> L.) berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dengan F-Hitung sebesar 41,70. Rerata skor fitotoksisitas tertinggi sebesar 4,0. Panjang akar yang terhambat sebesar 0,7 cm. Dan banyaknya jumlah daun terendah sebesar 4,2 cm.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Aditya Sarwedy Gilang Pratama, Satria Indra Kusuma, Anni Nuraisyah, Ujang Setyokohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/684Uji Hedonik dan Cupping Test Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Rengganis Jember Berdasarkan Perbedaan Pengolahan Pascapanen2024-10-01T11:25:51+07:00Sepdian Luri Asmonosepdian@polije.ac.idAnnisa Lutfi Alwisepdian@polije.ac.idSetyo Andi Nugrohosepdian@polije.ac.idSyahdat Fauzi Firmansyahsepdian@polije.ac.id<p>Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengolahan pascapanen kopi arabika Rengganis Jember terhadap tingkat kesukaan konsumen ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2023 di 2 tempat, Rumah Kopi Banjarsengon sebagai tempat pengolahan hingga penyimpanan dan Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Politeknik Negeri Jember sebagai tempat uji hedonik dan <em>cupping test</em>. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah RAK Non Faktorial yang terdiri 4 perlakuan yaitu kopi sangrai pengolahan pascapanen basah giling basah, basah giling kering, <em>honey</em>, dan natural. Masing-masing kopi sangrai dari setiap perlakuan dilakukan uji hedonik (60 panelis tidak terlatih) dan <em>cupping test </em>(5 panelis semi terlatih)<em>.</em> Parameter yang digunakan oleh panelis tidak terlatih meliputi aroma, <em>flavour</em>, <em>after taste. </em>Sedangkan parameter yang digunakan oleh panelis semi terlatih meliputi <em>fragrance</em>/aroma, <em>flavour, after taste, acidity, body, balance </em>dan <em>tasting notes </em>berdasarkan roda rasa kopi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Apabila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ (Beda Nyata Jujur) pada taraf 5%. Hasil analisis hedonik menunjukkan perbedaan sangat nyata pada parameter <em>flavour </em>dan <em>after taste </em>dengan nilai 7,07 dan 8,11 pada kopi pascapanen basah giling basah dan perbedaan nyata pada parameter aroma dengan nilai 8,70 pada kopi pascapanen basah giling basah. Hasil analisis <em>cupping test </em>pada panelis semi terlatih data hasil analisis menunjukkan bahwa kopi pascapanen basah giling basah (7,23) dan natural (7,22) cenderung disukai karena terdapat beberapa <em>tasting notes </em>yang positif. Sedangkan kopi pascapanen basah giling kering (6,94) dan <em>honey </em>(6,82) cenderung tidak disukai karena terdapat <em>tasting notes </em>yang negatif.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Sepdian Luri Asmono, Annisa Lutfi Alwi, Setyo Andi Nugroho, Syahdat Fauzi Firmansyahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/685Pengaruh Rate of Rise Penyangraian terhadap Rendemen Biji Kopi Robusta dengan Tingkat Kesukaan Konsumen2024-10-01T11:31:49+07:00Bintang Lazuardirizky.nk@polije.ac.idRizky Nirmala Kusumaningtyasrizky.nk@polije.ac.idHatmiyarni Tri Handayanirizky.nk@polije.ac.idFandyka Yufriza Alirizky.nk@polije.ac.id<p>Proses <em>roasting</em> sendiri memanfaatkan udara panas atau gas-gas hasil pembakaran serta dengan cara konduksi antara biji kopi dengan permukaan besi yang menyalurkan panas untuk memekarkan biji kopi sehingga mudah untuk diambil saripatinya pada proses selanjutnya. Selama proses penyangraian sendiri terjadi proses kenaikan suhu biji kopi dalam setiap menitnya atau yang dikenal dengan <em>Rate of Rise</em> (RoR). Untuk mendapatkan hasil cita rasa dari kopi hasil sangrai sendiri harus menggunakan panel yang bertugas untuk mencicipi dan memberikan nilai terhadap biji kopi hasil sangrai yang sudah diseduh terlebih dahulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh RoR terhadap karakteristik biji kopi hasil sangrai dan juga untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen dari biji kopi hasil penelitian. Penelitian ini memiliki satu perlakuan dengan tiga taraf, yakni RoR 6°C, 8°C, dan 10°C yang kemudian akan dianalisis menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap non factorial. Biji kopi hasil sangrai akan dilakukan proses uji cita rasa menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi tingkat kesukaan konsumen terhadap kopi yang dihasilkan. Parameter yang dianalisis meliputi karakteristik biji kopi yaitu rendemen bobot massa, densitas dan warna. Selian itu juga dilakukan uji organoleptik untuk mendapatkan produk yang paling diminati oleh konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan RoR pada proses penyangraian berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap parameter yang dianalisa, meliputi kenaikan rendemen bobot massa, penurunan densitas biji dan menurunkan nilai agtron warna biji kopi.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Bintang Lazuardi, Rizky Nirmala Kusumaningtyas, Hatmiyarni Tri Handayani, Fandyka Yufriza Alihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/686Respon Pertumbuhan Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) White Burley Lumajang Varietas TN 90 Setelah Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)2024-10-01T11:39:22+07:00Radea Lover Sagitaradealoversagita22@gmail.comRahmawati Rahmawatiradealoversagita22@gmail.com<p>Tanaman Tembakau (<em>Nicotiana tabacum </em>L.) menjadi salah satu dari banyaknya komoditi tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi negara Indonesia. Produksi tanaman tembakau memiliki kontribusi yang cukup besar salah satunya yaitu menambah cukai dan devisa negara, sehingga menjadi sumber pendapatan bagi negara. Terdapat masalah khususnya pada proses budidaya tanaman tembakau tidak sedikit dari petani masih menggunakan bahan ataupun pupuk kimia (anorganik) yang menyebabkan kualitas tanah menjadi masam. Alternatif solusi dari penggunaan pupuk kimia salah satunya dengan pemberian PGPR (<em>Plant Growth Promoting Rhizobacteria</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian PGPR (<em>Plant Growth Promoting Rhizobacteria</em>) terhadap pertumbuhan tanaman tembakau ( <em>Nicotiana tabacum </em>L.) White Burley Lumajang Varietas TN 90. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2023 di Lahan Sawah Dusun Rambak Pakis Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial (RAKNF) dengan menggunakan 4 perlakuan, meliputi (kontrol menggunakan pupuk NPK, Za dan KNO3, PGPR konsentrasi 30 ml/l, PGPR konsentrasi 60 ml/l, PGPR konsentrasi 90 ml/l). Analisis data menggunakan ANOVA yang dilanjutkan dengan uji lanjut BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan berbagai konsentrasi tidak berbeda nyata terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman dan diameter batang.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Radea Lover Sagita, Rahmawati Rahmawatihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/687Respon Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Varietas Komasti Terhadap Penambahan Pupuk Kotoran Jangkrik2024-10-01T11:42:44+07:00Ario Maulanaramadhantaufika@polije.ac.idRamadhan Taufikaramadhantaufika@polije.ac.id<p>Tanaman kopi arabika (<em>Coffea arabica</em> L) merupakan salah satu komoditi yang memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Faktor utama yang mempengaruhi produktivitas dalam budidaya kopi arabika yaitu penggunaan bibit berkualitas. Selain pemilihan bibit yang berkualitas, pemeliharaan bibit terutama pemupukan juga harus diperhatikan. Untuk meningkatkan produktivitas tanaman, upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi pemupukan harus terus dilakukan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan ketepatan penggunaan pupuk majemuk dan penggunaan bahan organik sebagai sumber unsur hara. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kopi arabika varietas Komasti yang ditambahkan pupuk kotoran jangkrik pada fase pembibitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2023-November 2023 di lahan Politeknik Negeri Jember, dengan ketinggian 102 mdpl. Kegiatan ini menggunakan metode rancangan acak kelompok non faktorial. Perlakuan yang digunakan sebanyak 5 perlakuan dengan 4 ulangan, sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 3 polybag tanaman, sehingga diperoleh 60 polybag tanaman. Dengan perlakuan P0 : 0 g, P1 : 50 g, P2 : 100 g, P3 : 150 g, P4 : 200 g pupuk kotoran jangkrik/polybag. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kotoran jangkrik berpengaruh terhadap parameter tinggi bibit, diameter batang dan jumlah daun pada umur 2 minggu setelah tanam hingga 12 minggu setelah tanam. Adapun pada parameter berat basah dan berat kering brangkasan menunjukkan hasil berpengaruh tidak nyata pada umur 12 minggu setelah tanam.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Ario Maulana, Ramadhan Taufikahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/688Pengaruh Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi POC Keong Emas Terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.)2024-10-01T11:54:38+07:00Abdurrahman Salimirmafirnanda257@gmail.comUjang Setyokoirmafirnanda257@gmail.comIrma Firnandairmafirnanda257@gmail.com<p>Tanaman tebu <em>(Saccharum officinarum </em>L.<em>) </em>merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peranan penting. Hal ini dikarenakan tanaman tebu adalah bahan utama dalam pembuatan gula. Dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk maka, kebutuhan gulapun juga meningkat. Salah satu penyebab rendahnya produksi gula nasional adalah rendahnya produktivitas dan rendemen yang dihasilkan oleh tebu. Hal ini disebabkan karena teknik budidaya tanaman tebu yang kurang tepat misalnya dalam pemberian komposisi media tanam yang digunakan, teknologi pembibitan yang digunakan dan pemilihan bibit tebu yang kurang tepat. Sehingga upaya yang dilakukan yaitu memberikan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan bibit tebu dengan mengguakan metode bud set. Penilitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui komposisi media tanam dan konsentrasi POC keong emas yang baik untuk bibit tebu. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah H1: tanah : kompos blotong : pasir (1:1:1), H2 : tanah : kompos blotong : pasir (2:1:1), dan H3: tanah : kompos blotong : pasir (1:2:1). Sedangkan aktor yang kedua adalah P0 : POC keong emas 0 ml/L (kontrol), P1 : POC keong emas 10 ml/L, P2 : POC keong emas 20 ml/L, P3: POC keong emas 30 ml/L. Hasil penelitian ini yaitu interaksi antara komposisi media tanam dan POC keong emas tidak berbeda nyata. Akan tetapi pada parameter tinggi tanaman pada faktor P2 berbeda nyata dengan rerata 27.36 cm . Sedangkan jumlah anakan pada faktor H3 juga berbeda nyata dengan rerata 5.7 cm.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Abdurrahman Salim, Ujang Setyoko, Irma Firnandahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/689Pengaruh Penambahan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas HW Merah2024-10-01T11:59:14+07:00Elisa Feby Dwiyantiirma@polije.ac.idIrma Harlianingtyasirma@polije.ac.idSugiyarto Sugiyartoirma@polije.ac.id<p>Tanaman tebu (<em>Saccharum officinarum</em> L.) merupakan salah satu komoditas penting yang bernilai ekonomis karena dapat diolah dan menghasilkan gula sebagai bahan pokok penduduk Indonesia, maka dari itu perlu adanya budidaya tanaman tebu untuk menunjang kebutuhan gula penduduk Indonesia. Penggunaan pupuk organik cair dapat membantu meningkatkan produktivitas tanaman tebu karena mampu memperbaiki struktur tanah yang rusak akibat terlalu banyak penggunaan pupuk anorganik. Selain itu, pemilihan varietas juga sangat penting dalam upaya meningkatkankan produksi tebu. Varietas HW Merah dapat dibudidayakan di lahan sawah maupun lahan tegalan dan tahan terhadap serangan hama penyakit yang dapat mengurangi produksi tebu. Kegiatan ilmiah ini bertempat di lahan Politeknik Negeri Jember dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari konsentrasi pupuk organik cair yang diberikan terhadap pertumbuhan bibit tanaman tebu dan berapa konsentrasi pupuk organik cair yang optimal terhadap pembibitan tebu. Kegiatan ini di analisis menggunakan perhitungan rancangan acak non faktorial menggunakan 4 perlakuan yaitu P1 tanpa pupuk organik cair, P2 dengan konsentrasi 10 ml/20L, P3 dengan konsentrasi 15 ml/20L, P4 dengan konsentrasi 20 ml/20L. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan penggunaan konsentrasi 20 ml/20L menunjukkan hasil pengaruh berbeda sangat nyata terhadap parameter tinggi, jumlah anakan dan jumlah daun, namun tidak memberikan pengaruh terhadap parameter berat basah dan kering akar.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Elisa Feby Dwiyanti, Irma Harlianingtyas, Sugiyarto Sugiyartohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/690Pengaruh Jarak Tanam Dan Macam Pupuk NPK Terhadap Produksi Dan Mutu Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.)2024-10-01T12:05:44+07:00Mochamat Bintoromochamatb17@gmail.comMohammad Ainur Rizkymochamatb17@gmail.com<p>Upaya peningkatan produksi dan mutu benih kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.) dapat dilakukan dengan perlakuan jarak tanam dan macam pupuk NPK. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023, di Desa Gunung Sari, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember dan Laboratorium Teknologi Benih, Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah jarak tanam, yang terdiri dari 40 cm x 15 cm (J1), 30 cm x 15 cm (J2), 20 cm x 15 cm (J3). Faktor kedua adalah macam pupuk NPK, yang terdiri dari NPK X (N1), NPK Y (N2), NPK Z (N3). Hasil pengamatan diuji menggunakan ANOVA (Analysis of Variance). Apabila terdapat poerbedaan yang nyata, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara jarak tanam 40 cm x 15 cm dan pupuk NPK jenis X (J1N1) memberikan pengaruh yang paling baik terhadap jumlah polong pertanaman, yaitu 13,67 polong walaupun tidak berbeda nyata dengan yang dipupuk dengan dua pupuk NPK yang lainnya. Interaksi antara jarak tanam 40 cm x 15 cm dan pupuk NPK jenis X (J1N1) memberikan pengaruh yang paling baik terhadap bobot benih per plot, yaitu 278,85 gram walaupun tidak berbeda nyata dengan yang ditanam dengan jarak tanam yang sama namun menggunakan pupuk NPK jenis Z (N1N3). Interaksi antara jarak tanam 20 cm x 15 cm dan pupuk NPK jenis X (J3N1) memberikan pengaruh yang paling baik terhadap produksi benih per hektar sebesar 1,86 ton, walaupun tidak berbeda nyata dengan jarak tanam yang sama namun menggunakan pupuk NPK jenis Z (J3N3).</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Mochamat Bintoro, Mohammad Ainur Rizkyhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/691Vigor Benih Kakao (Theobroma cacao L.) Klon ICCRI 08H Terhadap Berbagai Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan2024-10-01T12:08:50+07:00Defitia Nur Ajiziah IndarwatiDefitiaa75@gmail.comTitien FatimahDefitiaa75@gmail.comTriono Bambang IrawanDefitiaa75@gmail.comAnni NuraisyahDefitiaa75@gmail.com<p>Salah satu komoditas perkebunan penghasil devisa negara di Indonesia yakni tanaman kakao. Benih kakao merupakan benih rekalsitran yaitu benih tidak dapat disimpan lama, suhu dingin, kadar air rendah, serta memerlukan metode simpan khusus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2023 – Januari 2024 di Lab. Teknologi Benih, Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan yakni Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah Jenis Kemasan yaitu W1: Kertas Merang dan W2: Plastik Zipper Berlubang. Faktor kedua adalah Lama Penyimpanan yaitu P1: Penyimpanan 8 hari, P2: Penyimpanan 12 hari, dan P3: Penyimpanan 16 hari. Parameter penelitian yaitu kadar air sebelum penyimpanan, kadar air sesudah penyimpanan, jumlah benih berjamur, benih berkecambah selama penyimpanan, daya berkecambah, jumlah kecambah normal, dan panjang kecambah. Hasil penelitian menunjukkan jenis kemasan memiliki berpengaruh sangat nyata terhadap benih berjamur pada penyimpanan, dan berpengaruh tidak nyata pada kadar air benih sebelum penyimpanan, kadar air benih sesudah penyimpanan, benih berkecambah selama penyimpanan, daya berkecambah, jumlah kecambah normal, dan panjang kecambah. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap benih berkecambah pada penyimpanan, berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air benih sebelum simpan dan jumlah benih berjamur pada penyimpanan. Serta berpengaruh tidak nyata pada kadar air benih sesudah penyimpanan, daya berkecambah, jumlah kecambah normal, dan panjang kecambah. Terjadi interaksi sangat nyata terhadap benih berjamur pada penyimpanan. Tidak terjadi interaksi antara jenis kemasan dan lama penyimpanan terhadap kadar air benih sebelum penyimpanan, kadar air benih sesudah penyimpanan, benih berkecambah pada penyimpanan, daya berkecambah, jumlah kecambah normal, dan panjang kecambah.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Defitia Nur Ajiziah Indarwati, Titien Fatimah, Triono Bambang Irawan, Anni Nuraisyahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/692Pengaruh Pemangkasan Pucuk Terhadap Hasil Produksi Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.)Varietas Unggul2024-10-01T12:13:30+07:00Anisa Putri Rahayua41201689@student.polije.ac.idLeli Kurniasaria41201689@student.polije.ac.id<p>Kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.) merupakan tanaman kacang-kacangan yang biasa dikonsumsi oleh penduduk Indonesia. Komoditas ini merupakan salah satu kacang-kacangan yang menempati urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Salah satu upaya dalam meningkatkan produksi benih kacang hijau dapat dilakukan dengan teknik budidaya pemangkasan pucuk dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan pucuk terhadap produksi benih kacang hijau (Vigna radiata L.) Varietas Unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan pucuk terhadap hasil produksi kacang hijau varietas unggul. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan September 2023-Januari 2024 di Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dalam penelitian ini rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pemangkasan pucuk (P), terdiri dari 15 hst (P1), 20 hst (P2), dan 25 hst (P3). Faktor kedua adalah varietas kacang hijau (V), terdiri dari Vima-2 (V1), Vima-4 (V2), dan Vima-5 (V3). Hasil yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan Uji F dan perlakuan pemangkasan pucuk memberikan pengaruh nyata terhadap 3 parameter pengamatan dengan hasil tertinggi pada perlakuan 15 hst (P1) yakni jumlah cabang produktif, jumlah polong per tanaman, dan jumlah biji per tanaman.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Anisa Putri Rahayu, Leli Kurniasarihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/693Sinergitas PGPR Akar Edamame dan Dosis Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Edamame2024-10-01T12:37:45+07:00Muh Muchlis Fakurojimuchlizfy23@gmail.comSepta Dwi Anggamuchlizfy23@gmail.comAde Jutawan Yusuf Maulanamuchlizfy23@gmail.comWidiya Ulfamuchlizfy23@gmail.comNabila Ika Wardahmuchlizfy23@gmail.comFirda Basithul Mustofamuchlizfy23@gmail.comJumiatun Jumiatunmuchlizfy23@gmail.com<p>Edamame merupakan komoditas unggulan Jember. Produksi edamame di Kabupaten Jember mencapai 5-8 ton/ha. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi tanaman adalah pemupukan. Pupuk anorganik memberikan respon cepat bagi tanaman akan tetapi memberikan dampak negative dalam jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi edamame melalui pemanfaatan Biofertilizer berbasis akar edamame dan efisiensi pengunaan pupuk NPK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara PGPR dan dosis pupuk NPK dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi edamame. Penelitian ini dilakukan di lahan Percobaan Politeknik Negeri Jember menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor pertama adalah konsentrasi PGPR terdiri atas 4 taraf (kontrol; 100 ml/l; 150 ml/l; dan 200 ml/l). Sedangkan faktor kedua adalah dosis pupuk NPK terdiri atas 2 taraf (dosis rekomendasi sebagai kontrol dan dosis 75% dari rekomendasi). Analisa data menggunakan analisis ANOVA apabila terdapat beda nyata diuji lanjut menggunakan uji DMRT taraf 5% dan 1%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa perlakuan PGPR dan perlakuan dosis pupuk NPK secara faktor tunggal memberikan respon berbeda tidak nyata terhadap semua perlakuan. Akan tetapi terdapat interaksi yang berbeda nyata pada perlakuan konsentrasi PGPR 150 ml/l dan dosis pupuk NPK 75% rekomendasi mampu meningkatkan jumlah polong, perlakuan PGPR 100 ml/l dan dosis pupuk NPK 75% rekomendasi mampu meningkatkan kehijauan daun dan berat biomassa.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Muh Muchlis Fakuroji, Septa Dwi Angga, Ade Jutawan Yusuf Maulana, Widiya Ulfa, Nabila Ika Wardah, Firda Basithul Mustofa, Jumiatun Jumiatunhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/694Aplikasi Mulsa Hitam Perak Pada Budidaya Tomat Servo2024-10-01T12:43:30+07:00Santi Kusuma FajarwatiSanti.kf@gmail.comRandy DarmawanSanti.kf@gmail.comFrelyta Ainuz ZahroSanti.kf@gmail.comYohana Avelia SandySanti.kf@gmail.comDewi Ratih Rizki DamaiyantiSanti.kf@gmail.com<p>Tanaman tomat merupakan keluarga Solanaceae yang bukan hanya sebagai tanaman sayur, tetapi juga sebagai buah untuk dikonsumsi langsung. Tomat juga dimanfaatkan untuk berbagai olahan skala industri maupun rumahan, sehingga permintaan pasar atas buah tomat akan selalu ada. Dengan adanya permintaan pasar yang tinggi, minat petani dalam membudidayakan tomat juga tinggi. Permintaan yang tinggi hendaknya diimbangi dengan usaha untuk memenuhi permintaan pasar, salah satunya dengan pemilihan benih unggul dan perawatan tanaman. Tomat varietas Servo merupakan salah satu varietas unggul yang memiliki karakteristik buah bulat, keras, dan tahan terhadap hama Gemini. selain faktor genetika berupa varietas benih, faktor lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap produktivitas tanaman. Dalam kegiatan budidaya tomat servo ini dilakukan pengolahan lahan, persiapan benih, pengajiran, pemeliharaan, pemupukan, dan pengendalian hama yang teratur serta sesuai dengan dosis. Pada persiapan lahan dilakukan pemasangan mulsa hitam perak yang berguna untuk menjaga kelembapan tanah dan mencegah munculnya gulma. Hama dan penyakit tanaman yang dominan menyerang tanaman tomat, yaitu thrips dan busuk buah. Pengendalian hama dan gulma dilakukan secara intensif dengan dosis sesuai takaran dan jenis hama yang muncul. Perawatan yang maksimal dan benih unggul dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas tomat. Tomat varietas Servo dapat dipanen pada usia 62-65 hst dan dalam satu pohon dapat menghasilkan 2,11-3,49 kg.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Santi Kusuma Fajarwati, Randy Darmawan, Frelyta Ainuz Zahro, Yohana Avelia Sandy, Dewi Ratih Rizki Damaiyantihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/695Analisis Customer Satisfaction Index (CSI) Terhadap Produk Minuman Kopi di Kafe Harsa Tea2024-10-01T12:56:03+07:00Dian Galuh Pratitadian.gp@polije.ac.idMeita Ergy Sisillidian.gp@polije.ac.idUjang Setyokodian.gp@polije.ac.idAnnisa Lutfi Alwidian.gp@polije.ac.id<p>Mengingat meningkatnya persaingan bisnis yang meningkat mengakibatkan para pebisnis harus memikirkan kualitas dari bisnisnya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dalam sebuah bisnis menjadi sebuah prioritas penting, karena hal itu adalah indikator dari sebuah keberhasilan sebuah bisnis. Penelitian ini dilakukan karena penulis ingin mengetahui tingkat kepuasan dari konsumen dalam mengonsumsi produk minuman kopi satu-satunya di kedai teh bernama kafe harsa tea. Metode dalam penelitian ini menggunakan <em>customer satisfaction index </em>(CSI) sebagai alat ukur mengetahui seberapa besar kepuasan pelanggan terhadap minuman kopi tersebut. Hasil dari olahan data <em>‘customer satisfaction index </em>(CSI) adalah 82,27%, angka ini menunjukan tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk minuman kopi di kafe harsa tea berada pada level “sangat puas”.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dian Galuh Pratita, Meita Ergy Sisilli, Ujang Setyoko, Annisa Lutfi Alwihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/696Efektivitas Pupuk NPK dan Tinggi Pemangkasan Pucuk Terhadap Produksi Benih Kenikir (Cosmos caudatus Kunth)2024-10-01T13:01:32+07:00Erina Masruromaria_azizah@polije.ac.idMaria Azizahmaria_azizah@polije.ac.id<p>Kenikir (<em>Cosmos caudatus </em>Kunth) merupakan salah satu tanaman indigenous yang berpotensi untuk dibudidayakan dan dikomersialkan. Permasalahan utama produksi benih kenikir adalah belum adanya standar operasional prosedur produksinya, yaitu pada aspek pemupukan dan pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pupuk NPK dan tinggi pemangkasan pucuk terhadap produksi benih kenikir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2023 hingga Februari 2024 di Kelurahan Antirogo, Sumbersari, Jember. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dan diulang 4 kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK, terdiri dari 3 taraf (D<sub>1</sub>: 5 gram/tanaman, D<sub>2</sub>: 10 gram/tanaman, D<sub>3</sub>: 15 gram/tanaman). Faktor kedua adalah tinggi pemangkasan pucuk, terdiri dari 2 taraf (T<sub>1</sub>: tinggi pemangkasan 25 cm dari permukaan tanah, dan T<sub>2</sub>: tinggi pemangkasan 35 cm dari permukaan tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk NPK sebanyak 15 gram per tanaman memberikan pengaruh berbeda nyata pada parameter jumlah bunga per tanaman. Tinggi pemangkasan pucuk taraf 35 cm dari permukaan tanah memberikan pengaruh berbeda nyata pada parameter jumlah cabang dan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada jumlah bunga per tanaman. </p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Erina Masruro, Maria Azizahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/697Menyiapkan Strategi Produksi Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Menggunakan Pupuk Guano Sebagai Pupuk Dasar2024-10-01T13:04:08+07:00Rindha Rentina Darah Pertamirindha_rentina@polije.ac.idOscar Hemmanda Perwira Putrarindha_rentina@polije.ac.idEliyatiningsih Eliyatiningsihrindha_rentina@polije.ac.idFitria Nur Azizahrindha_rentina@polije.ac.id<p>Berdasarkan informasi Kementerian Pertanian, total produksi keju dapat berubah antara tahun 2016 hingga 2019. Total produksi keju pada tahun 2016 sebesar 1,96 juta ton, meningkat menjadi 2,35 juta ton pada tahun 2017, namun mengalami penurunan pada tahun 2018. Industri pertanian saat ini pasti menggunakan bahan kimia untuk menyuburkan, menanam tanaman, dan membunuh hama, penyakit, dan gulma. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik atau guano. Tujuan dari Proyek Khusus (PUM) ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah (Capsicum annuum L.) serta mengetahui potensi budidaya cabai merah besar dengan pemberian pupuk kalium. PUM ini dilaksanakan di Universitas Negeri Jember pada bulan Agustus hingga November 2021. Hal ini menghasilkan penerapan pupuk guano 2,5 kali lebih banyak dibandingkan pupuk primer pada lahan kertas yang luas. per kg Akar berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah buah per tanaman dan berat buah per tanaman pada parameter 4 MST. Hal ini mempengaruhi parameter pertumbuhan maksimal 2 MST, 3 MST dan bobot buah per biji. Sedangkan pengaruh tinggi tanaman tidak berbeda nyata antara satu MST dan lima MST. Dari hasil analisa pertanian budidaya cabai besar dengan menggunakan pupuk guano sebagai pupuk dasar diketahui nilai R/C kurang dari 1 dan kurang cocok untuk kebun buah-buahan.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Rindha Rentina Darah Pertami, Oscar Hemmanda Perwira Putra, Eliyatiningsih Eliyatiningsih, Fitria Nur Azizahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/698Karakterisasi Morfologi Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Kawasan Desa Sempol Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso2024-10-02T12:39:38+07:00Billy Tito Firmansyahfandyka.yufriza@polije.ac.idFandyka Yufriza Alifandyka.yufriza@polije.ac.idUjang Setyokofandyka.yufriza@polije.ac.idAnnisa Lutfi Alwifandyka.yufriza@polije.ac.id<p>Kopi di Kawasan Sempol Ijen Bondowoso memiliki citarasa yang khas. Sehingga kopi arabika ijen mampu menembus pasar ekspor ke Eropa setelah mendapat dukungan penuh dari Pemerintah daerah Bondowoso. Namun, dengan adanya penelitian ini bertujuan mencari jenis kopi arabika unggulan dan karakterisasi jenis kopi yang ada di Kawasan Sempol Ijen Bondowoso. Penelitian dikerjakan dengan metode deskriptif menggunakan pengambilan karakteristik tanaman yang berada di habitat aslinya pada tanaman kopi arabika dengan cara mengamati langsung sampel tanaman kopi arabika di lokasi Kawasan Desa Sempol Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso. Teknik pengambilan sampel tanaman pada penelitian ini menggunakan metode <em>random sampling</em>. Hasil karakterisasi morfologi terdapat enam varietas kopi arabika di Kawasan Sempol, yaitu varietas Cobra, Lini S 975, Combosit, USDA, <em>Java typica</em>, dan <em>Orange bourbon</em>. Hasil penelitian menyatakan tunas daun memiliki warna yang berbeda dari setiap varietas, pada varietas Cobra memiliki warna tunas coklat kehijauan pada varietas Lini S 975 memiliki warna tunas coklat kehijauan pada varietas Combosit memiliki warna tunas hijau kecoklatan pada varietas USDA memiliki warna tunas hijau kecoklatan pada varietas Java typica memiliki warna tunas Coklat dan pada varietas <em>Orange bourbon</em> memiliki warna tunas hijau.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Billy Tito Firmansyah, Fandyka Yufriza Ali, Ujang Setyoko, Annisa Lutfi Alwihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/699Karakteristik Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi pada Metode Penanaman Konvensional dan Split Tanaman Melalui Penambahan Hara Nitrogen2024-10-02T12:44:43+07:00Salwa Aulia Khoizzahtirtowahyuwidodo@polije.ac.idTirto Wahyu Widodotirtowahyuwidodo@polije.ac.id<p>Metode split tanaman dapat menghemat kebutuhan benih padi, namun biasanya pertumbuhan kurang seragam, pembentukan anakan kurang optimal, dan pengisian biji kurang maksimal sehingga berpotensi penurunan hasil gabah. Penambahan hara nitrogen diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi pada penanaman metode split. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakter pertumbuhan dan hasil tanaman yang dibudidayakan dengan metode tanam konvensional dan split tanaman dengan penambahan hara nitrogen. Percobaan dirancang menggunakan rancangan petak terbagi dengan rancangan dasar RAL. Dosis pupuk (urea) sebagai petak utama terdiri atas 4 taraf yakni 0 kg/ha (kontrol) 200 kg/ha, 250 kg/ha, dan 300 kg/ha sedangkan metode penanaman sebagai anak petak terdiri atas tanpa split (konvensional), split 1 anakan, split 2 anakan, dan split 3 anakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter pertumbuhan tanaman (jumlah anakan dan tinggi tanaman) pada metode non split signifikan dibandingkan metode split, namun jumlah anakan produktif tidak signifikan. Karakter hasil tanaman yakni jumlah gabah bernas dan berat gabah kering sawah per sampel pada metode non split signifikan dibandingkan metode split tanaman. Walaupun jumlah anakan produktif tidak signifikan, namun kapasitas fotosintesis tanaman yang tidak di split lebih baik yang ditunjukkan dengan jumlah gabah bernas (631,62 bulir) dan berat gabah kering sawah per sampel (36,00 g). Penambahan urea 200 kg/ha lebih efisien terhadap berat 1000 biji dibandingkan dosis lain diatasnya. Nitrogen mampu memicu pembentukan bulir dan pengisian biji sehingga secara langsung meningkatkan berat biji. Penerapan metode non split dan tanpa pemupukan pada lahan yang digunakan dinilai lebih efisien dibandingkan dengan penambahan pupuk.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Salwa Aulia Khoizzah, Tirto Wahyu Widodohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/700Pengaruh Pertumbuhan Tunas Hasil Rejuvinasi Batang Ganda dengan Perlakuan Satu Ruas dan Dua Ruas Hasil Cliping Terhadap Pertumbuhan Cabang Primer Kopi Robusta (Coffea canephora L.)2024-10-02T13:01:33+07:00Dian Hartatiedian_hartatie@polije.ac.idRoychan Zulhaq Abdillahdian_hartatie@polije.ac.idUsken Fisdianadian_hartatie@polije.ac.id<p>Klon BP 308 merupakan klon batang bawah yang memiliki keunggulan yaitu tahan kekeringan, toleran terhadap pada kondisi marginal (tanah tidak subur), dan tahan terhadap nematoda. Pemangkasan adalah suatu bentuk pengendalian secara kultur teknis yang mempunyai tujuan untuk memutus siklus siklus hidup hama utama pada tanaman kopi.pemangkasan juga bertujuan untuk membuang cabang - cabang tua yang kurang produktif dan terserang hama penyakit.. Kegiatan rejuvinasi dilakukan dengan memangkas batang (toping) sekaligus atau secara bertahap dan dilakukan juga beberapa <em>cliping </em>cabang primer. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi robusta (<em>Coffea canephora) </em>menjadi lebih maksimal. Metode penelitian ini menggunakan perhitungan Uji-T hasil rejuvinasi batang ganda dengan perlakuan satu ruas dan dua ruas hasil penyunatan pada pertumbuhan tunas serta data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, Hasilnya menunjukkan parameter pertumbuhan panjang tunas dan diameter tunas tidak ada pengaruh nyata. Namun pada pengamatan ke 5 parameter jumlah helai daun menunjukkan hasil yang berbeda nyata . Pada perhitungan rata-rata menunjukkan hasil pada semua parameter penyunatan atau <em>cliping </em>dengan menyisakan 2 ruas memiliki pertumbuhan tunas yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan menyisakan 1 ruas.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dian Hartatie, Roychan Zulhaq Abdillah, Usken Fisdianahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/701Pengaruh Berat Buah dan Lama Prendaman Ekstraksi Buah Pepaya terhadap Pematahan Dormansi Benih Semangka Non Biji (Citrulus Vulgaris Schard)2024-10-02T13:05:34+07:00Dwi Rahmawatirahmawati@polije.ac.idM. Zaki Ubaidillah Kholilirahmawati@polije.ac.id<p>Semangka merupakan salah satu tanaman hortikultura yang berasal dari Afrika dan digemari masyarakat karena rasanya yang manis dan kandungan airnya yang tinggi. Biji semangka non-biji memiliki sifat dormansi sehingga perlu diberi perlakuan sebelum ditanam atau dikecambahkan. Benih yang memiliki kulit keras biasanya mengalami dormansi fisik. Dormansi benih dapat dipatahkan dengan melakukan skarifikasi benih baik secara fisik maupun kimiawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berat buah dan lama perendaman ekstrak buah pepaya terhadap pematahan dormansi benih semangka non biji. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2023 di Laboratorium PT East West Seed Indonesia Jember, Provinsi Jawa Timur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah berat buah pepaya, yaitu 250 gram/liter, 500 gram/liter, dan 1000 gram/liter. Faktor kedua adalah lama perendaman, yaitu 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Data yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan uji ANOVA dan BNT 1% atau 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berat buah pepaya berpengaruh nyata terhadap parameter kemunculan radikula (RE). Berat buah 250 gram/liter memberikan persentase kemunculan radikula (RE) sebesar 34,44%. Interaksi antara berat buah dan lama perendaman ekstrak buah pepaya berpengaruh nyata terhadap parameter radicle emergence (RE) dan berpengaruh sangat nyata terhadap parameter potensi tumbuh maksimum. Interaksi antara berat buah dan waktu perendaman ekstrak buah pepaya memberikan persentase kemunculan radikula (RE) sebesar 41,33% dan persentase potensi tumbuh maksimum sebesar 74%.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dwi Rahmawati, M. Zaki Ubaidillah Kholilihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/702Aplikasi Hormon Giberelin (GA3) dan Pupuk SP-36 terhadap Produksi Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)2024-10-02T13:13:11+07:00Andini Wisnu Putri Rahayuandiniwisnu@gmail.comSri Rahayuandiniwisnu@gmail.comNurul Sjamsijahandiniwisnu@gmail.com<p>Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Produksi kedelai di Indonesia belum memenuhi kebutuhan dalam negeri, melihat dari angka impor yang masih tinggi. Maka dari itu diperlukan strategi dalam penanaman agar produksi kedelai dapat kembali maksimal, yaitu dengan menentukan konsentrasi giberelin dan dosis pupuk SP-36 yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ZPT giberelin dan dosis pupuk SP-36 terhadap produksi benih kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2023 di lahan Kelurahan Antirogo, Kec. Sumbersari, Kab. Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Faktor pertama adalah konsentrasi giberelin yang terdiri dari 75 ppm, 100 ppm, dan 125 ppm. Faktor kedua adalah dosis pupuk SP-36 yang terdiri dari 100 kg/ha, 150 kg/ha, dan 200 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi giberelin 125 ppm dan dosis pupuk SP-36 200 kg/ha memberikan pengaruh sangat nyata terhadap produksi benih per hektar (2.164,88 kg/ha), serta memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman (102,07 polong), berat benih per tanaman (31,64 gram), berat benih per plot (541,22 gram).</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Andini Wisnu Putri Rahayu, Sri Rahayu, Nurul Sjamsijahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/703Aplikasi POC Giberellin Untuk Meningkatkan Produksi Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea. L)2024-10-02T13:18:45+07:00Dhea Anggraenidheaanggraeni1821@gmail.comHari Prasetyodheaanggraeni1821@gmail.com<p>Kacang tanah (<em>Arachis hypogea L.</em>) merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang banyak ditanam di Indonesia setelah kedelai. Kacang tanah memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi serta kaya akan komponen gizi yaitu protein dan lemak. Nilai ekonomi kacang tanah yang tinggi pada kebutuhan pangan kacang tanah menyebabkan semakin banyak permintaan pasokan kacang tanah. Maka untuk memenuhi kebutuhan kacang tanah perlunya meningkatkan Produksi dan mutu benih kacang tanah. Teknik untuk meningkatkan produksi benih tanaman kacang tanah <em>(Arachis hypogaea </em>L.<em>)</em> Pupuk Organik Cair (POC) NASA dan Giberellin. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2023 – Januari 2024 di Jl. Mastrip, Krajan Timur, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial menggunakan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama pemberian POC NASA disimbolkan (P) yaitu (6 ml/l, 9 ml/l, 12 ml/l). Faktor kedua penambahan Giberelin (GA3) disimbolkan (G) yaitu (G1:75 ppm, G2:125 ppm, G3:175 ppm). Hasil penelitian menunjukkan POC berpengaruh sangat nyata (**) pada jumlah polong pertanaman (57,76 butir), berat benih pertanaman (55,09 gr), dan potensi produksi benih per Ha (6,321 ton/ha). Perlakuan giberellin memberikan pengaruh berbeda nyata (**) terhadap jumlah polong pertanaman (56,44 butir), berat benih pertanaman (52,46 gr), dan Potensi produksi benih per Ha (6,019 ton/ha).</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dhea Anggraeni, Hari Prasetyohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/705Pengaruh Asal Stek dan Konsentrasi Pupuk Daun Gandasil D dan Growmore terhadap Produksi Benih Vegetatif Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Varietas Antin 32024-10-02T13:24:14+07:00Naufal Maulana Nibraskurniasari@polije.ac.idLeli Kurniasarikurniasari@polije.ac.id<p>Ubi jalar merupakan jenis tanaman merambat yang menghasilkan umbi dan memiliki kandungan gizi yang sangat baik. Perkembangan produksi aneka umbi selama lima tahun terakhir (2018-2022) menunjukan fluktuasi dan cenderung menurun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap tahun Indonesia mengupayakan peningkatan produksi ubi jalar. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi benih vegetatif ubi jalar yaitu dengan menanam asal setek dan pemberian konsentrasi pupuk daun Gandasil D dan Growmore. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal setek, berbagai konsentrasi pupuk daun, dan interaksi antara keduanya. Penelitian dilaksanakan di lahan Antirogo Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur pada Bulan Oktober sampai Desember 2023. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga kali ulangan. Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Faktor pertama yaitu pengaruh asal setek L1 (setek pucuk), L2 (setek batang). Faktor kedua yaitu berbagai konsentrasi pupuk daun P1 = Gandasil D konsentrasi 3 g/l, P2 = Gandasil D konsentrasi 4 g/l, P3 = Growmore konsentrasi 3 g/l, P4 = Growmore konsentrasi 4 g/l. Pada penelitian ini perlakuan asal setek memberikan pengaruh nyata terhadap beberapa parameter seperti panjang cabang primer dan sekunder, produksi setek pertanaman, serta jumlah daun umur 14 HST. Sedangkan perlakuan konsentrasi pupuk daun Gandasil D dan Growmore tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter. Kombinasi perlakuan antara asal setek dengan perlakuan berbagai konsentrasi pupuk daun memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua parameter.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Naufal Maulana Nibras, Leli Kurniasarihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/706Aplikasi Pemangkasan Pucuk dan Penjarangan Buah Terhadap Produksi Benih Paria (Momordica charantia L.)2024-10-02T13:28:23+07:00Ega Tiara Sariegatiara1201@gmail.comRahmat Ali Syabanegatiara1201@gmail.com<p>Upaya peningkatan produksi benih dapat dilakukan dengan pemangkasan pucuk dan penjarangan buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemangkasan pucuk dan penjarangan buah terhadap produksi benih paria (<em>Momordica charantia </em>L.). Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Pertanian Kelurahan Antirogo, Sumbersari, Jember dan Lab. Teknik Produksi benih, Politeknik Negeri Jember, Jember mulai bulan Oktober 2023 sampai dengan Januari 2024. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dengan tiga kali pengulangan. Faktor pertama yaitu pemangkasan pucuk yang terdiri atas tiga taraf: pemangkasan pucuk pada ruas ke-12 (P1), pemangkasan pucuk pada ruas ke-15 (P2) dan pemangkasan pucuk pada ruas ke-18 (P3). Faktor kedua yaitu penjarangan buah dengan tiga taraf: 6 buah (B1), 8 buah (B2) dan 10 buah (B3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan pucuk pada ruas ke-12 mampu meningkatkan jumlah benih per buah sebesar 24,18 butir dan berat benih per tanaman sebesar 19,05 gram. Perlakuan penjarangan 6 buah per tanaman mampu meningkatkan jumlah benih per buah sebesar 24,36 butir dan berat benih per tanaman 18,92 gram.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Ega Tiara Sari, Rahmat Ali Syabanhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/707Pengaruh Ukuran Umbi dan Penambahan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bibit Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) 2024-10-02T13:31:25+07:00Leli Kurniasarikurniasari@polije.ac.idWahidana Ikhsan Ardityakurniasari@polije.ac.id<p>Bawang merah (<em>Allium ascalonicum </em>L.) merupakan salah satu komoditas favorit di Indonesia. Ketersediaan benih bawang merah di Indonesia sendiri belum mencukupi kebutuhan, sehingga membuat banyak petani menggunakan benih dari hasil perbanyakan sendiri dan mengakibatkan produktivitas yang rendah. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengkaji perlakuan tambahan yang berpotensi meningkatkan produksi umbi benih bawang merah dengan membandingkan pada ukuran benih bawang merah yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran umbi dan penambahan PGPR (<em>Plant Growth Promoting Rhizobacteria</em>) terhadap pertumbuhan dan hasil umbi bibit bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2023 yang bertempat di Jl. Letjen S.Parman No.58, Kali Oktak, Karangrejo, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur dan Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF) yang terdiri dari dua faktor perlakuan dan di ulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah ukuran umbi (U), terdiri dari U1: ukuran <5 g, U2: ukuran 5-10 g, dan ukuran >10 g (U<sub>3</sub>). Faktor kedua adalah konsentrasi PGPR, terdiri dari konsentrasi 5ml/l (P<sub>1</sub>), 10ml/l (P<sub>2</sub>), dan 15ml/l (P<sub>1</sub>). Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi, diameter umbi dan berat kering umbi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran >10 g memberikan hasil terbaik pada jumlah daun 42 helai, jumlah umbi 14 buah, berat kering 43,56 g. Sementara itu, ukuran umbi kecil (<5 g) memberikan hasil terbaik pada diameter umbi 2,24 cm.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Leli Kurniasari, Wahidana Ikhsan Ardityahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/708Pengaruh Jenis Mulsa dan Pupuk Kandang Kambing Terhadap Produksi Benih Kacang hijau (Vigna radiata L.)2024-10-02T13:33:40+07:00Nantil Bambang Eko Sulistiyonopuguhrahayu171@gmail.comWahyu Nurdiansyahpuguhrahayu171@gmail.com<p>Masyarakat Indonesia sering mengonsumsi kacang hijau, tanaman kacang-kacangan yang dihargai karena kandungan vitamin, karbohidrat, dan proteinnya yang tinggi. Kebutuhan kacang hijau yang terus meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia. Namun, produktivitas kacang hijau pada tahun 2022 menurun 5,34% menjadi 11.42 ton/ha dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 12.03 ton/ha. Diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau dengan menyediakan benih bermutu agar produktivitas kacang hijau meningkat, sehingga produksi kacang hijau nasional dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Upaya intensifikasi dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tanah dengan menggunakan jenis mulsa dan kotoran kambing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis mulsa dan pupuk kandang kambing terhadap hasil dan kualitas biji kacang hijau. Penelitian ini dilakukan di Jl. Tlogowetan, Tawangmangu, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur dari bulan Oktober hingga Desember 2023. Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga kali ulangan. Dosis pupuk kandang kambing, yaitu 5 ton/ha (K<sub>1</sub>), 10 ton/ha (K<sub>2</sub>), dan 15 ton/ha (K<sub>3</sub>), merupakan faktor pertama. Jenis mulsa, yang meliputi mulsa jerami (M<sub>1</sub>), mulsa plastik hitam perak (M<sub>2</sub>), dan mulsa plastik perak (M<sub>3</sub>), adalah komponen kedua. ANOVA digunakan untuk menganalisis data, dan kemudian dilakukan uji DMRT pada tingkat kesalahan 5%. Dosis pupuk kandang kambing yang diaplikasikan dengan takaran 15 ton/ha (K<sub>3</sub>) menghasilkan hasil polong per tanaman yang paling banyak, dengan rata-rata 19,98 polong, berat benih per tanaman dengan rerata 13,49 gram, berat benih per plot dengan rerata 278,19 gram, dan produksi benih per hektar dengan rerata 1,97 ton/ha.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Nantil Bambang Eko Sulistiyono, Wahyu Nurdiansyahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/709Pengaruh Dasar Kandang Ayam dan Jarak Tanam Terhadap Produksi Dan Mutu Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.)2024-10-02T13:42:12+07:00Sultan Ayyubiaggubiayyub@gmail.comMochamat Bintoroaggubiayyub@gmail.com<p>Kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.) merupakan tanaman legum yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat indonesia. Kacang hijau memiliki rata-rata produktivitas sebesar 1,134 ton/ha, padahal rata-rata produktivitas kacang hijau bisa mencapai 1,60 ton/ha sehingga masih dapat ditingkatkan lagi dengan optimalisasi budidaya yang tepat. Supaya dapat mencapai produksi yang tinggi, maka perlu perbaikan teknik budidaya, salah satunya adalah penggunaan benih yang bermutu. Salah satu untuk meningkatkan produksi dilakukan beberapa teknik budidaya yang diterapkan adalah penggunaan pupuk organik dan jarak tanam. Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober hingga desember 2023 di lahan Kelurahan Antirogo, Kec. Sumbersari, Kab. Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah pupuk kandang ayam yang terdiri dari dosis 10 ton/ha (K1), 20 ton/ha (K2), dan 30 ton/ha. Faktor kedua adalah jarak tanam yang terdiri dari 40 cm x 15 cm (J1), 40 cm x 20 cm (j2), dan 40 cm x 25 cm (J3). Data dianalisis menggunakan ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk kandang ayam dosis 30 ton/ha dan jarak tanam 40 cm x 25 cm (K3J3) berpengaruh nyata pada parameter jumlah polong pertanaman sebesar 21,08 polong.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Sultan Ayyubi, Mochamat Bintorohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/711Produksi Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian Jenis POC dan Dosis Pupuk SP-362024-10-02T13:48:28+07:00Vina Rizky Muthoharohvinarizkym1123@gmail.comMochamat Bintorovinarizkym1123@gmail.com<p>Upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu benih kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.) dapat dilakukan dengan perlakuan Jenis POC dan dosis Pupuk SP-36. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023, di lahan Kelurahan Tegal Gede Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember dan Laboratorium teknologi benih, Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah perlakuan jenis POC, terdiri dari POC Herbafarm 3 ml/l (P<sub>1</sub>), POC POMI 4 ml/l (P<sub>2</sub>), POC NASA 10 ml/l (P<sub>3</sub>). Faktor kedua adalah dosis SP-36, terdiri dari 110 kg/ha (D<sub>1</sub>), 210 kg/ha (D<sub>2</sub>), 310 kg/ha (D<sub>3</sub>). Hasil pengamatan diuji menggunakan uji F atau ANOVA (Analysis of Variance). Apabila hasil uji F menunjukkan perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut Uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan Interaksi antara perlakuan jenis POC dan dosis pupuk SP-36 berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah polong per tanaman dengan rata-rata terbaik 14,58 polong.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Vina Rizky Muthoharoh, Mochamat Bintorohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/712Respon Penjarangan Buah dan Penentuan Umur Panen Terhadap Mutu Benih Paria Hibrida (Momordica charantia L.)2024-10-02T13:54:27+07:00Kamilatur Rohmahmilakamila074@gmail.comRahmat Ali Syabanmilakamila074@gmail.com<p>Benih bermutu mencakup mutu genetis, mutu fisiologis, dan mutu fisik. Daya Berkecambah merupakan indikator utama mutu fisiologis benih. Benih paria hibrida yang dihasilkan oleh salah satu perusahaan memiliki presentase daya berkecambah yang belum memenuhi standar sertifikasi. Upaya peningkatan mutu benih paria hibrida dapat dilakukan dengan cara penjarangan buah dan penentuan umur panen yang tepat karena menyisakan beberapa buah dan pemanenan yang tepat dapat mengoptimalkan penyerapan asimilat pada buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi perlakuan penjarangan buah dan penentuan umur panen terhadap mutu benih paria hibrida (<em>Momordica charantia</em> L.). Penelitian ini mengunakan Rancangam Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan tiga ulangan. Faktor pertama yaitu penjarangan buah 6 buah pertanaman (B<sub>1</sub>), 8 buah pertanaman (B<sub>2</sub>), 10 buah per tanaman (B<sub>3</sub>). Sedangkan faktor kedua yaitu 20 HSP (U<sub>1</sub>), 21 HSP (U<sub>2</sub>), 22 HSP (U<sub>3</sub>). Data dianalisis dengan menggunakan Anova dan di uji lanjut dengan DMRT 5% (<em>Duncan Multiple Range Test</em>) apabila data menunjukkan hasil sangat signifikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2023 – Januari 2024 di lahan pertanian Kelurahan Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan interaksi faktor perlakuan penjarangan buah dan penentuan umur panen berpengaruh nyata terhadap parameter daya berkecambah dengan rata-rata sebesar 91,33%.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Kamilatur Rohmah, Rahmat Ali Syabanhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/713Pengaruh Pemangkasan Pucuk dan Jarak Tanam Terhadap Produksi dan Mutu Benih Bayam Merah (Amarantustricolor L.)2024-10-02T13:58:59+07:00Dwi Rahmawatirahmawati@polije.ac.idAchmad Malikur Rizalrahmawati@polije.ac.id<p>Bayam dibudidayakan untuk dikonsumsi daunnya, tanaman ini bisa tumbuh subur dimana saja baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman bayam sering kali dibudidayakan oleh masyarakat baik ditanam pada pekarangan/belakang rumah dan pada polybag atau ditanam pada lahan persawahan. Seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan akan benih bayam merah akan semakin meningkat. Sehingga diperlukan benih tanaman bayam merah yang bermutu baik dan berkualitas tinggi untuk mempertahankan produksi tanaman bayam merah. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi benih bayam merah adalah dengan pemangkasan pucuk dan jarak tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara pemangkasan pucuk (Topping) dan jarak tanam terhadap produksi dan mutu benih bayam merah. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan November 2023 PT. Benih Citra Asia Jember. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama yaitu pemangkasan pucuk (topping) yang terdiri dari pemangkasan pucuk non topping (T1), pemangkasan pucuk 15 hst (T2), dan pemangkasan pucuk 30 hst (T3). Faktor kedua yaitu jarak tanam yang terdiri dari 40cm x 60cm (J1), 50cm x 50cm(J2), dan 40cm x 50cm (J3). Dianalisis menggunakan ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan pucuk 30 hst (T3) berpengaruh sangat nyata terhadap berat benih pertanaman 18,05 gram, berat benih per plot 216,57 gram, dan produksi per hectare 0,77 ton/ha.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dwi Rahmawati, Achmad Malikur Rizalhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/718Aplikasi Pupuk Kandang Kambing Dan Konsentrasi Giberellin Terhadap Produksi Dan Mutu Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L. )2024-10-02T14:01:56+07:00Siti Asysu’araSitiasys94@gmail.comMochamat BintoroSitiasys94@gmail.com<p>Upaya untuk meningkatkan produksi dan mutu benih kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.) dapat dilakukan dengan cara aplikasi pupuk kandang kambing dan kosentrasi giberellin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023, di lahan Desa Gunung Sari, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, dan Laboratorium, teknologi benih, Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah aplikasi pupuk kandang kambing, terdiri dari 2 ton/ha (K<sub>1</sub>), 6 ton/ha (K<sub>2</sub>), 10 ton/ha (K<sub>3</sub>). Faktor kedua adalah penyemprotan Konsentrasi Giberellin, terdiri dari 125 ppm (G<sub>1</sub>), 150 ppm (G<sub>2</sub>), 175 ppm (G<sub>3</sub>). Hasil pengamatan diuji menggunakan uji F atau ANOVA (Analysis of Variance). Apabila hasil uji F menunjukkan perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut Uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara aplikasi pupuk kandang kambing 10 ton/ha dan konsentrasi giberallin 150 ppm (K<sub>3</sub>G<sub>2</sub>) memberikan pengaruh nyata pada jumlah polong per tanaman dengan hasil terbaik 5,64 polong. Interaksi antara aplikasi pupuk kandang kambing 10 ton/ha dan konsentrasi giberallin 175 ppm (K<sub>3</sub>G<sub>3</sub>) memberikan pengaruh nyata pada produksi benih per hektar dengan hasil terbaik 1,80 ton.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Siti Asysu’ara, Mochamat Bintorohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/731Aplikasi Pupuk Kompos Dan Pupuk SP-36 Terhadap Produksi Dan Mutu Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.)2024-10-02T14:06:46+07:00Lutfi Rio Nurhidayatlutfi.rio.lr99@gmail.comSuwardi Suwardilutfi.rio.lr99@gmail.com<p>Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu famili kacang-kacangan (Leguminosae) yang cukup penting di Indonesia. Penggunaan pupuk yang berimbang mampu meningkatkan produksi, mutu benih kacang hijau, meningkatkan efisiensi pemupukan, dan kesuburan tanah. Oleh karena itu penggunaan pupuk sebaiknya mengkombinasikan antara pupuk organik dan pupuk anorganik seperti pupuk kompos dan Sp-36. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh pupuk kompos, pupuk SP-36, dan mengetahui pengaruh interaksi antara pupuk kompos dan pupuk SP-36 terhadap produksi dan mutu benih kacang hijau (Vigna radiata L). Penelitian ini menggunakan metode rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dua faktor perlakuan, masing-masing faktor terdiri dari 3 level yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kompos berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman dengan hasil tertinggi (K3 =22,69 polong), berat benih per tanaman dengan hasil tertinggi (K3 =13,16 gram), berat benih per plot dengan hasil tertinggi (K3 =171,62 gram), dan produksi benih per hektar dengan hasil tertinggi (K3 = 1,86 ton). Selain itu, perlakuan pupuk Sp-36 berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman dengan hasil tertinggi (D3 = 21,42 gram). Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan interaksi perlakuan pupuk kompos dan pupuk Sp-36 berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong per tanaman dengan hasil tertinggi (K3D3 = 23,93 polong). Meskipun pupuk kompos dan SP-36 memiliki pengaruh dan interaksi perlakuan, implikasi penelitian untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan dosis pupuk kompos dan pupuk Sp-36 yang lebih bervariasi agar penggunaan pupuk Sp-36 lebih efisien dan mengurangi biaya produksi terutama pada tanaman kacang hijau.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Lutfi Rio Nurhidayat, Suwardi Suwardihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/752Intensifikasi Produksi dan Kualitas Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Melalui Aplikasi Vermikompos dan POC NASA2024-10-02T14:11:48+07:00Ferliana Mahrulifirlianamahruli@gmail.comMochamat Bintorofirlianamahruli@gmail.com<p>Riset ini dilaksanakan untuk mengetahui intensifikasi produksi dan kualitas benih kacang hijau (Vigna radiata L.) melalui aplikasi vermikompos dan POC Nasa. Riset ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023, di Desa Umbulsari Kabupaten Jember dan laboratorium teknologi benih Politeknik Negeri Jember. Riset ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah perlakuan dosis vermikompos yang terdiri dari 4 ton/ha (V<sub>1</sub>), 6 ton/ha (V<sub>2</sub>), 8 ton/ha (V<sub>3</sub>). Faktor kedua adalah pemberian POC NASA yang terdiri dari 5 ml/l (P<sub>1</sub>), 10 ml/l (P<sub>2</sub>), 15 ml/l (P<sub>3</sub>). Data dianalisa menggunakan uji F atau ANOVA (Analysis of Variance). Jika hasil uji F menunjukkan signifikan, dilakukan uji lanjut DMRT. Hasil riset menunjukkan bahwa perlakuan V<sub>3</sub> (8 ton/ha) berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif yaitu 5,15 cabang dan umur panen 49,67 HST. Interaksi antara dosis vermikompos 8 ton/ha dan pupuk organik cair 15 ml/l (V<sub>3</sub>P<sub>3</sub>) berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman, bobot benih per tanaman dan bobot benih per hektar dengan nilai masing-masing. 13,50 polong, 14,12 gr dan 2,35 ton.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Ferliana Mahruli, Mochamat Bintorohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/753Peningkatan Mutu Benih dan Pertumbuhan Vegetatif Semangka (Citrullus lanatus L.) Kedaluwarsa Melalui Priming dengan Beberapa Sumber ZPT Alami2024-10-02T14:16:31+07:00Zakia Dinda Ayu Pratiwidindaayu0621@gmail.comPutri Santikadindaayu0621@gmail.com<p>Semangka (<em>Citrullus lanatus</em> L) merupakan salah satu buah yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia tetapi masih terdapat benih semangka yang kurang dioptimalkan kebutuhannya sehingga memasuki masa kedaluwarsa dan menurunkan kualitas benih semangka. Penelitian ini bertujuan mendapatkan Zat Pengatur Tumbuh organik yang bisa meningkatkan mutu benih semangka kedaluwarsa dengan cara <em>priming</em> sehingga dapat menghasilkan perkecambahan yang baik. Penelitian dilaksankan pada bulan September-Desember 2023 di Politeknik Negeri Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, dengan 2 faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor 1 adalah umur benih (K) yang terdiri dari (K0) benih semangka belum kedaluwarsa dan (K1) benih semangka kedaluwarsa 8 bulan. Faktor 2 adalah beberapa ZPT organik, (Z0) perendaman tanpa perlakuan selama 24 jam, (Z1) perendaman dengan ekstrak tomat 15% selama 24 jam, (Z2) perendaman dengan ekstrak jagung muda 15% selama 24 jam, dan (Z3) perendaman dengan air kelapa muda 75% selama 24 jam. Data analisis menggunakan rumus uji F (ANOVA) dan uji lanjut menggunakan (BNT) dengan taraf eror 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Z3) air kelapa 75% selama 24 jam memberikan pengaruh nyata pada daya berkecambah, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh. Perlakuan Z3 mampu meningkatkan daya berkecambah benih kedaluwarsa sebesar 25% dari 72% menjadi 97%.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Zakia Dinda Ayu Pratiwi, Putri Santikahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/754Meningkatkan Produksi Jagung dengan Penambahan Basilus sp. dan Mikoriza di Kelompok Tani “Tunas Makmur” Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus2024-10-02T14:30:50+07:00Moh. Ali Hamidy Ekopranotomahepaf@yahoo.comPuji Lestarimahepaf@yahoo.com<p>Jagung adalah komoditas pertanian primer yang terus diupayakan peningkatan produksinya. Sebagian kebutuhan jagung di Indonesia sementara ini masih dipenuhi dari impor. Kementerian pertanian berupaya mengakselerasi peningkatan produksi dengan ekstenfikasi dan intensifikasi. Upaya perluasan tanam terus dilakukan disamping peningkaan produktivitas tanaman. Teknologi peningkatan kesuburan tanah dan nutrisi tanaman terus dikembangkan. Basilus sp dan mikoriza merupakann bakteri dan jamur yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan nutrisi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan basilus sp dan mikoriza terhadap produksi jagung. Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani “Tunas Makmur” Desa Jurang, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus pada Bulan November 2023 sampai dengan Maret 2024. Perlakuan pada penelitian ini adalah dengan penambahan basilus sp dan mikoriza pada benih yang ditanam di lahan. Lahan tanam dibagi menjadi empat bagian. Perlakuan 1 tanpa penambahan basilus sp dan mikoriza, perlakuan 2 ditambah basilus sp, perlakuan 3 ditambah mikoriza dan perlakuan 4 ditambah basilus sp dan mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan vegetatif jagung yang mendapatkan perlakuan basilus sp dan mikoriza dalam rentang waktu yang sama lebih cepat bila dibandingkan dengan jagung tanpa penambahan apapun. Urutan kecepatan pertumbuhan vegetatif adalah perlakuan 1 (tanpa penambahan basilus sp dan mikoriza), perlakuan 2 (dengan penambahan basilus sp), perlakuan 3 (penambahan mikoriza) dan perlakuan 4 (penambahan basilus sp dan mikoriza). Hasil perhitungan produksi jagung juga menunjukkan bahwa penambahan basilus sp dan mikoriza lebih banyak dibanding dengan tanaman jagung tanpa penambahan basilus sp dan mikoriza. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa penambahan basilus sp dan mikoriza dapat meningkatkan produksi jagung.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Moh. Ali Hamidy Ekopranoto, Puji Lestarihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/755Pengaruh Penggunaan Tanaman Refugia Terhadap Keanekaragaman Arthropoda pada Budidaya Tanaman Bawang Merah2024-10-02T14:34:57+07:00Tri Yaninta Gintingtriyanintaginting@dosen.pancabudi.ac.idAndi Setiawantriyanintaginting@dosen.pancabudi.ac.idMuhammad Farhan Abdul Aziztriyanintaginting@dosen.pancabudi.ac.idMuhammad Hafiq Aezadtriyanintaginting@dosen.pancabudi.ac.id<p>Informasi yang spesifik tentang pengaruh tanaman refugia terhadap keanekaragaman arthropoda pada budidaya bawang merah masih terbatas. Praktik pertanian berkelanjutan sering kali mengabaikan keberagaman spesies arthropoda, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi potensi tanaman refugia sebagai strategi untuk mengidentifikasi keanekaragaman arthropoda pada tanaman bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tanaman refugia terhadap keanekaragaman arthropoda pada budidaya tanaman bawang merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non-faktorial dengan empat jenis perlakuan yang diaplikasikan pada pertanian tanaman bawang merah, diantaranya yaitu P0 (tanpa tanaman refugia), P1 (Marigold), P2 (Zinnia), dan P3 (kombinasi Marigold dan Zinnia). Setiap perlakuan diamati dalam 4 blok ulangan, dengan total 96 tanaman. Penelitian yang dilakukan selama 5 minggu pengamatan memperoleh hasil arthropoda sebanyak 9 spesies dimana diantaranya termasuk kategori predator dan hama dengan klasifikasi kenaekaragaman yang terdiri atas 7 ordo dan 9 famili yang berbeda, dengan total 106 spesies. Indeks Shannon-Wiener (H) menunjukkan keanekaragaman tertinggi (2,12) pada P3 dan terendah (2,03) pada P0. Rata-rata indeks Shannon-Wiener adalah 2,08, menandakan keanekaragaman sedang (1 < H < 3). Indeks Evennes (E) tertinggi (0,964) pada P3 dan terendah (0,925) pada P0, dengan rata-rata 0,948, menunjukkan kesetaraan arthropoda yang tinggi (E > 0,6). Temuan ini menunjukkan potensi tanaman refugia dalam meningkatkan keanekaragaman dan kesetaraan arthropoda dalam budidaya bawang merah, mendukung pertanian berkelanjutan.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Tri Yaninta Ginting, Andi Setiawan, Muhammad Farhan Abdul Aziz, Muhammad Hafiq Aezadhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/756Evaluasi Efektivitas Bioinsektisida Nabati dari Ekstrak Daun Mahoni dan Sirsak Terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoptera exigua)2024-10-02T14:39:20+07:00Tri Yaninta Gintingtriyanintaginting@dosen.pancabudi.ac.idKabul Warsitotriyanintaginting@dosen.pancabudi.ac.idWinda Sari Br Siregartriyanintaginting@dosen.pancabudi.ac.id<p>Praktik pertanian berkelanjutan dengan menggunakan bioinsektisida nabati dari bagian-bagian tumbuhan semakin diminati karena kemampuannya sebagai agen pengendalian hama tanaman dengan keunggulan dalam menjaga ekosistem alam dan mengurangi dampak negatif terhadap residu pestisida kimia sintetis yang dapat membahayakan manusia. Ulat grayak (<em>Spodoptera exigua</em>) merupakan salah satu hama yang memiliki dampak berbahaya karena kemampuannya dalam merusak berbagai jenis tanaman pertanian sehingga menimbulkan kerugian yang berpotensi mengurangi hasil panen dan kualitas produksi dari tanaman yang dibudidayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas bioinsektisida nabati yang berasal dari ekstrak daun mahoni dan daun sirsak terhadap mengurangi populasi ulat grayak (<em>Spodoptera exigua</em>). Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap non-faktorial dengan enam perlakuan berbeda yaitu P1, P2, P3, P4, P5 dan P6, dan kontrol tanpa perlakuan yaitu P0. Perlakuan dalam penelitian melibatkan konsentrasi berbeda dari ekstrak daun mahoni, ekstrak daun sirsak, dan kombinasi campuran keduanya. Penelitian dilakukan selama empat hari dengan pengamatan setiap 24 jam, menggunakan total 28 unit percobaan dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P6 memberikan tingkat mortalitas tertinggi pada ulat grayak yang mencapai 90%, sementara kontrol P0 tidak memberikan efek mortalitas sama sekali dengan hasil 0%. Perlakuan P1 dengan P3, P2 dengan P4, dan P4 dengan P5 menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan. Namun perlakuan P1, P2, dan P3 menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan perlakuan P5. Secara keseluruhan perlakuan P1, P2, P3, P4, P5 menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan perlakuan P6.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Tri Yaninta Ginting, Kabul Warsito, Winda Sari Br Siregarhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/757Uji Efektivitas Atraktan Terhadap Serangan Hama PBKO (Hypothenemus hampei Ferr.): Menggunakan Senyawa Etanol, Metanol dan Ekstrak Biji Kopi2024-10-02T14:42:52+07:00Kiki Meidiantoroandi1746@polije.ac.idSetyo Andi Nugrohoandi1746@polije.ac.idSepdian Luri Asmonoandi1746@polije.ac.idHatmiyarni Tri Handayaniandi1746@polije.ac.idIka Lia Novendaandi1746@polije.ac.id<p>Penggerek buah kopi atau PBKo (<em>Hypothenemus hampei</em> Ferr.) merupakan hama utama yang menyerang buah kopi di seluruh perkebunan kopi Indonesia. Serangan hama penggerek buah kopi menimbulkan kerugian terhadap penurunan produksi kopi secara fisik dan menurunkan mutu biji kopi. Persentase serangan PBKo pada tingkat lapangan mencapai 20% dan pada biji kopi dapat mencapai kisaran lebih dari 50%. Penelitian bertujuan menguji senyawa atraktan yang efektif untuk mengendalikan intensitas serangan PBKo (<em>Hypothenemus hampei</em> Ferr.). Penelitian dilakukan bulan Maret sampai Mei 2023 di Desa Pace, Kecamatan Silosanen, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Penelitian terdiri dari 3 taraf perlakuan senyawa atraktan seperti etanol, metanol dan ekstrak biji kopi. A1 = 40 ml : 10 ml : 20 ml, A2 = 10 ml : 40 ml : 20 ml dan A3 = 10 ml : 20 ml : 40 ml. Penelitian dimulai dengan survei kebun percobaan, penyediaan senyawa atraktan, pembuatan perangkap, penandaan perangkap dan pemasangan perangkap. Parameter pengamatan meliputi intensitas buah kopi terserang. Hasil penelitian menunjukkan senyawa atraktan berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas buah kopi terserang. Perlakuan A2 menunjukkan hasil berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas buah kopi dengan nilai rata-rata 12,35 ekor PBKo.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Kiki Meidiantoro, Setyo Andi Nugroho, Sepdian Luri Asmono, Hatmiyarni Tri Handayani, Ika Lia Novendahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/758Pengaruh Warna dan Waktu Peletakan Perangkap Atraktan untuk Mengendalikan Serangan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) pada Tanaman Kopi2024-10-02T14:47:31+07:00Khusnul Khotimahfandyka.yufriza@polije.ac.idFandyka Yufriza Alifandyka.yufriza@polije.ac.id<p>Kopi menjadi salah satu tanaman yang dapat diandalkan sebagai Perkebunan yang mampu menambah devisa negara. Indonesia menjadi salah satu negara ekspor utama nya yaitu kopi dan berada pada urutan ke-4 setelah Brazil, Vietnam, dan kolombia. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas buah kopi yaitu organisme peganggu tanaman seperti hama Penggerek Buah Kopi (PBKo) yang menjadi hama utama kerusakan buah kopi. Pengendalian hama penggerek buah kopi dapat dilakukan secara mekanis kimiawi dengan menggunakan perangkap atraktan. Salah satu cara yang bisa digunakan merangkap hama PBKo yaitu dengan memanfaatkan sifat biologisnya seperti ketertarikan hama terhadap warna dan waktu keatifan hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan warna dan waktu pada perangkap atraktan untuk megendalikan serangan hama PBKo. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor yaitu 4 perlakuan penggunaan warna P1 (warna merah), P2 (warna kuning), P3 warna Hijau, P4 (warna biru) dan 2 perlakuan waktu peletakan perangkap W1 (waktu peteletakan pagi) dan W2 (waktu peletakan sore) sehingga didapatkan 8 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Data di Analisa menggunakan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan penggunaan warna kuning dan waktu peletakan perangkap pagi hari memberikan pengaruh terbaik terhadap pengendalian hama PBKo pada parameter jumlah hama PBKo yang terperangkap.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Khusnul Khotimah, Fandyka Yufriza Alihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/759Pengendalian Hama dan Penyakit serta Evaluasi Pertumbuhan pada Krisan Pot Menggunakan Trichoderma sp. dan Metabolit Sekunder2024-10-02T14:50:13+07:00Gallyndra Fatkhu Dinatagallyndra.fatkhu@polije.ac.idAisya Marlianindagallyndra.fatkhu@polije.ac.idRefa Firgiyantogallyndra.fatkhu@polije.ac.idHanif Fatur Rohmangallyndra.fatkhu@polije.ac.idRindha Rentina Darah Pertamigallyndra.fatkhu@polije.ac.idFadil Rohmangallyndra.fatkhu@polije.ac.idSri Utamigallyndra.fatkhu@polije.ac.idSinta Dwi Rahmagallyndra.fatkhu@polije.ac.id<p><em>Trichoderma </em>sp. dan <em>Pseudomonas fluorescens</em> merupakan agens hayati yang mampu mengendalikan beberapa organisme pengganggu tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan jamur <em>Trichoderma </em>sp. dan metabolit sekunder <em>Pseudomonas fluorescens </em>dalam menekan kejadian hama dan penyakit tanaman krisan varietas Grand Pink. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Tanaman dan Greenhouse Rembangan Politeknik Negeri Jember selama 3 bulan dari September hingga November 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan, setiap ulangan terdiri atas 2unit percobaan dan setiap unit percobaan terdapat 5 sampel tanaman sehingga terdapat 90 tanaman yang diamati. Parameter pengamatan meliputi kejadian penyakit karat daun (<em>Pucciana </em><em>horiana</em>) dan persentase intensitas serangan hama lalat pengorok daun (<em>Liriomyza</em> sp). Parameter vegetatif yang diamati meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan parameter pengamatan generatif meliputi waktu muncul knop, jumlah knop, waktu muncul bunga dan jumlah bunga. Analisis data menggunakan <em>Analysis of variance </em>(ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan analisis data dapat diperoleh hasil bahwa perlakuan <em>Trichoderma </em>sp. dan metabolit sekunder <em>P. fluorescent </em>mampu menurunkan infeksi intensitas penyakit karat daun hingga 0%. Pada parameter vegetative, perlakuan penambahan <em>Trichoderma</em> sp. dan metabolit sekunder <em>P. fluorescent </em>menghasilkan nilai tertinggi dari perlakuan kontrol. Pada parameter generative, penambahan metabolit sekunder <em>P. fluorescens</em> menghasilkan rerata jumlah knop terbanyak yaitu 19 knop per tanaman dan pada pengamatan terakhir penambahan <em>Trichoderma </em>sp. menghasilkan jumlah bunga terbanyak yaitu 7,66 bunga.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Gallyndra Fatkhu Dinata, Aisya Marlianinda, Refa Firgiyanto, Hanif Fatur Rohman, Rindha Rentina Darah Pertami, Fadil Rohman, Sri Utami, Sinta Dwi Rahmahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/760Identifikasi Hama pada Tanaman Krisan (Chrysanthemum sp.) di Green House Rembangan Politeknik Negeri Jember 2024-10-02T14:55:43+07:00Gallyndra Fatkhu Dinatagallyndra.fatkhu@polije.ac.idSri Utamigallyndra.fatkhu@polije.ac.idEdi Siswadigallyndra.fatkhu@polije.ac.idZayin Sukrigallyndra.fatkhu@polije.ac.idTri Rini Kusparwantigallyndra.fatkhu@polije.ac.idIlham Hafidigallyndra.fatkhu@polije.ac.idAisya Marlianandagallyndra.fatkhu@polije.ac.id<p>Tanaman krisan merupakan salah satu komoditas unggulan di Greenhouse Rembangan Politeknik Negeri Jember karena memiliki permintaan yang tinggi di pasaran. Budidaya tanaman krisan di Greenhouse Rembangan memiliki permasalahan yaitu serangan hama yang terjadi pada fase <em>on farm</em> dan menyebabkan penurunan hasil produksi serta kualitas bunga krisan yang cukup tinggi. Berdasarkan hal diatas dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalis hama yang menyerang di tanaman krisan di beberapa Greenhouse tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan memaparkan data primer dan sekunder yang diperoleh dari survei, wawancara, pengambilan data dan observasi langsung, serta studi literatur. Pengambilan sampel hama dilakukan secara langsung di Greenhouse Rembangan kemudian dilanjutkan dengan identifikasi di Laboratorium Perlindungan Tanaman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 9 jenis hama yang menyerang tanaman krisan yang terdiri dari beberapa family dan ordo. Adapun jenis hama yang diidentifikasi yaitu lalat pengorok daun (<em>Liriomyza</em> sp.), ulat grayak (<em>Spodoptera litura</em>), ulat tanah (<em>Agrotis ipsilon</em>), belalang kayu (<em>Valanga nigricornis</em>), lalat buah (<em>Bactrocera dorsalis</em>), kutu kebul (<em>Bemisia tabaci</em>), thrips (<em>Thrips tabaci</em>), jangkrik (<em>Gryllus bimaculatus</em>), dan aphids (<em>Aphiss gossypii</em>). Pengendalian hama krisan yang dilakukan selama ini masih menggunakan insektisida kimia sepenuhnya. Data hasil indentifikasi digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman baik secara pencegahan maupun tindakan pengendalian yang lebih efektif.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Gallyndra Fatkhu Dinata, Sri Utami, Edi Siswadi, Zayin Sukri, Tri Rini Kusparwanti, Ilham Hafidi, Aisya Marlianandahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/761Respon Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora) Terhadap Pemberian KNO3 dan Ekstrak Bawang Merah2024-10-02T15:16:54+07:00Rinta Eka Damayantifandyka.yufriza@polije.ac.idFandyka Yufriza Alifandyka.yufriza@polije.ac.idSepdian Luri Asmonofandyka.yufriza@polije.ac.idDian Galuh Pratitagallyndra.fatkhu@polije.ac.id<p>Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai sumber devisa negara serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kualitas bibit menentukan pertumbuhan dan produktivitas tanaman pada pembibitan. Pertumbuhan bibit yang optimal dapat diperoleh melalui sistem pembibitan yang baik. Salah satu cara untuk mempercepat tumbuhnya dilakukan dengan pemberian Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) Ekstrak bawang merah yang mengandung auksin. Pemberian KNO<sub>3</sub> merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan pemberian unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh esktrak bawang merah dan KNO3 terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta. Pelaksanaan ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2024 di Rumah Kawat Politeknik Negeri Jember menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor 1 yaitu pemberian konsentrasi KNO3 terdiri dari 3 taraf yaitu kontrol (P0) 0% (P1) 0,5% (P2) 1% dan faktor 2 pemberian konsentrasi Ekstrak bawang merah terdiri dari 3 taraf yaitu kontrol (B0) 0% (B1) 50% (B2) 75%. Setiap satuan percobaan terdiri dari 4 bibit kopi robusta. Data dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan analisis ragam. Apabila perlakuan berbeda sangat nyata, maka akan dilakukan uji lanjut dengan Beda Nyata Terkecil dengan taraf 5% (BNT). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian KNO3 dan ekstrak bawang merah berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kopi Robusta pada parameter tinggi, diameter batang dan jumlah daun, penggunaan bibit dengan dosis KNO3 0,5% dan Ekstrak bawang merah 75% memberikan hasil terbaik pada bibit kopi Robusta</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Rinta Eka Damayanti, Fandyka Yufriza Ali, Sepdian Luri Asmono, Dian Galuh Pratitahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/762Respon Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora L) Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Hayati Yang Berbeda2024-10-02T15:21:05+07:00Fandyka Yufriza Alifandyka.yufriza@polije.ac.idDafa Sanggar Wijayafandyka.yufriza@polije.ac.idRizky Nirmala Kusumaningtyasfandyka.yufriza@polije.ac.idSetyo Andi Nugrohofandyka.yufriza@polije.ac.id<p>Produkvitas kopi indonesia masih tergolong rendah, faktor yang menjadi penyebab yaitu kurangnya pemeliharaan tanaman. Pemberian pupuk anorganik secara terus-menerus dalam jangka panjang akan menaikkan kemasaman tanah yang berdampak buruk terhadap mikroorganisme yang ada di dalam tanah dan apabila dibiarkan maka kesuburan alami tanah akan menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kopi robusta (<em>Coffea canephora</em> L.) terhadap pemberian beberapa jenis pupuk hayati yang berbeda dan mengetahui kombinasi jenis pupuk hayati terbaik yang sesuai bagi pertumbuhan bibit tanaman kopi robusta (<em>Coffea canephora</em> L.). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2024 di rumah kawat Politeknik Negeri Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok sederhana dengan 6 kombinasi perlakuan. P0; Kontrol, P1; PGPR 20gr, P2; Mikoriza 20gr, P3; PGPR 10gr + Mikoriza 5gr, P4; PGPR 15gr + Mikoriza 2,5gr, P5; PGPR 5gr + Mikoriza 7,5gr. Data dianalisis dengan uji F (ANOVA). Jika data yang didapatkan mendapatkan perlakuan berbeda nyata, dilakukan uji lanjut menggunakan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Hasil Penelitian menunjukan bahwa penambahan pupuk PGPR dan Mikoriza berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta (<em>Coffea canephora</em> L.) pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Fandyka Yufriza Ali, Dafa Sanggar Wijaya, Rizky Nirmala Kusumaningtyas, Setyo Andi Nugrohohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/763Optimalisasi Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre) Melalui Aplikasi Pupuk SP-36 Dan Pupuk Organik Cair2024-10-02T15:24:37+07:00Mohammad Nur Syafi’ Wahidimnsyafi4@gmail.comSri Rahayumnsyafi4@gmail.comMochamat Bintoromnsyafi4@gmail.com<p>Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan yang mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian. pemberian pupuk menjadi salah satu upaya peningkatan mutu bibit kopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara dosis pupuk SP-36 dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan bibit asal setek. Penelitian dilaksanakan bulan September hingga Januari 2024 di lahan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk SP-36 yang terdiri dari dosis 4 g/tan (D<sub>1</sub>), 6 g/tan (D<sub>2</sub>), dan 8 g/tan (D<sub>3</sub>). Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk organik cair 2 cc L<sup>-1</sup> (K<sub>1</sub>), 3 cc L<sup>-1 </sup>(K<sub>2</sub>), 4 cc L<sup>-1</sup> (K<sub>3</sub>). Data dianalisis menggunakan ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 5% apabila menunjukan hasil berbeda nyata . Hasil penelitian menunjukan interaksi antara dosis pupuk SP-36 8 g/tan, dengan konsentrasi pupuk organik cair 4 cc L<sup>-1</sup> (D<sub>3</sub>K<sub>3</sub>) berpengaruh nyata terhadap volume akar sebesar 114,17 ml. Sedangkan interaksi antara dosis pupuk SP-36 6 g/tan, dengan konsentrasi pupuk organik cair 4 cc L<sup>-1</sup> (D<sub>2</sub>K<sub>3</sub>) berpengaruh nyata terhadap berat brangkasan kering dengan nilai rerata sebesar 92,34 gram, dan berpengaruh sangat nyata terhadap berat brangkasan basah dengan nilai rerata sebesar 46, 17 gram.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Mohammad Nur Syafi’ Wahidi, Sri Rahayu, Mochamat Bintorohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/764Peningkatan Hasil Produksi Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Melalui Teknik Pemupukan Dan Konsentrasi Pupuk MKP2024-10-02T15:28:32+07:00Bima Setyo AjiBimasetyoaji9917@gmail.comMochamat BintoroBimasetyoaji9917@gmail.com<p>Kacang hijau merupakan tanaman yang penting untuk dikembangkan dan salah satu tanaman pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Penerapan teknik pemupukan dan pengunaan pupuk yang tepat diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi suatu tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi benih kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.) melalui teknik pemupukan dan konsentrasi pupuk MKP. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September - Desember 2023, bertempat di Kecamatan Umbulsari dan Laboratorium Politeknik Negeri Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang 4 kali. Faktor pertama teknik pemupukan (T) yang terdiri dari teknik semprot (T1) dan teknik kocor (T2). Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk MKP (M) yang terdiri dari 3 g/l (M1), 4,5 g/l (M2), dan 6 g/l (M3). Data dianalisis menggunkan ANOVA dan diuji lanjut menggunakan DMRT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik kocor (T2) memberikan hasil terbaik pada jumlah polong per tanaman, bobot benih per tanaman dan bobot benih per plot.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Bima Setyo Aji, Mochamat Bintorohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/765Dampak Variasi Jarak Tanam Dan Pembatasan Buah Terhadap Produksi Benih Paria (Momordica charantia L.)2024-10-02T15:30:55+07:00Achmad Tri Bagus Pamungkasbagus.pamungkas150@gmail.comRahmat Ali Syabanbagus.pamungkas150@gmail.com<p>Paria (<em>Momordica charantia </em>L.) atau ceremai pahit merupakan tanaman merambat dari daerah subtropis Asia dan tropis. Permintaan benih paria meningkat. Namun, dalam praktik budidaya paria masih menggunakan teknik yang kurang tepat sehingga hasilnya kurang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan jumlah buah terhadap produksi benih paria. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Tawangmangu No. 137 Lingkungan Krajan Barat, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur. Rancangan percobaan yang digunakan ialah rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama yakni pengaplikasian jarak tanam yang terdiri dari 3 taraf (J1: 50 × 60 cm, J2: 55 × 60 cm, dan J3: 60 × 60 cm). Faktor kedua yakni jumlah buah yang terdiri dari 3 taraf (B1: 6 buah, B2: 7 buah, dan B3: 8 buah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah benih per buah, berat benih per plot, dan produksi benih per hektare. Sementara jumlah buah menunjukkan hasil berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah benih per buah dan produksi benih per hektare serta berpengaruh nyata terhadap parameter berat benih per plot. Interaksi kedua faktor menunjukkan hasil berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah benih per plot dan produksi benih per hektare. Hasil jarak tanam terbaik di taraf (J3) 60 × 60 cm dan pembatasan jumlah buah terbaik di taraf (B2) 7 buah.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Achmad Tri Bagus Pamungkas, Rahmat Ali Syabanhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/766Pengaruh Top Soil, Cocopeat, Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta2024-10-02T15:35:00+07:00Setyo Andi Nugrohoandi1746@polije.ac.idAkhmad Akbarandi1746@polije.ac.idAnnisa Lutfi Alwiandi1746@polije.ac.idDian Galuh Pratitaandi1746@polije.ac.idIka Lia Novendaandi1746@polije.ac.id<p>Kopi Indonesia diekspor keseluruh dunia sebanyak 43.756 ton tahun 2022. Tanaman kopi yang banyak dibudidayakan oleh petani kopi adalah kopi robusta. Salah satu wilayah di Jawa Timur penghasil kopi robusta adalah Jember. Produksi kopi robusta Jember pada tahun 2021 sebanyak 55.120 ton dan luas perkebunan kopi 85.240 ha. Produksi kopi robusta agar meningkat perlu memperhatikan pada budidaya sektor bibit kopi. Bibit kopi unggulan dan kualitas sehat dapat dihasilkan dengan upaya memperhatikan dalam penggunaan media tanam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam (top soil, <em>cocopeat, </em>pupuk kandang sapi) terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2023 di rumah kawat Politeknik Negeri Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Faktor media tanam terdapat 3 taraf perlakuan yaitu M1= top soil: <em>cocopeat</em>: pupuk kandang sapi (2:1:1), M2= top soil: <em>cocopeat</em>: pupuk kandang sapi (1:2:1), dan M3= top soil: <em>cocopeat</em>: pupuk kandang sapi (1:1:2). Parameter pengamatan pada penelitian yaitu tinggi tanaman dan diameter batang. Hasil penelitian menunjukkan media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan diameter batang Media tanam perlakuan M2 menunjukkan berpengaruh sangat nyata terhadap respon tinggi tanaman rata-rata 13,43 cm dan diameter batang rata-rata 0,18 cm.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Setyo Andi Nugroho, Akhmad Akbar, Annisa Lutfi Alwi, Dian Galuh Pratita, ik Novendahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/769Upaya Meningkatkan Produksi Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Melalui Aplikasi Dosis Pupuk NPK 16-16-16 dan Konsentrasi Gandasil B2024-10-02T15:44:58+07:00Rahmat Ali SyabanAmanisenja8@gmail.comAndini Eka DamayantiAmanisenja8@gmail.com<p>Penurunan produksi tanaman dapat disebabkan melalui beberapa faktor yaitu faktor lingkungan dan sempitnya lahan budidaya. Sempitnya lahan budidaya diperlukan efesiensi pada teknik budidaya yang digunakan. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan pemupukan yaitu memenuhi unsur hara pada tanah dan lewat daun melalui pupuk daun pada tanaman dengan perbaikan teknik budidaya melalui aplikasi dosis pupuk NPK 16-16-16 dan konsentrasi Gandasil B. Riset ini dilaksanakan di desa Antirogo, Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dan di Laboratorium Teknologi Benih Politeknik Negeri Jember pada bulan September-Desember 2023, Riset ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK 16-16-16 yang terdiri dari dosis 15 ton/ha (N1), 0,20 ton/ha (N2), dan 0,25 ton/ha (N3). Faktor kedua adalah konsentrasi Gandasil B yang terdiri dari 7 gram/l (G1), 8 gram/l (G2) dan 9 gram/l (G3). Data yang didapat dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5% jika hasil uji F signifikan. Hasil riset menunjukkan interaksi antara pupuk NPK 16-16-16 dengan dosis 0,25 ton/ha dan konsentrasi gandasil B 9 gram/l (P3B3) mempunyai pengaruh nyata terhadap jumlah biji per polong yaitu 24 biji.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Rahmat Ali Syaban, Andini Eka Damayantihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/770Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis NPK 16-16-16 Terhadap Produksi Benih Kenikir (Cosmos caudatus)2024-10-02T15:47:34+07:00Atis Warna Sitaatiswarna@gmail.comNantil Bambang Eko Sulistiyonoatiswarna@gmail.comElly Ika Daru Ika Wilujengatiswarna@gmail.com<p>Kenikir (<em>Cosmos caudatus</em>) merupakan sayuran <em>indigenous</em> yang telah berevolusi secara iklim dan geografis. Kenikir bermanfaat sebagai sayuran konsumsi, antimikroba, penolak organisme tanaman, dan berpotensi untuk jadi pakan ternak serta pembersih alami. Meskipun memiliki potensi yang besar, produksi benih kenikir belum memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi teknik budidaya yang efektif untuk meningkatkan produksi benih kenikir dengan menggunakan perlakuan jarak tanam dan dosis NPK 16-16-16. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Jalan Kaliurang, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur selama tiga bulan mulai dari bulan Oktober 2023 sampai Desember 2024. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor dan diulang sebanyak 4 kali. Faktor pertama jarak tanam terdiri dari dua taraf (J1: 50 × 50 cm dan J2: 60 × 60 cm) dan faktor kedua dosis NPK 16-16-16 terdiri dari tiga taraf (P1: 40 Kg/Ha, P2: 120 Kg/Ha, dan P3: 200 Kg/Ha). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (cm) di umur 8 MST (minggu setelah tanam), jumlah cabang primer (batang), dan jumlah bunga pertanaman (buah), sedangkan dosis NPK 16-16-16 berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga pertanaman (buah) dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap jumlah cabang primer (batang). Hasil jarak tanam terbaik di taraf (J2) 60 × 60 cm dan dosis NPK 16-16-16 terbaik di taraf (P3) 200 Kg/Ha.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Atis Warna Sita, Nantil Bambang Eko Sulistiyono, Elly Ika Daru Ika Wilujenghttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/771Pengaruh Pupuk Kandang Ayam dan Mol Bonggol Pisang terhadap Produksi dan Mutu Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.)2024-10-02T15:50:19+07:00Rahadian Fatahillah Affan MahsusA41202263@student.polije.ac.idNantil Bambang Eko SulistiyonoA41202263@student.polije.ac.idRahmat Ali SyabanA41202263@student.polije.ac.id<p>Produksi tanaman kacang hijau belum menunjukkan angka yang stabil setiap tahunnya, sedangkan pada luas panen tanaman kacang hijau cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara pupuk kandang ayam dan MOL bonggol pisang terhadap produksi dan mutu benih kacang hijau. Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober-Desember 2023 di Lahan Percobaan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama yaitu dosis pupuk kandang ayam yang terdiri dari 6 ton/ha (K1), 9 ton/ha (K2), dan 12 ton/ha (K3). Faktor kedua yaitu MOL bonggol pisang yang terdiri dari 45 ml/l (P1), 90 ml/l (P2), dan 135 ml/l (P3). Data dianalisis menggunakan ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang ayam 7 ton/ha dan MOL bonggol pisang (K3P3) memberikan hasil berbeda nyata pada jumlah polong per tanaman dengan rerata 22,83 polong.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Rahadian Fatahillah Affan Mahsus, Nantil Bambang Eko Sulistiyono, Rahmat Ali Syabanhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/772Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea canephora Var. Robusta) Varietas Hibiro 1 pada Beberapa Media Tanam Kompos Kopi2024-10-02T15:54:14+07:00Dafit Rahmad Hidayatusken_fisdiana@polije.ac.idUsken Fisdianausken_fisdiana@polije.ac.idSugiyarto Sugiyartousken_fisdiana@polije.ac.idDescha Giatri Cahyaningrumusken_fisdiana@polije.ac.id<p>Kopi Robusta (<em>Coffea canephora</em>) merupakan jenis kopi yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan termasuk komoditas unggulan. Limbah padat buah kulit kopi memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang dapat memperbaiki struktur tanah.. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dosis dan pengaruh pemberian kompos kulit kopi terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai November 2024 bertempatan di lahan praktik Politeknik Negeri Jember. Metode kegiatan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan yakni (P0 kontrol tanpa perlakuan atau murni top soil sebanyak 1 kg, P1 top soil 1 kg dan kompos kulit kopi 150 gram/polybag, P2 top soil 1 kg dan kompos kulit kopi 300 gram/polybag, P3 top soil 1 kg dan kompos kulit kopi 450 gram /polybag). Hasil penelitian menunjukan penggunaan kompos kulit kopi sebagai media berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta pada parameter berat basah akar dan berat kering akar, berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Penggunaan kompos kulit kopi menunjukkan hasil yang baik pada perlakuan P2 300 gram/poybag, meskipun berbeda tidak nyata akan tetapi dari semua perlakuan nilai rata rata yang paling baik yaitu pada perlakuan P2.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dafit Rahmad Hidayat, Usken Fisdiana, Sugiyarto Sugiyarto, Descha Giatri Cahyaningrumhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/773Respon Awal Bibit Rimpang Tunas Kapulaga Terhadap Aplikasi ZPT BAP dan NAA secara Ex-vitro2024-10-03T11:25:50+07:00Daffa Putra Ramadhandelvi.maretta@brin.go.idDelvi Marettadelvi.maretta@brin.go.idSiti Mulyanidelvi.maretta@brin.go.idMiftahul Huda Fendiyantodelvi.maretta@brin.go.idLukita Devydelvi.maretta@brin.go.idWinda Nawfetriasdelvi.maretta@brin.go.id<p>Tanaman kapulaga (<em>Amomum cardamomum</em>) merupakan salah satu tanaman rempah yang bernilai ekonomi dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dunia. Biji dari tanaman kapulaga dapat digunakan sebagai rempah masakan, obat herbal dan campuran minuman. Propagasi secara generatif menggunakan biji sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga perbanyakan vegetatif secara ex-vitro merupakan salah satu cara alternatif dalam penyediaan bibit kapulaga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui respon awal mata tunas rimpang terhadap aplikasi zat pengatur tumbuh BAP dan NAA pada perbanyakan tanaman kapulaga secara ex-vitro. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap yang terdiri dari dua faktor dan tiga kelompok ulangan. Faktor pertama adalah ZPT Benzylaminopurine (BAP) yang terdiri dari 5 taraf konsentrasi (0, 50, 100, 150, 200 ppm) dan faktor kedua adalah ZPT Naphthaleneacetic Acid (NAA) yang terdiri 3 taraf konsentrasi yaitu (0, 100, 200 ppm) sehingga terdapat 15 kombinasi perlakuan dan 45 unit percobaan. Pertumbuhan awal hingga tiga minggu pengamatan, mata tunas belum mengalami pecah tunas dan belum menunjukkan pertumbuhan daun. Aplikasi ZPT tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tunas. Namun demikian, mata tunas dari bibit yang bertahan hidup menunjukkan perubahan warna dari putih atau hijau pucat menjadi hijau tua</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Daffa Putra Ramadhan, Delvi Maretta, Siti Mulyani, Miftahul Huda Fendiyanto, Lukita Devy, Winda Nawfetriashttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/774Peran Kinetin Terhadap Perbanyakan Vanili (Vanilla planifolia Andrews.) Melalui Teknik Mikropropagasi2024-10-03T11:43:43+07:00Esa Agusti Ibnu Ubaidillahdyah_nuning_e@polije.ac.idDyah Nuning Erawatidyah_nuning_e@polije.ac.idSiti Humaidadyah_nuning_e@polije.ac.id<p>Permasalahan kesediaan bahan tanam yang seragam pada perbanyakan vegetatif tanaman vanili (<em>Vanilla planifolia </em><strong>Andrews.</strong>) dapat diatasi melalui upaya perbanyakan tanaman dengan teknik mikropropagasi. Penambahan zat pengatur tumbuh diperlukan untuk memacu eksplan vanili dalam proses pembelahan dan pemanjangan sel sehingga eksplan vanili dapat tumbuh dan berkembang menjadi planlet. Kinetin (6-furfuryl aminopurine) merupakan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin yang telah banyak digunakan dalam kultur jaringan karena berperan menginduksi pertumbuhan tunas. Tujuan penelitian adalah mengkaji peran kinetin terhadap pertumbuhan eksplan vanili. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Oktober 2023 di laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dan lima ulangan. Perlakuan berupa penambahan kinetin dalam media dasar Murishage Skoog sebanyak 0.0 ppm; 1.5 ppm; 3.0 ppm dan 4.5 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinetin berperan pada mikropropagasi tanaman vanili karena berpengaruh terhadap kemampuan eksplan bertunas, panjang akar, dan berat basah eksplan tetapi tidak berpengaruh pada parameter kedinian bertunas dan panjang tunas. Penambahan kinetin sebanyak 3.0 ppm menunjukkan hasil terbaik dengan rata kedinian eksplan bertunas 7.8 hari, kemampuan bertunas 83%, panjang tunas 4.9 cm, panjang akar 5.3 cm dan berat basah 2.1 gram pada 8 minggu setelah inokulasi. Oleh karena itu, penambahan kinetin pada mikropropagasi vanili dapat diterapkan dengan batas konsentrasi tertinggi sebesar 3.0 ppm.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Esa Agusti Ibnu Ubaidillah, Dyah Nuning Erawati, Siti Humaidahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/775Pembentukan Kalus pada Eksplan Daun Kopi Robusta dan Arabika pada Beberapa Konsentrasi Media MS (Murashige and Skoog)2024-10-03T11:47:09+07:00Sepdian Luri Asmonosepdian@polije.ac.idRahmawati Rahmawatisepdian@polije.ac.idHazaratul Husnasepdian@polije.ac.idAnis Sulalasepdian@polije.ac.idShefy Auliyasepdian@polije.ac.idEko Hadi Cahyonosepdian@polije.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengujikan beberapa konsentrasi media Murashige and Skoog (MS) (MS Full, ¼ MS, dan ½ MS) terhadap pembentukan dan pertumbuhan kalus dari daun muda kopi Robusta dan Arabika. Penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Politeknik Negeri Jember selama 2 bulan, dirancang menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah jenis kopi (Robusta dan Arabika) dan faktor kedua adalah konsentrasi media MS (MS Full, ¼ dan ½ Konsentrasi). Setiap perlakuan ditambahkan 1 ppm 2,4-D dan 1 ppm Kinetin. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi media MS berpengaruh sangat nyata pada paramater persentase eksplan membentuk kalus dan berat segar kalus, namun berbeda tidak nyata pada hari kemunculan kalus, karena rata-rata kemunculan kalus pada 10 s/d14 HST. Sedangkan jenis kopi Arabika dan Robusta tidak memberikan perbedaan yang nyata pada semua parameter. Media ½ MS memiliki persentase pembentukan kalus paling besar yaitu sebesar 91,7%, dengan berat rata-rata 1.082 gr. Selain itu, kalus yang terbentuk pada media ½ MS bertekstur remah dan bernodul serta berwarna putih kekuningan dan putih kecoklatan. Maka, dalam penelitian ini konsentrasi media yang berpotensi sebagai media dasar dalam pembentukan kalus kopi robusta dan arabika yaitu media ½ MS.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Sepdian Luri Asmono, Rahmawati Rahmawati, Hazaratul Husna, Anis Sulala, Shefy Auliya, Eko Hadi Cahyonohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/776Pengaruh Konsentrasi Kinetin dan BAP (6-Benzyl Amino Purin) Terhadap Multiplikasi Tunas Eksplan Aglaonema Snow White (Aglaonema sp.)2024-10-03T11:56:41+07:00Nurul Sjamsijahnurul_sjamsijah@polije.ac.idAhesya Adirafli Khaqnurul_sjamsijah@polije.ac.id<p>Aglaonema merupakan tanaman hias dengan daya tarik keindahan pada daunnya dan dengan daya beli pasar yang tinggi. Teknik in-vitro memperoleh bibit yang seragam melalui induksi embriogenesis somatik langsung. Embriogenesis somatik langsung menggunakan bahan tanam berupa tunas eksplan yang di induksi. Teknik in-vitro merupakan salah satu faktor keberhasilan perbanyakan tanaman dan karakter yang seragam dengan induk tanamannya. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2023 sampai dengan Desember 2023, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu Kinetin dan BAP, Faktor kinetin dengan 3 taraf yaitu 2 ppm (kontrol), 1,5 ppm, 2,5 ppm dan faktor BAP dengan 3 taraf yaitu 0,5 ppm, 1 ppm, 1,5 ppm. Hasil penelitian diperoleh, perlakuan hormon kinetin berpengaruh nyata terhadap parameter kedinian bertunas dan perlakuan interaksi Kinetin dan BAP berpengaruh sangat nyata terhadap parameter awal munculnya tunas. Konsentrasi kinetin 2,5 ppm dan BAP <em>(6- Benzyl</em><em> Amino Purin)</em> 1 ppm berpengaruh sangat nyata terhadap multiplikasi dengan menumbuhkan sebanyak 2,00 tunas pada 1 ruas eksplan.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Nurul Sjamsijah, Ahesya Adirafli Khaqhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/777Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Pembentukan Kalus pada Dua Sumber Eksplan Aglaonema Lipstik Siam2024-10-03T12:08:03+07:00Nabila Ayu Lestarinabilaayulestari267@gmail.comNurul Sjamsijahnabilaayulestari267@gmail.comPutri Santikanabilaayulestari267@gmail.com<p>Tanaman Aglaonema merupakan salah satu tanaman hias daun dari suku talas-talasan <em>(Araceae)</em> yang populer dikalangan masyarakat sebagai hiasan didalam dan diluar ruangan. Perbanyakan tanaman aglaonema secara in vitro dilakukan dengan cara menambahkan zat pengatur tumbuh berupa auksin dan sitokinin pada media MS sehingga sumber eksplan daun dan batang aglaonema dapat membentuk kalus dan beregenerasi menjadi planlet dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Januari tahun 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 2 perlakuan yaitu sumber eksplan dan zat pengatur tumbuh. Perlakuan pertama terdiri dari 2 taraf dengan 3 ulangan, yaitu batang (J1) dan daun (J2). Sedangkan perlakuan kedua terdiri dari 4 taraf dengan 3 ulangan, yaitu A1 (2 ppm 2,4D), A2 (4 ppm 2,4D), A3 (6 ppm 2,4D), A4 (8 ppm 2,4D). Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), dan apabila memberikan pengaruh berbeda sangat nyata maka akan dilakukan uji lanjut menggunakan Uji BNT 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara sumber eksplan daun dan zat pengatur tumbuh 4 ppm 2,4D (J2A2) memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada warna eksplan dengan nilai <em>score</em> 2,26.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Nabila Ayu Lestari, Nurul Sjamsijah, Putri Santikahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/778Perbedaan Pengaruh Bud Set Batang Atas dan Batang Tengah Pada Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas HW Merah2024-10-03T12:11:23+07:00Muhammad Arif Hidayatullahdescha.giatri@polije.ac.idIrma Harlianingtyasdescha.giatri@polije.ac.idDescha Giatri Cahyaningrumdescha.giatri@polije.ac.id<p>Tanaman tebu merupakan komoditas yang strategis, selain sebagai penghasil gula dan merupakan kebutuhan pokok di Indonesia. Kebutuhan gula nasional semakin meningkat setiap tahunnya, karena dengan asumsi pertumbuhan industri makanan dan minuman yang diproyeksi meningkat sekitar 5-7 persen per tahun. Produktifitas merupakan hal utama yang wajib ditingkatkan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal sehingga memaksimalkan keuntungan yang didapatkan. Penggunaan bahan tanam yang tepat merupakan langkah awal dalam upaya peningkatan produktifitas tanaman. Pemilihan varietas HW Merah memiliki keuntungan diameter batang yang sedang hingga besar dan termasuk dalam varietas tebu masak tengah. Kegiatan ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Lapang Politeknik Negeri Jember. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bibit yang lebih baik dari hasil bahan tanam dengan letak mata tunas berbeda, perhitungan hasil pengamatan dilakukan menggunakan uji t dengan 2 perlakuan yaitu mata tunas yang berasal dari batang atas dan mata tunas batang tengah. Dari kegiatan yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang tidak konsisten, hasil berbeda nyata didapat pada parameter tinggi dan anakan sedangkan untuk jumlah daun tidak berbeda nyata, parameter tinggi memiliki rata-rata batang atas lebih tinggi sedangkan anakan lebih banyak batang tengah.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Muhammad Arif Hidayatullah, Irma Harlianingtyas, Descha Giatri Cahyaningrumhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/779Pengaruh Inokulasi Rhizobium sp. Dan Konsentrasi Pupuk Kalium Fosfat Terhadap Produksi Serta Mutu Benih Kedelai (Glycine max L. Merrill)2024-10-03T12:14:14+07:00Bagas Maulana Ihtiramiddinbagasmaulana7799@gmail.comSri Rahayubagasmaulana7799@gmail.comRahmat Ali Syabanbagasmaulana7799@gmail.com<p>Kedelai (<em>Glycine max</em> L. Merrill) merupakan tanaman legumenase yang memiliki banyak manfaat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon produksi dan mutu tanaman kedelai terhadap Inokulasi Rhizobium dan pupuk kalium fosfat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2023 sampai Januari 2024 bertempat di lahan Jl. Kaliurang, Sumbersari, Jember, Jawa timur dan laboratorium Teknik Produksi Benih, Politeknik Negeri Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah inokulasi Rhizobium dengan 3 taraf (0 g/kg benih, 10 g/kg benih dan 20 g/kg benih) dan faktor kedua konsentrasi pupuk kalium fosfat dengan 3 taraf (2,25 g/l, 4,5 g/l dan 6,75 g/l). Data dianalisis dengan ANOVA dan diuji lanjut dengan DMRT dengan taraf 5% dan 1%. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa taraf inokulasi Rhizobium terbaik adalah 10 g/Kg benih yang berpengaruh terhadap hasil berat benih pertanaman (14,47 g), produksi per-hektar (2062 kg/ha) dan berat 100 butir sebesar (12,62 g) serta perlakuan konsentrasi pupuk kalium fosfat terbaik adalah 4,5 g/l yang berpengaruh terhadap jumlah polong pertanaman (66,61 polong), berat benih pertanaman (14,49 g), produksi per-hektar (2147,34 kg/ha), berat 100 butir (12,76 g) dan daya berkecambah (70,78%). Interaksi inokulasi Rhizobium dan Konsentrasi pupuk kalium fosfat menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pengamatan.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Bagas Maulana Ihtiramiddin, Sri Rahayu, Rahmat Ali Syabanhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/780Pengaruh Osmopriming Dengan PEG 6000 Terhadap Mutu Fisiologis Benih Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)2024-10-03T12:22:28+07:00Wanda CahyaniA41201260@student.polije.ac.idPutri SantikaA41201260@student.polije.ac.id<p>Jagung manis adalah salah satu komoditas hortikultura yang disukai masyarakat karena terdapat gula alami yang memiliki cita rasa manis. Adanya gen rasa manis menyebabkan rendahnya persentase benih viabilitas dan vigor benih. Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu fisiologis benih jagung manis yaitu dengan adanya perlakuan pra-perkecambahan dengan osmopriming menggunakan PEG 6000. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama perendaman PEG 6000 terhadap mutu fisiologis benih benih jagung manis. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Benih, Politeknik Negeri Jember pada bulan Oktober sampai Desember 2023 di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%. Faktor pertama adalah konsentrasi PEG 6000 10%, 15% dan 20%. Faktor kedua adalah lama perendaman 9 jam dan 12 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman didapatkan hasil yang signifikan terhadap daya berkecambah benih, kecepatan tumbuh benih, dan indeks vigor benih.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Wanda Cahyani, Putri Santikahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/781Pengaruh Lama Perendaman Zat Pengatur Tumbuh Rootone F Terhadap Pertumbuhan Stek Vanili (Vanilla planifolia Andrews)2024-10-03T12:25:00+07:00Siti Humaidasiti.humaida@polije.ac.idWildan Religion Defendersiti.humaida@polije.ac.idDescha Giatri Cahyaningrumsiti.humaida@polije.ac.id<p>Tanaman vanili merupakan salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan dijuluki sebagai emas hijau, karena harganya yang terbilang cukup mahal. Vanili sering diperbanyak melalui stek, salah satunya stek pendek untuk mengefisienkan dalam penyediaan bahan tanam. Stek pendek mempunyai cadangan makanan yang sedikit sehingga dibutuhkan suatu teknologi yang mampu menunjang pertumbuhan perakaran dan tunas. Penggunaan Rootone F dengan pengaturan lama perendaman berbeda diharapkan mampu memberikan kadar auksin yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman zat pengatur tumbuh Rootone F yang paling efektif terhadap pertumbuhan bibit stek vanili (<em>Vanilla planofolia </em>Andrews). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Praktek Politeknik Negeri Jember menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 5 perlakuan dan diulang sebanyak 4 kali. A0 (tanpa perendaman dan tanpa Rootone F), A1 (lama perendaman 5 menit), A2 (lama perendaman 10 menit), A3 (lama perendaman 15 menit), dan A4 (lama perendaman 20 menit) dengan konsentrasi 200 ppm (0,2 gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan lama perendaman zat pengatur tumbuh Rootone F berbeda nyata pada parameter panjang tunas 84 HST dan berat basah bibit, serta berbeda sangat nyata pada parameter jumlah tumbuh tunas 56 HST. Akan tetapi, perlakuan lama perendaman ZPT Rootone F memberikan hasil berbeda tidak nyata pada parameter panjang akar primer, jumlah akar lateral, dan berat kering bibit stek vanili. Lama perendaman ZPT Rootone F dari hasil penelitian ini yang efektif digunakan dalam pertumbuhan bibit stek vanili yaitu perlakuan A3 dengan lama perendaman selama 15 menit.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Siti Humaida, Wildan Religion Defender, Descha Giatri Cahyaningrumhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/782Aplikasi Pupuk Kandang dan Hormon Giberelin Terhadap Produksi Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Dena 12024-10-03T12:27:53+07:00Nurul Sjamsijahnurul_sjamsijah@polije.ac.idAyilia Pristiawatinurul_sjamsijah@polije.ac.id<p>Kedelai adalah salah satu tanaman kacang-kacangan yang banyak memiliki kandungan protein nabati yang paling tinggi dibandingkan kacang-kacangan yang lain. Kebutuhan terhadap kedelai semakin meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap makanan ber protein nabati. Produksi dalam negeri masih belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan domestik dalam setahun, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap tahun Indonesia mengupayakan peningkatan produksi kedelai. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi benih kedelai yaitu dengan pemberian pupuk kandang dan pemberian hormon giberelin yang tepat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang dan pemberian hormon giberelin pada produksi benih kedelai. Penelitian dilaksanakan di lahan antirogo kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada bulan September sampai Desember 2023. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga kali ulangan. Dimana data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk kandang sapi dengan dengan pemberian K<sub>1</sub> (3 ton/ha), K<sub>2</sub> (5 ton/ha), K<sub>3</sub> (7 ton/ha). Faktor kedua pemberian hormon giberelin dengan dosis G<sub>1</sub> (50 ppm), G<sub>2 </sub>(100 ppm), G<sub>3</sub> (150 ppm). Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi pupuk kandang dan pemberian hormon giberelin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap jumlah polong per tanaman (83,10 polong) dan jumlah benih per tanaman (163,10 butir), serta memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap berat benih per tanaman (30,18 gram), dan produksi benih per hektar (2.213,13 kg/ha). Interaksi antara dosis pupuk kandang sebesar 7 ton/ha dan pemberian hormon giberelin dengan konsentrasi 150 ppm (K<sub>3</sub>G<sub>3</sub>) memberikan hasil terbaik.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Nurul Sjamsijah, Ayilia Pristiawatihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/783Pemanfaatan Limbah Air Fermentasi Kulit Kopi Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Kopi Robusta2024-10-03T12:30:27+07:00Dimas Frastyofandyka.yufriza@polije.ac.idFandyka Yufriza Alifandyka.yufriza@polije.ac.idEva Rosdianafandyka.yufriza@polije.ac.idDian Galuh Pratitafandyka.yufriza@polije.ac.id<p>Limbah disebut sebagai sisa bahan produksi yang tidak terpakai dan memiliki dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik dan akan menyebabkan permasalahan pada lingkungan salah satunya dengan terjadinya penumpukan limbah kopi yang berserakan yang berada di sekitar lahan petani. Limbah kulit buah kopi saat ini tidak banyak dimanfaatkan oleh para petani kopi. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pemanfaatan limbah fermentasi kulit kopi. Dengan pembuatan pupuk organik cair serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta. Penelitian pemanfaatan limbah fermentasi kulit kopi sebagai pupuk organik cair terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta (<em>Coffea canephora</em> L.) dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sederhana dengan 7 kombinasi perlakuan antara lain P0 = kontrol; P1 = POC fermentasi 7 hari dengan penambahan pupuk anorganik, P2 = POC fermentasi 7 hari; P3 = POC fermentasi 14 hari dengan penambahan pupuk anorganik; P4 = POC fermentasi 14 hari; P5 = POC fermentasi 21 hari dengan penambahan pupuk anorganik; P6 = POC fermentasi 21 hari. Hasil penelitian menyatakan bahwa perlakuan pemberian poc fermentasi 7 hari memiliki perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dimas Frastyo, Fandyka Yufriza Ali, Eva Rosdiana, Dian Galuh Pratitahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/784Analisis Kadar Unsur Hara Dari Pupuk Organik Cair Bioenzim Berbahan Dasar Limbah Pertanian2024-10-03T12:36:19+07:00Najla Lubisnajla_lubis@pancabudi.ac.idM. Wasitonajla_lubis@pancabudi.ac.idRizki Damayantinajla_lubis@pancabudi.ac.idDwi Hayatinajla_lubis@pancabudi.ac.id<p>Pupuk Organik Cair Bioenzim (Bioz) atau sering disebut juga sebagai Ekoenzim (<em>eco enzymes</em>), merupakan cairan multifungsi yang ramah lingkungan dari hasil fermentasi limbah organik dan dari hasil pertanian seperti buah-buahan dan sayuran selama (minimal) 100 hari. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji (analisis kuantitatif) kadar unsur hara dari Pupuk Organik Cair Bioenzim (Bioz) dengan menggunakan bahan limbah organik pertanian yaitu dari limbah nenas (tanpa mahkota), limbah kulit jeruk, kangkung dan daun gamal dengan kode sampel Bioz yang difermentasi selama 100 hari seara anaerob. Parameter yang diuji dari Bioz yaitu kadar unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K), C-Organik, dan kadar pH. Metode analisa unsur hara dilakukan dengan metode uji Kjeldahl untuk kandungan unsur Nitrogen (N), analisis unsur fosfor (P) dilakukan dengan Spektrofotometri, analisis unsur K menggunakan metode Atomic Absorption Spektrofotometri (AAS), analisis C-organik menggunakan alat Spektrofotometri, dan pH dari Bioz diukur menggunakan pH meter. Hasil penelitian menunjukkan kandungan unsur hara pupuk organik cair Bioenzim yaitu N 0,15%, Fosfor 0,06%, K 0,57%, C-Organik 1,88%, dan pH 5,63. Hasil ini menunjukkan bahwa kandungan K dan pH sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-2004 dari pupuk organik cair, walaupun unsur N dan P belum memeuhi, tetapi Bioz berpotensi untuk dijadikan dan dilakukan peneitian lanjutan sebagai pupuk organik cair Bioenzim.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Najla Lubis, M. Wasitohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/785Interaksi Waktu dan Suhu Pengeringan Terhadap Mutu Benih Jagung (Zea mays L)2024-10-03T12:40:32+07:00Chairus Zururichoiruszururi@gmail.comDwi Rahmawatichoiruszururi@gmail.com<p>Salah satu upaya memperbaiki mutu benih jagung yaitu dengan metode pengeringan dengan menggunakan suhu dan waktu pengeringan yang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh interaksi suhu pengeringan dan waktu pengeringan terhadap mutu benih benih jagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2023 dan tempat penelitian dilakukan di CV. Surya Kencana Agrifarm. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 2 faktor. Masing-masing faktor terdiri 3 taraf perlakuan. Faktor pertama adalah suhu pengeringan (S) dengan metode menggunakan alat <em>flat bed dryer</em> suhu 32°C (S1), 37°C (S2), 42°C (S3). Faktor kedua adalah waktu pengeringan (W) dengan metode menggunakan alat <em>flat bed dryer </em>(W1) 7 hari, (W2) 8 hari, (W3) 9 hari. Data yang diperoleh selanjutnya diuji menggunakan ANOVA dan DMRT 5%. Suhu pengeringan berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air 11,75%, daya berkecambah 84,45%, keserempakan tumbuh 98,11%, bobot 1000 butir 284,48 gram, dan kecepatan tumbuh 21,97%. Waktu pengeringan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar air 13,31%, bobot 1000 butir 274,49 gram, dan berpengaruh nyata terhadap daya berkecambah 81,67%. Interaksi perlakuan suhu pengeringan dan lama waktu pengeringan sangat berpengaruh terhadap bobot 1000 butir benih 333,05 gram, berpengaruh nyata terhadap parameter kadar air benih 10,86, daya berkecambah 92,33%, dan keserempakan tumbuh 98,67%.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Chairus Zururi, Dwi Rahmawatihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/786Uji Organoleptik “Teh” Cascara Kulit Buah Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre Ex A. Froehner) Berdasarkan Lama Waktu Pengeringan dan Penyeduhan2024-10-03T12:52:52+07:00Rahmat Dwi Prayogarahmatdwiprayoga1927@gmail.comUjang Setyokorahmatdwiprayoga1927@gmail.comSetyo Andi Nugrohorahmatdwiprayoga1927@gmail.comRizky Nirmala Kusumaningtyasrahmatdwiprayoga1927@gmail.com<p>Teh cascara merupakan produk turunan dari kopi, yang dibuat menggunakan limbah kulit buah kopi. Seduhan yang dihasilkan teh cascara memiliki aroma buah-buahan atau biasa disebut dengan fruity. Rancangan percobaan yang telah dilakukan terdiri dari 6 perlakuan, pengujian ini menggunakan uji Organoleptik yang berperan penting dalam pengembangan produk dengan metode pengambilan keputusan tentang penerimaan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesukaan hasil konsumen uji organoleptik “Teh” cascara kulit buah kopi robusta (Coffea canephora Pierre ex A. Froehner) Berdasarkan lama Waktu Pengeringan dan Penyeduhan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) menggunakan 78 panelis sebagai ulangan. Perlakuan ini terdiri dari 2 faktor, faktor yang pertama adalah lama pengeringan dengan simbol “K” yang meliputi K1 lama pengeringan 6 Jam, K2 lama pengeringan 8 Jam, faktor yang kedua adalah lama penyeduhan dengan simbol “S” yang meliputi S1 lama penyeduhan 5 menit, S2 lama penyeduhan 7,5 menit, dan S3 lama penyeduhan 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari semua perlakuan, yang paling diminati oleh panelis adalah perlakuan K2S2 dengan lama waktu pengeringan 8 jam dan lama penyeduhan 7,5 menit lebih banyak disukai oleh konsumen, dapat di simpulkan bahwa konsumen lebih menyukai seduhan teh cascara dengan lama waktu pengeringan yang lebih lama dan waktu penyeduhan yang tidak terlalu lama.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Rahmat Dwi Prayoga, Ujang Setyoko, Setyo Andi Nugroho, Rizky Nirmala Kusumaningtyashttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/787Pengaruh Suhu Awal Dan Lama Waktu Roasting Terhadap Karakteristik Fisik Hasil Roasting Kopi Robusta (Coffea canephora Pierre ex Froehner)2024-10-03T12:56:49+07:00Danny Surya Saputradannysurya95@gmail.comUjang Setyokodannysurya95@gmail.comDian Galuh Pratitadannysurya95@gmail.comRizky Nirmala Kusumaningtyasdannysurya95@gmail.com<p>Proses roasting merupakan bagian terpenting untuk pembentukan aroma kopi serta memiliki pengaruh terhadap sensori, struktural, perubahan fisika dan kimia pada green bean. Proses roasting cukup bervariasi mulai dari 7 sampai 30 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu drum awal dan lama waktu roasting terhadap suhu dan waktu Turning Point, Suhu dan waktu First Crack, rendemen, densitas, Apparent Swelling, dan warna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Terdapat dua faktor yang diteliti pada penelitian ini. Faktor pertama adalah Suhu drum awal roasting yang terdiri dari tiga taraf yaitu 160 oC, 170 oC, dan 180 oC. Penentuan suhu drum awal ini berdasarkan densitas green bean, yakni 0,69 gr/ml yang termasuk ke dalam kategori densitas sedang. Faktor kedua adalah lama waktu roasting yang terdiri dari dua taraf yaitu 10 menit dan 11 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu drum awal dan lama waktu roasting berdampak pada karakteristik fisik, suhu Turning Point 150℃ - 160℃ dan waktu Turning Point 1'25'' - 1'46'', suhu First Crack 190℃ - 194℃ dan waktu First Crack 7'24'' - 9'42'', warna roast bean dengan rata-rata nilai Agtron 32,62 – 73,31, rendemen roast bean 81,68% - 85,08%, densitas roast bean 0,33 - 0,41, dan Apparent Swelling 43,31% - 71,93%. Suhu drum awal berpengaruh terhadap Turning Point dan First Crack, lama waktu roasting berpengaruh terhadap rendemen dan densitas roast bean, suhu drum awal dan lama waktu roasting berpengaruh terhadap nilai Agtron dan profil roasting dari roast bean.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Danny Surya Saputra, Ujang Setyoko, Dian Galuh Pratita, Rizky Nirmala Kusumaningtyashttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/789Pengaruh Teknik Penyangraian Terhadap Tingkat Kesukaan Konsumen Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Varietas Lini-S 7952024-10-03T13:28:12+07:00Dian Hartatiedian_hartatie@polije.ac.idFitrotun Nisadian_hartatie@polije.ac.id<p>Kopi jenis arabika (<em>Coffea arabica</em>) merupakan kopi yang memiliki cita rasa khas yang kuat, rasa sedikit asam, dan profil aroma lebih baik. Cita rasa kopi dapat ditentukan oleh jenis kopi dan proses produksi serta proses pengolahan kopi menjadi minuman siap saji. Salah satu tahapan pengolahan kopi sekunder adalah penyangraian (roasting). Penyangraian merupakan bagian inti dari proses produksi bubuk kopi. Penyangraian juga merupakan bagian penting dalam pengembangan organoleptik yang spesifik dari kopi, seperti aroma, rasa, dan warna yang menjadi dasar kualitas kopi. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap perbedaan teknik penyangraian (roasting) pada kopi arabika. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu P1 = Terang (Light roast), P2 = Sedang (Medium roast), P3 = Gelap (Dark roast). Parameter yang diamati adalah warna, rasa, aroma, kekentalan dan aftertaste. Masing-masing perlakuan diujikan kepada 30 panelis tidak terlatih berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebagai ulangan. Analisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) dan selanjutnya dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% dan 1%. Data data diambil dari penilaian lembar kuisioner uji organoleptik dari panelis. Hasil penelitian varietas LINI-S 795 dengan melakukan uji organoleptic pada uji kesukaan konsumen bahwa kopi arabika ini pada masing masing perlakuan, perlakuan P1 = Terang (Light roast), P2 = Sedang (Medium roast), dan P3 = Gelap (Dark roast) mempunyai pengaruh nyata pada parameter warna dan aroma. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap parameter rasa, kekentalan, dan aftertaste. Dari ketiga perlakuan tersebut yang banyak disukai adalah P3 dengan teknik level gelap (dark roast), karena hampir semua parameter perlakuan ini menunjukkan hasil skala hedonik pada batasan taraf menyukai.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dian Hartatie, Fitrotun Nisahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/790Analisis Kepuasan Konsumen Atas Produk Kopi V60 Di Kafe Omah Kopi Kecamatan Patrang Kabupaten Jember2024-10-03T13:31:29+07:00Dian Galuh Pratitadian.gp@polije.ac.idM. Abbas Alidian.gp@polije.ac.id<p>Kepuasan adalah sikap yang diputuskan berdasarkan akumulasi pengalaman. Sangat membutuhkan penelitian untuk menunjukkan apakah ada harapan sebelumnya, yang merupakan bagian terpenting dari kepuasan. Pentingnya penelitian ini bagi Kafe Omah Kopi yaitu untuk mendapatkan informasi terkait kepuasan konsumen dari produk V60 sebagai acuan strategi perkembangan kafe Omah Kopi kedepannya. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dan analisis data yang digunakan dalam pengertian ini adalah skala likert. Hasil analisa dari produk mendapatkan rating kepuasan konsumen sangat puas dengan skor 4,3. Kesimpulan produk V60 yang diteliti pada Kafe Omah Kopi mencapai rating sangat puas dari penilaian konsumen.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Dian Galuh Pratita, M. Abbas Alihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/791Analisis Proksimat Briket Arang Limbah Kulit Kopi Dengan Campuran Limbah Sekam Padi2024-10-03T13:34:01+07:00Hatmiyarni Tri Handayanimattchhaaaa@gmail.comFandyka Yufriza Alifandyka.yufriza@polije.ac.idSetyo Andi Nugrohomattchhaaaa@gmail.comDewi Wulandarimattchhaaaa@gmail.com<p>Kopi merupakan salah satu komoditas terbesar dalam subsektor perkebunan. Tingginya produktivitas kopi sejalan dengan limbah yang dihasilkan. Penumpukan limbah perkebunan seperti kulit kopi belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah kulit kopi layak untuk dijadikan briket karena memiliki nilai kalor yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mutu briket arang dari campuran limbah kulit kopi dan limbah sekam padi dengan perekat tapioka, berdasarkan kandungan proksimat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini yaitu B1 (60% kulit kopi, 10% sekam padi, 30% perekat), B2 (50% kulit kopi, 20% sekam padi, 30% perekat), B3 (40% kulit kopi, 30% sekam padi, 30% perekat). Metode yang digunakan dalam pengujian kadar air dan kadar abu menggunakan metode thermogravimetri . Data penelitian yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan Standar Mutu Nasional Indonesia (SNI) arang briket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu briket arang kulit kopi terbaik pada sampel B1 dengan nilai kadar air sebesar 6,32% yang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sementara mutu arang briket kulit kopi terburuk pada sampel B2 (8,93%) dan B3 (9,81%) karena memiliki nilai kadar air melebihi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kadar abu yang dihasilkan memiliki nilai yang jauh dibawah standar (SNI) yaitu B1 (12,13%), B2 (13,48), dan B3 (14,89%).</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Hatmiyarni Tri Handayani, Fandyka Yufriza Ali, Setyo Andi Nugroho, Dewi Wulandarihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/792Pengaruh Penambahan Cangkang Kopi Terhadap Porositas Dan Densitas Alat Seduh Keramik Berpori2024-10-03T13:37:41+07:00Hatmiyarni Tri HandayaniAzkakhazkiya03Desember@gmail.comFandyka Yufriza AliAzkakhazkiya03Desember@gmail.comSepdian Luri AsmonoAzkakhazkiya03Desember@gmail.comKhoirul AzkaAzkakhazkiya03Desember@gmail.com<p>Limbah kulit cangkang kopi dibuang begitu saja karena dianggap kurang bermanfaat dan tidak berharga, namun sebagian petani kopi lainnya menggunakan limbah kopi sebagai pupuk organik di perkebunannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah limbah kulit cangkang kopi dapat dijadikan sebagai potensi inovasi alat seduh kopi berbasis limbah kulit cangkang kopi, apakah potensi inovasi alat seduh kopi berbasis limbah kulit cangkang kopi dapat menjadi sebagai alternatif pengganti kertas saring, pengaruh penggunaan alat seduh kopi berbasis limbah kulit cangkang kopi dari limbah kulit cangkang kopi terhadap sifat fisik keramik berpori. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian memiliki 4 perlakuan dengan varian penambahan kulit cangkang kopi 0%, 25%, 30%, 35%. Hasil penelitian menunjukan bahwa limbah kulit cangkang kopi dapat dijadikan potensi produk inovasi alat seduh kopi berbasis limbah kulit cangkang kopi dan tentunya hal demikan dapat meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan limbah kulit cangkang kopi, potensi Inovasi alat seduh manual kopi berbasis poros keramik dapat mengaliri air karena terdapat pori-pori pada sturuktur alat seduh manual kopi,dan bahan zeolite mengandung senyawa silikon (Si) tidak termasuk kedalam senyawa logam dan Alumunium (Al) memiliki sifat mengeras. Oleh karena itu potensi inovasi alat seduh kopi berbasis limbah kulit cangkang kopi dapat digunakan untuk menyeduh dan dapat sebagai alternatif pengganti kertas saring, Penggunaan limbah kulit cangkang kopi sebagai bahan subtitusi pembuatan inovasi alat seduh kopi berbasis poros keramik terhadap sifat fisik keramik berpori, menyebabkan peningkatan nilai porositas, dan densitas yang sejalan dengan variasi penambahan limbah kulit cangkang kopi. Hasil penelitian menunjukkan nilai porositas (12,83-39,84)%, densitas (1,029-2,259) gr/l.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Hatmiyarni Tri Handayani, Fandyka Yufriza Ali, Sepdian Luri Asmono, Khoirul Azkahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/793Rancangan Perangkat Lunak Berbasis Image Processing Sebagai Grading Tingkat Kematangan Buah Pisang Cavendish (Musa cavendishii)2024-10-03T13:43:57+07:00Riza Maula Alfarisiriza19002@mail.unpad.ac.idAhmad Thoriqriza19002@mail.unpad.ac.idDrupadi Ciptaningtyasriza19002@mail.unpad.ac.idLukito Hasta Pratoporiza19002@mail.unpad.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pembuatan rancangan perangkat lunak pengolahan citra yang dapat memprediksi tingkat kematangan buah pisang cavendish secara non-destruktif dan objektif. Pisang cavendish adalah salah satu jenis pisang yang memiliki nilai komersial tinggi di pasar internasional. Saat ini, proses penentuan tingkat kematangan buah pisang masih dilakukan secara manual dan bersifat subjektif, serta melibatkan aktivitas destruktif yang dapat mempengaruhi kualitas buah. Dalam penelitian ini, digunakan metode pengolahan citra berbasis transformasi ruang warna HSV dengan metode Euclidean Distance untuk mendeteksi tingkat kematangan buah pisang cavendish. Perangkat lunak yang dikembangkan dapat mengklasifikasikan tingkat kematangan buah pisang cavendish pada skala 1 hingga 7 dengan akurasi sebesar 80,95% berdasarkan data citra uji sebanyak 21 sampel buah. Dengan pengembangan perangkat lunak ini, diharapkan dapat meminimalkan waktu dan aktivitas destruktif dalam proses penentuan tingkat kematangan buah pisang cavendish, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam proses sortasi dan menjaga kualitas buah untuk pasar nasional maupun internasional</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Riza Maula Alfarisi, Ahmad Thoriq, Drupadi Ciptaningtyas, Lukito Hasta Pratopohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/794Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kopi Dan Gula Pada Pembuatan Kopi Instan Dengan Metode Kristalisasi2024-10-03T13:48:54+07:00Putri Bella Sophiarizky.nk@polije.ac.idRizky Nirmala Kusumaningtyasrizky.nk@polije.ac.idSepdian Luri Asmonorizky.nk@polije.ac.idEva Rosdianarizky.nk@polije.ac.id<p>Kopi instan salah satu produk olahan kopi yang gemar dikonsumsi dikarenakan mampu memberikan kepraktisan dalam mengkonsumsinya. Prinsip dasar dalam pembuatan kopi instan yaitu pembuatan kopi dengan menggunakan ekstrak kopi yang kemudian dilakukan pengeringan. Pembuatan kopi instan dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode konvensional, metode spray drying, dan metode freeze drying. Metode konvensional atau metode kristalisasi salah satu metode pembuatan kopi instan dengan menggunakan alat sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang mahal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak kopi dan gula pada pembuatan kopi instan dengan metode kristalisasi terhadap karakteristik fisiknya. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Terdapat 2 faktor yang diamati pada penelitian, yakni konsentrasi ekstrak kopi dan penambahan gula. Faktor konsentrasi ekstrak kopi dengan simbol (K) memiliki 2 taraf . Faktor penambahan gula dengan simbol (G) memiliki 3 taraf. Kedua faktor dibuat kombinasi, sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan. K1 : ekstrak kopi 20%; K2: ekstrak kopi 25%; G1: 50% gula pasir; G2: 70% gula pasir; G3: 90% gula pasir. Parameter pengamatan pada penelitian ini yaitu pH dan TPT. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji lanjut DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan penambahan gula berpengaruh nyata terhadap parameter rendemen, TPT, dan pH. Perlakuan konsentrasi ekstrak kopi berpengaruh tidak nyata terhadap ketiga parameter. Interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata pada ketiga parameter.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Putri Bella Sophia, Rizky Nirmala Kusumaningtyas, Sepdian Luri Asmono, Eva Rosdianahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/795Induksi Kalus Tanaman Aglaonema Snow White dengan Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh Auksin 2,4-D dan Sitokinin 2-iP2024-10-21T19:35:41+07:00Maulana Umar Maliknurul_sjamsijah@polije.ac.idNurul Sjamsijahnurul_sjamsijah@polije.ac.id<p>Aglaonema adalah tanaman hias tropis yang menjadi primadona di Indonesia dengan nama ilmiah <em>Aglaonema sp</em>. Perbanyakan tanaman aglaonema umumnya cukup memakan waktu yang lama dan dapat merusak pohon induk jika dilakukan pemisahan anakan dan indukan. Perbanyakan tanaman aglaonema secara in vitro untuk mengetahui pengaruh penambahan zat pengatur tumbuh auksin 2,4-D dan sitokinin 2-iP pada media MS terhadap induksi kalus tanaman aglaonema snow white. Penelitian dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Politeknik Negeri Jember pada bulan Agustus-Desember 2023. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 Faktor. Faktor pertama perlakuan konsentrasi 2,4-D (<em>Diclorophenoxyacetic acid</em>) yaitu 6 ppm, dan 8 ppm. Faktor yang kedua yaitu perlakuan konsentrasi 2-iP (<em>Isopentenyl Adenine</em>) yaitu 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm untuk menginduksi kalus aglonema snow white. Data yang diperoleh dari penelitian ini di analisis dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji DMRT 5%. Parameter yang digunakan yaitu hari muncul kalus, perkembangan eksplan, persentase eksplan hidup, dan warna eksplan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hari muncul kalus, perkembangan eksplan, persentase ekplan hidup dan warna eksplan memberikan hasil berbeda tidak nyata.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Maulana Umar Malik, Nurul Sjamsijahhttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/704Aplikasi Pupuk SP-36 dan Hormon Giberelin Terhadap Hasil dan Mutu Benih Kacang Hijau (Vigna radiata L.)2024-10-02T13:21:21+07:00Suwardi Suwardinitavilan53@gmail.comLimfi Vilanitanitavilan53@gmail.com<p>Tanaman kacang hijau potensial untuk dikembangkan karena permintaan pasar terhadap kacang hijau terus mengalami peningkatan akan tetapi produksi di dalam negeri masih rendah. Peningkatan produksi dan mutu benih kacang hijau dapat dilakukan dengan pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk SP 36 dan hormon Giberelin terhadap peningkatan hasil dan mutu benih kacang hijau (<em>Vigna radiata</em> L.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023 di Desa Karangrejo, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah aplikasi Pupuk SP 36 terdiri dari : 100 kg/ha (P1), 150 kg/ha (P2), dan 200 kg/ha (P3). Faktor kedua yaitu aplikasi Hormon Giberelin terdiri dari: 100 ppm (G1), 175 ppm (G2), dan 250 ppm (G3). Hasil dianalisis menggunakan ANOVA, apabila menunjukkan hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 5%. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk SP 36 (P3) memberikan pengaruh nyata terhadap parameter produksi per hektar 1,73 ton/ha dan Keserempakan Tumbuh (KST) 90%. Aplikasi hormon giberelin 250 ppm (G3) memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman 42 HST 70,59 cm, dan jumlah cabang produktif 18,87 cabang. Interaksi kedua perlakuan menunjukkan berpengaruh tidak nyata (<em>ns</em>) pada parameter berat 1000 butir dan berat benih per tanaman</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Suwardi Suwardi, Limfi Vilanitahttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/767Aplikasi Rhizobium Sp Dengan Penambahan Pupuk Organik Mampu Memicu Pertumbuhan Dan Umur Berbunga Sorgum (Sorgum bicolor L.) Pada Lahan Pasiran2024-10-02T15:38:57+07:00Tirto Wahyu Widodotirtowahyuwidodo@polije.ac.idIlham Muhklisintirtowahyuwidodo@polije.ac.idSetyo Andi Nugrohotirtowahyuwidodo@polije.ac.idDaffa Ananda Lisyantotirtowahyuwidodo@polije.ac.id<p>Lahan pasiran termasuk salah satu lahan marjinal (bahan organik, hara, mikroorganisme rendah, porositas tinggi) yang berpotensi dimanfaatkan untuk budidaya tanaman melalui manajemen yang baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan umur berbunga sorgum pada lahan pasiran melalui aplikasi biofertilizer <em>Rhizobium sp </em>dan pupuk organik kotoran ayam. Percobaan dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah <em>Rhizobium sp </em>yang terdiri atas kontrol (tanpa <em>Rhizobium sp</em>), <em>Rhizobium sp </em>asal zona perakaran padi, jagung, edamame, kedelai, dan kacang tanah. Faktor kedua yakni dosis pupuk kotoran ayam yang terdiri atas 8 ton/ha, 10 ton/ha, dan 12 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi <em>Rhizobium sp </em>mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman (182,90 cm) dan diameter batang (27,84 mm) serta mempercepat pembungaan (58 hst) pada tanaman sorgum dibandingkan tanpa aplikasi <em>Rhizobium sp </em>(kontrol). <em>Rhizobium sp </em>mampu memicu pertumbuhan tanaman sorgum baik melalui mekanisme langsung dan tidak langsung. <em>Rhizobium sp </em>yang hidup bebas mampu memproduksi hormon IAA yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk memicu pertumbuhannya. Ditambah lagi aplikasi <em>Rhizobium sp </em>asal rhizosfer tanaman jagung berpengaruh signifikan dalam meningkatkan tinggi tanaman (188,70 cm) dan diameter batang (28,28 mm) serta mempercepat pembungaan (57,70 hst) pada tanaman sorgum dibandingkan dengan <em>Rhizobium sp </em>asal rizosfer tanaman padi. Kondisi ini diduga bahwa <em>Rhizobium sp </em>asal rizosfer tanaman jagung dapat tumbuh dan berkembang optimal pada zona perakaran sorgum sebab kedua zona perakaran tanaman tersebut memiliki kemiripan sehingga bakteri <em>Rhizobium sp </em>mudah beradaptasi.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Tirto Wahyu Widodo, Ilham Muhklisin, Setyo Andi Nugroho, Daffa Ananda Lisyantohttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/768Pengaruh Pemangkasan Pucuk Dan Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Produksi Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)2024-10-02T15:42:10+07:00Desi Nur Fitriadesinur.fitria01@gmail.comLeli Kurniasaridesinur.fitria01@gmail.com<p>Kacang Panjang (<em>Vigna sinensis </em>L<em>.</em>) merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam keluarga kacang-kacangan (<em>Leguminosae</em>). Namun produksi kacang panjang dikatakan belum stabil dan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Faktor – faktor yang menyebabkan fluktuasi antara lain berkurangnya luasan panen, serangan hama dan penyakit dan ketidak stabilan harga jual polong kacang panjang. Dengan harapan memperoleh hasil produksi yang optimal, penting untuk mempertimbangkan teknik budidaya yang tepat. Perlakuan pupuk organik cair dan pemangkasan adalah dua cara yang bisa memacu proses fisiologis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara pemangkasan pucuk dan POC Herbafarm terhadap produksi dan mutu benih kacang panjang. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga Desember 2023 di lahan Kelurahan Tegal Gede, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Faktor pertama adalah pemangkasan pucuk yang terdiri dari 2 MST (P1), 3 MST (P2), dan 4 MST (P3). Faktor kedua adalah POC Herbafarm yang terdiri dari 10 ml/liter air (H1), 15 ml/liter air (H2), dan 20 ml/liter air (H3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pemangkasan pucuk 4 MST dan POC Herbafarm 20 ml/liter air (P3H3) berpengaruh tidak nyata terhadap umur berbunga, dan memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah cabang produktif (8,61 cabang), jumlah polong per tanaman (27,61 polong), dan berat benih per tanaman (353,00 gram).</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Desi Nur Fitria, Leli Kurniasarihttps://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/view/710Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Dan NPK Terhadap Produksi dan Mutu Benih Kacang Hijau2024-10-02T13:45:04+07:00Andika Alfis Sharandikaalfis28@gmail.comSri Rahayuandikaalfis28@gmail.comElly Ika Daru Ika Wilujengandikaalfis28@gmail.com<p>Kacang hijau merupakan tanaman legum yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena memiliki kandungan protein yang tinggi, karbohidrat, dan vitamin. Seiring berjalannya waktu, permintaan kacang hijau semakin tinggi yang diimbangi dengan pertambahan masyarakat Indonesia. Namun, produktivitas kacang hijau pada tahun 2022 menurun 5,34% menjadi 11.42 ton/ha dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 12.03 ton/ha. Diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau dengan menyediakan benih bermutu agar produktivitas kacang hijau meningkat, sehingga produksi kacang hijau nasional dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan usaha intensifikasi meliputi perbaikan kualitas tanah dengan pupuk kandang ayam dan pemupukan NPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara pupuk kandang ayam dan pupuk NPK terhadap produksi dan mutu benih kacang hijau. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2023 di Lahan Percobaan Politeknik Negeri Jember. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama yaitu dosis pupuk kandang ayam yang terdiri dari 3 ton/ha (P<sub>1</sub>), 5 ton/ha (P<sub>2</sub>), dan 7 ton/ha (P<sub>3</sub>). Faktor kedua yaitu dosis pupuk NPK yang terdiri dari 150 kg/ha (N<sub>1</sub>), 200 kg/ha (N<sub>2</sub>), dan 250 kg/ha (N<sub>3</sub>). Data dianalisis menggunakan ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara dosis pupuk kandang ayam 7 ton/ha dan dosis pupuk NPK 200 kg/ha (P<sub>3</sub>N<sub>3</sub>) memberikan hasil tertinggi pada jumlah polong per tanaman dengan rerata 18,75 polong, berat benih per tanaman dengan rerata 15,49 gram, berat benih per plot dengan rerata 343,60 gram, dan produksi benih per hektar dengan rerata 2028,19 kg/ha.</p>2024-10-22T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2024 Andika Alfis Shar, Sri Rahayu, Elly Ika Daru Ika Wilujeng